Mohon tunggu...
Kita Setara
Kita Setara Mohon Tunggu... -

Fatherhood kitasetara.org

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Irwan Bajang: Seperti yang Indrian Koto Katakan, Jarak Menciptakan Rindu

10 Juni 2017   10:42 Diperbarui: 10 Juni 2017   11:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kitasetara.org

Nyaris kan bukan berarti tidak, jadi artinya pernah ada konflik. Konflik macam apa itu Mas Bajang?

Itu sih konflik karena pekerjaan yang secara operasional bergesekan. Semisal kita adalah pemilik dan bekerja di perusahaan yang sama. Konflik itu terjadi karena sifat bawaan kita bersinggungan seperti aku yang kurang tegas kepada karyawan, deadline molor, dan lain sebagainya. Dia bakal menegur, "Iki piye tho, nanti kita gak bisa nabung kalau kamu geraknya lamban". Konflik yang terjadi itu justru berada di area pekerjaan, bukannya hubungan dalam rumah tangga.

Kita sudah menentukan ada ruang lingkup komunal yang harus jadi perhatian bersama misalnya rumah, tabungan, rencana masa depan, dan lain-lain. Tetapi kita juga punya ranah privasi masing-masing seperti istriku yang tidak pernah membuka-buka HP milikku, meskipun HP itu tergeletak begitu aja. Kita juga paham ada beberapa hal yang bisa menimbulkan salah paham kalau tidak dikonfirmasikan lebih dulu. Nah pelajaran ini kita terapkan semenjak jaman pacaran dulu.

Berarti yang dibangun dalam hubungan Mas Bajang adalah pemahaman tentang kepribadian pasangan?

Benar, sementara pemahaman itu dibangun dari perjalanan panjang. Mulai dari aku pacaran empat tahun ditambah dengan usia pernikahan yang menginjak tahun ketiga.

Kita menyadari bahwa terlalu jauh ikut-campur dalam pergaulan komunal masing-masing justru malah membuat tidak nyaman. Semisal istri ikut dalam obrolan laki-laki yang terlalu vulgar atau aku yang ikut dalam acara hang out istri yang lebih banyak selfie juga belanja.

Meskipun awalnya bertujuan agar bisa mengetahui aktivitas pasangan, tapi malah membuat kita tidak nyaman. Cukupkan saja pada level tahu apa yang pasangan kita lakukan, setelah itu kita berikan mereka kepercayaan. Pemahaman itu kita dapatkan dari proses panjang membina hubungan.

Termasuk dalam urusan seksualitas?

Tentu saja. Kalau aku ingin berhubungan sementara istriku enggak, aku gak boleh memaksa. Bisa jadi karena dia kelelahan akibat rutinitas kerja maka aku harus mengerti keadaan itu. Demikian juga sebaliknya. Semua harus berjalan natural termasuk soal kehadiran anak. Kita tidak menunda atau mempercepat. Pernah kita cek ke dokter untuk memeriksa apakah ada masalah dan ternyata tidak. Ya sudah, kita bawa santai aja sambil jalan.

Apa rahasia kesuksesan Mas Bajang membangun pemahaman bersama istri?

Menempatkan sesuatu pada tempatnya aja. Meskipun aku diperbolehkan seminggu nongkrong di luar, aku harus paham, masak istriku aku tinggalkan sendirian di rumah. Meskipun urusan nongkrong itu penting semisal membicarakan bisnis, aku tetap harus meluangkan waktu bersama istri di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun