Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akrobat Politik Jokowi Jelang Pilpres 2024

5 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:16 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu, mayoritas basis pemilih Jokowi juga mendukung Ganjar. Begitu pula sebaliknya. Sebagian dari relawan Ganjar pernah mengusung nama Jokowi.

Kedua politikus itu memiliki gelembung pendukung yang seragam dan beririsan. Mereka menjadi representasi kekuatan politik relawan di tengah dominasi elite partai yang memiliki kuasa lebih besar.

Aspek tingginya elektabilitas Ganjar juga memiliki peran vital dalam menentukan arah akrobat politik Jokowi. Ganjar selalu menempati posisi teratas dalam berbagai hasil survei Pemilu 2024.

Catatan itu juga sempat dirasakan oleh Jokowi pada periode pemilu sebelumnya. Dengan memilih Ganjar, maka peluang kemenangan akan terjamin. Begitu pula sebaliknya, untuk bisa menang, Ganjar sangat membutuhkan dukungan Jokowi. Dari sana terlahir simbiosis mutualisme.

Jokowi ingin memastikan bahwa capres yang akan didukungnya pada 2024 nanti sanggup meraih kemenangan, sehingga bisa meneruskan agenda pembangunan kala ia sudah tidak lagi menjabat. Hal itu juga bisa memastikan suksesi kekuasaan akan berjalan dengan mulus.

Di luar kode endorsement, arah akrobat politik Jokowi juga bisa dianalisis lewat aspek kedekatan personal. Selain sama-sama terlahir di Jawa Tengah, keduanya memiliki gaya kepimpinan yang sangat identik. Selama menjabat, baik Jokowi maupun Ganjar, memang sangat gemar melakukan blusukan hingga ke pelosok-pelosok desa.

Dengan bahasa politik yang amat mudah dipahami oleh masyarakat luas, mereka seolah-olah berbagi gen dari induk yang sama alias kembar siam. Adapun di luar perspektif politik, keduanya sama-sama menyukai musik cadas (rock dan metal).

Jokowi memiliki kisah manis kala sukses meraih dua kemenangan beruntun pada Pilpres 2014 serta 2019 lalu. Harapannya, dengan memilih karakter kandidat yang identik dengan dirinya, kelak Ganjar juga mampu mengulangi romantisme itu dan melanjutkan perjuangan sang petahana.

Tensi PDIP Kian Panas

Sebagai politisi yang sudah tak memiliki kepentingan pada pemilu 2024, akrobat politik Jokowi di GBK bisa diterjemahkan sebagai bentuk unjuk kekuatan. Ia ingin menunjukkan dirinya masih punya daya tawar di panggung politik nasional.

Manuver nekat itu juga dapat dimaknai bahwa andai PDIP tidak memilih Ganjar Pranowo, masih ada gerbong lain yang bakal mengakomodasinya. Manuver itu tentu bisa menekan Megawati, sebagai penguasa absolut partai banteng merah, supaya segera memutuskan siapa yang hendak diusungnya dalam Pilpres 2024.

Tekanan itu sejatinya sudah dirasakan oleh PDIP. Hal itu terbukti dengan sikap sejumlah pengurusnya yang mengkritik manuver politik Jokowi di GBK. Dia dan relawannya dianggap telah melangkahi wewenang partai, padahal penentuan dukungan itu sepenuhnya menjadi hak prerogatif Mega sebagai ketua umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun