Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tenggelamnya Sang Surya di Pantai Kutang

12 November 2022   12:15 Diperbarui: 12 November 2022   12:36 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lamongan tidak hanya tentang soto dan WBL, ia juga bercerita mengenai "spektrum nirwana". Dihiasi pesona sang surya yang tenggelam di ufuk barat, Pantai Kutang sangat cocok dijadikan sebagai destinasi healing yang sangat eksotik-instagramable!

Bumi Nusantara lahir kala Tuhan sedang tersenyum. Bisa jadi, Sang Pencipta juga tengah bersukacita kala Lamongan mulai Ia hamparkan di Indonesia. Membentang di sisi utara Pulau Jawa, kabupaten kecil yang berjuluk Kota Soto itu menyimpan potensi "surga" yang begitu memesona.

Kini, bertambah satu lagi permata yang sempat terpendam, yang tak hanya layak untuk disinggahi, tetapi juga dirindukan. Ialah tangan-tangan kreatif masyarakat lokal yang berhasil memoles pantai yang semula tak diharapkan, menjadi wahana untuk melepaskan diri sejenak dari huru-hara kehidupan.

Jembatan pelangi Pantai Kutang, sangat estetik untuk mewarnai beranda Instagram. | Dokumentasi pribadi
Jembatan pelangi Pantai Kutang, sangat estetik untuk mewarnai beranda Instagram. | Dokumentasi pribadi

Tidak senakal namanya, Pantai Kutang adalah sebuah desa wisata yang dikelola masyarakat Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Berkat kreativitas tinggi mereka, kawasan yang awalnya hanya digunakan sebagai sandaran kapal nelayan, saat ini telah bertransformasi menjadi destinasi healing yang sangat menawan.

Selain dikenal dengan hamparan bibir pantainya, Pantai Kutang juga memiliki trek jembatan pelangi sepanjang 400 meter. Bak "spektrum nirwana", desa wisata itu akan mewarnai suasana hati setiap pengunjungnya. Jembatan kayu penuh warna itulah yang menjadi ikon serta daya tarik utama Pantai Kutang.

Trek jembatan
Trek jembatan "spektrum nirwana" di Pantai Kutang yang sangat instagramable. | Dokumentasi pribadi
Di trek jembatan spektrum nirwana ini pula para pengunjung dapat berswafoto (selfie) dengan ornamen-ornamen yang amat instagramable. Selama kaki masih berpijak di Pantai Kutang, Anda tak akan pernah kehabisan objek foto yang estetik untuk menghiasi beranda Instagram.

Seiring kaki melangkah, suasana di area wisata menjadi kian syahdu lantaran di sepanjang lintasan jembatan pelangi ini, barikade pohon bakau yang cukup lebat akan senantiasa mengiringi kita dalam melarung kepenatan duniawi.

Suasana senja di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Suasana senja di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Jika kaki sudah gontai ketika menyusuri trek jembatan yang cukup panjang, tak perlu gundah. Ada banyak gazebo yang terletak di area trek jembatan, yang siap melemaskan otot-otot kaki wisatawan supaya momen liburan tetap berwarna.

Gazebo yang terbuat dari kayu itu pun dapat menjadi tempat berswafoto yang rupawan. Rimbunnya pohon bakau tak hanya menyejukkan mata, tetapi juga memperkaya sentuhan alam pada latar belakang foto-foto Anda.

Trek jembatan kayu yang searah dengan terbit dan terbenamnya matahari makin menunjang aktivitas pengunjung yang ingin berburu sunrise dan sunset. Untuk pecinta fotografi, Pantai Kutang adalah ekosistem yang sangat strategis untuk berburu sekuens golden hour, blue hour, dan twilight. Jadi, siapkan kamera Anda!

Atmosfer Pantai Kutang kian mendayu-dayu seiring tenggelamnya sang surya di ufuk barat. Trek jembatan searah sunset dan sunrise. | Dokumentasi pribadi
Atmosfer Pantai Kutang kian mendayu-dayu seiring tenggelamnya sang surya di ufuk barat. Trek jembatan searah sunset dan sunrise. | Dokumentasi pribadi

Atmosfer Pantai Kutang kian mendayu-dayu saja kala surya mulai tenggelam di ufuk barat. Paparan spektrum cahaya senja seolah-olah siap membawa kita untuk memasuki labirin dimensi lain.

Spektrum langit senja serta jembatan penuh warna adalah perpaduan artistik yang sangat paripurna. Foto-foto yang berhasil saya abadikan pada saat senja sedang cantik-cantiknya, bisa menjadi bukti autentik bahwa daya pikat Pantai Kutang memang bukan kaleng-kaleng.

Area pantai pasir putih di Pantai Kutang kala air laut surut. Saat air laut pasang, pengunjung bisa berenang dan bermain air. | Dokumentasi pribadi
Area pantai pasir putih di Pantai Kutang kala air laut surut. Saat air laut pasang, pengunjung bisa berenang dan bermain air. | Dokumentasi pribadi

Usai menyusuri jembatan pelangi, kita akan disambut pesona permadani pasir putih. Pengunjung juga bisa berenang di sana. Arus ombak yang tenang dan dasar laut yang landai, memungkinkan anak-anak untuk bermain, bahkan berenang dengan aman. Di sana, juga disediakan ayunan yang cocok untuk berswafoto.

Bagi yang tak bisa berenang, ada kano yang disewakan untuk menyusuri bibir pantai serta menikmati Pantai Kutang dengan perspektif yang berbeda. Tarif sewanya relatif terjangkau. Pun sudah dilengkapi fasilitas jaket pelampung.

Senja sedang cantik-cantiknya. | Dokumentasi pribadi
Senja sedang cantik-cantiknya. | Dokumentasi pribadi

Sembari menikmati keindahannya, kita bisa mencicipi sajian kuliner ala pantura olahan warga setempat yang dijajakan di kedai-kedai yang dinaungi pohon pinus. Rujak, es kelapa muda, dan kuliner hasil laut adalah menu andalan mereka. Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Guna memperoleh akses masuk ke desa wisata, Anda hanya akan dikenakan tarif Rp.5000 per kepala. Sangat terjangkau, bukan? Tersedia pula lahan parkir yang luas untuk berbagai kendaraan sehingga Anda tidak perlu risau saat sedang asyik menghayati keindahan Pantai Kutang.

Selain bisa menikmati rona pantai yang estetik, kita juga bisa berburu ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Labuhan yang hanya berjarak 500 meter dari Pantai Kutang. Adanya kapal-kapal nelayan yang disandarkan di sekitar area desa wisata juga bisa menjadi objek foto yang sangat autentik.

Guna memenuhi hasrat berbelanja para wisatawan, pihak pengelola desa wisata menyediakan pusat oleh-oleh bernama Warla yang tidak jauh dari lokasi pantai. Anda bisa membeli kudapan ala pantura produk UMKM warga setempat sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah.

Desa Wisata Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Desa Wisata Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

"Mengapa harus kutang?" Bisa jadi teka-teki itulah yang menghantui benak Anda. Meski bernama Pantai Kutang, Anda tak bakal pernah menemukan kutang (bra) lagi di sana. Namun, pemberian jenama yang terkesan eksentrik dan agak nakal itu bukan tanpa alasan.

Penamaan Pantai Kutang bermula dari banyaknya sampah-sampah berserakan yang membuat wilayah di sekitar pantai menjadi amat kumuh. Uniknya, sampah itu banyak didominasi oleh bra bekas.

Menurut ketua pengelola Pantai Kutang yang juga merangkap direktur BUMDes Barokah Makmur Desa Labuhan, Ronal Aziz, melimpahnya sampah disebabkan karena kebiasaan unik warga yang akan melarung barang-barang pribadi sanak keluarganya yang telah tiada. Prosesi itu hanya bertahan hingga tahun 90-an.

Oleh pemuda setempat, kutang-kutang tak bertuan itu dirangkai pada ranting-ranting pohon bakau. Dari sana Pantai Kutang memperoleh namanya. Jenama unik itulah yang justru sukses menarik atensi masyarakat untuk berkunjung.

Spektrum langit senja serta jembatan penuh warna di Pantai Kutang, adalah perpaduan artistik yang sangat paripurna. | Dokumentasi pribadi
Spektrum langit senja serta jembatan penuh warna di Pantai Kutang, adalah perpaduan artistik yang sangat paripurna. | Dokumentasi pribadi

Ramah Berkendara

Pantai Kutang adalah saksi sejarah kala jalur sutra paling krusial di Pulau Jawa, dibangun atas inisiasi Herman Willem Daendels pada tahun 1808 silam. Sebab, lokasi pantai eksotis itu memang tidak jauh dari Jalan Raya Daendels. Jaraknya hanya 3 km dari jalur pantura tersebut.

Pantai Kutang terletak di Dusun Kentong, Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dari Jalan Raya Daendels, Anda harus melalui jalan desa dengan perkerasan jalan aspal yang mulus dengan lebar 4 meter. Klik di sini untuk melihat peta Pantai Kutang.

Selain ketersediaan lahan parkir seluas lebih dari 2400 m² di area desa wisata, infrastruktur jalan menuju ke Pantai Kutang juga sangat ramah berkendara. Setelah melalui jalan aspal, Anda akan melalui jalan paving yang tertata rapi dengan ditemani pemandangan lautan yang menawan sebelum tiba di lokasi.

Rute menuju lokasi desa wisata ini juga amat mudah. Dari pusat Kota Lamongan, Anda harus melewati jarak 59 km atau 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Lokasi Pantai Kutang pun sangat dekat dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL), yakni sekitar 22 km, yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 29 menit.

Dalam perjalanan menuju ke desa wisata, banyak ditemukan papan penunjuk arah supaya memudahkan para pengunjung yang berkunjung ke sana. Ketersediaan bengkel resmi dan umum juga terjamin. Pun sudah ada puluhan SPBU dan SPBU mini yang berada di sekitar area menuju Pantai Kutang sehingga Anda tak perlu risau ketika kehabisan bahan bakar.

Area pantai pasir putih Pantai Kutang. Pengunjung bisa berenang di sana kala air laut pasang sampai di ayunan. | Dokumentasi pribadi
Area pantai pasir putih Pantai Kutang. Pengunjung bisa berenang di sana kala air laut pasang sampai di ayunan. | Dokumentasi pribadi

Dengan infrastruktur dan aksesibilitas yang sangat akomodatif, desa wisata ini dapat diakses oleh siapa saja yang ingin mencicipi keindahan alam dan kearifan lokal masyarakat Desa Labuhan, tanpa meniadakan faktor keselamatan dalam berkendara. Label "Desa Wisata Ramah Berkendara" agaknya memang pantas untuk disematkan pada Pantai Kutang.

Membuka Potensi Desa Wisata

Upaya penataan cikal bakal Pantai Kutang dimulai pada tahun 2015 lalu oleh Karang Taruna Desa Labuhan. Kala itu, sudah ada banyak warga yang singgah ke sana. Baru pada tahun 2017, Pantai Kutang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Barokah Makmur Desa Labuhan.

Pada mulanya, biaya pembangunannya diambil dari alokasi Dana Desa. Menurut keterangan dari Pak Ronal Aziz kala saya wawancarai, pantai eksotik itu menelan dana hingga Rp.188 juta pada tahun 2017. Setelahnya, anggaran pengembangannya bersumber dari pendapatan desa wisata.

Pantai Kutang, kata Pak Ronal, sudah sering mendapatkan pembinaan serta pendampingan dari Dinas Pariwisata Lamongan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pantai itu juga sudah diverifikasi serta dicantumkan pada situs Jadesta milik Kemenparekraf, sebagai salah satu desa wisata yang layak untuk dikunjungi.

Pantai Kutang bisa menjadi pilot project (proyek percontohan) yang sangat ideal bagi masyarakat yang akan dan sedang mengembangkan desa wisata di daerah mereka masing-masing.

Selain mampu menambah Pendapatan Asli Desa (PAD), tandas Pak Ronal, desa wisata juga bisa memberdayakan warga lokal yang berimplikasi langsung pada perbaikan hajat hidup mereka.

Gazebo estetik di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Gazebo estetik di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Seluruh kegiatan wisata Pantai Kutang, mulai dari pegawai-pengelola, pekerja pemeliharaan, tukang parkir, hingga pelaku usaha di area wisata, digerakkan 100% oleh warga desa setempat. Banyak warga yang terbantu secara ekonomi setelah desa wisata resmi dibuka. Yang semula menganggur, saat ini memiliki kegiatan produktif yang menghasilkan.

Upaya pemberdayaan ekonomi kreatif warga setempat juga dilakukan dengan cara memberikan pendampingan pada UMKM yang bergerak dalam bidang kuliner. Pada masa depan, menurut Pak Ronal, akan dilakukan pembinaan bagi warga yang ingin merintis berbagai jenis produk cinderamata khas Desa Labuhan.

Berkaca dari keberhasilan warga Desa Labuhan dalam memoles pantai kumuh menjadi sebuah desa wisata yang amat menawan, ada tiga langkah yang harus ditempuh untuk mengungkap potensi pariwisata di suatu desa.

1. Pemetaan Sumber Daya Pariwisata
Pondasi paling fundamental yang harus dilakukan oleh masyarakat yang hendak membangun desa wisata, adalah dengan cara memetakan potensi pariwisata di wilayahnya. Jika wilayahnya terletak di area laut, maka desa wisata bernuansa pantai bisa menjadi pilihan yang paling jitu, seperti halnya Pantai Kutang.

Pepohonan rindang di area Desa Wisata Pantai Kutang. Selain menyejukkan suasana, juga amat cocok untuk berswafoto. | Dokumentasi pribadi
Pepohonan rindang di area Desa Wisata Pantai Kutang. Selain menyejukkan suasana, juga amat cocok untuk berswafoto. | Dokumentasi pribadi

Desa Labuhan dianugerahi pantai pasir putih dengan pepohonan lebat yang ada di sekitarnya. Keunikan yang tak dimiliki oleh desa-desa lain di wilayah itu. Dari sanalah potensi desa wisata dapat digali serta dikembangkan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa dalam model hubungan aktif-partisipatif. 

Adapun potensi yang harus dipetakan juga harus mencakup daya dukung aspek kultur, sejarah, dan lingkungan. Kultur dan sejarah yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan fisik saja, tetapi juga yang terkait dengan warisan tak benda seperti adat, tradisi, legenda, dongeng, filosofi, resep kuliner khas, dll.

Kreativitas memainkan peran integral dalam mengemas desa wisata yang memiliki ciri khas tertentu sesuai daya dukungnya masing-masing. Adapun terkait pendanaan, anggaran Dana Desa dapat menjadi solusi instan dan legal. Penyediaan sarana penunjang juga perlu diperhatikan agar desa wisata menjadi aman dan nyaman untuk dikunjungi.

2. Pengembangan SDM
Sebelum mulai membangun desa wisata, perlu adanya komitmen dan kesepakatan bersama dari seluruh elemen masyarakat. Pengembangan sebuah desa wisata harus dilandaskan pada keinginan warga untuk memajukan potensi desanya.

Kesuksesan pengembangan desa wisata akan sangat tergantung pada dukungan penuh masyarakat lokal. Mereka akan berperan sebagai tuan rumah sekaligus aktor utama dalam pengembangan desa wisata yang menyangkut perencanaan, pembangunan, dan implementasi.

Sentuhan hijau Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Sentuhan hijau Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Dalam model desa wisata, masyarakat juga lah yang menjadi objek wisatanya. Mereka harus dilibatkan secara aktif dalam setiap aktivitas pengelolaannya. Oleh sebab itu, mereka perlu diberikan pelatihan serta pendampingan untuk menambah daya tarik desa wisatanya.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga mencakup pelatihan untuk warga yang ingin berwirausaha dalam menunjang kebutuhan wisatawan saat ingin membeli oleh-oleh. Itulah yang dilakukan Pak Ronal kala menyediakan kedai dan pusat oleh-oleh kuliner. Dia juga mendorong warga untuk berpikir sekreatif mungkin guna menghasilkan nilai tambah suatu produk.

Selain itu, warga harus memiliki prinsip yang sama bahwa para wisatawan yang berkunjung ke desa wisata, hendaknya diperlakukan seperti halnya tamu yang berkunjung ke rumah mereka sendiri. Keramahan "harus" dijadikan prioritas.

3. Promosi
Promosi pariwisata menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan atas upaya peningkatan angka kunjungan di desa wisata. Melalui promosi yang optimal, potensi khas yang dimiliki desa wisata bisa diketahui secara mudah dan cepat oleh masyarakat luas sehingga mampu mendongkrak popularitasnya.

Keberadaan internet serta media sosial kian memudahkan aktivitas iklan desa wisata tanpa harus mengeluarkan dana lebih, apalagi wisatawan acap mencari informasi lewat media sosial sebelum berlibur. Kian gencar promosinya, kian banyak pula pengunjung yang datang.

Jembatan pelangi Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Jembatan pelangi Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Vitalnya Peran Kolaborasi

Desa wisata termasuk community-based tourism yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Penerapan konsep itu juga memerlukan dukungan dan kerja sama dari pemerintah dan swasta. Keduanya diharapkan bisa mengisi lubang-lubang yang belum mampu diupayakan warga.

Sebagai wujud komitmennya terhadap pengembangan sektor pariwisata serta ekonomi kreatif, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) telah bersinergi dan berkolaborasi bersama Kemenparekraf untuk menggelar ajang Festival Kreatif Lokal (FKL) di berbagai desa wisata di seluruh bumi Nusantara. Aktivitas Adira Finance dalam Festival Kreatif Lokal selengkapnya bisa dilihat pada laman berikut (klik di sini).

Kolaborasi antara Adira Finance dengan Kemenparekraf pada ajang FKL, adalah manifestasi konkret dari keberpihakan entitas swasta dan pemerintah, sebagai ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia dari jalur pariwisata lokal.

Kolaborasi keduanya berhasil memberi ruang bagi desa wisata untuk menebar pesona agar makin dikenal masyarakat luas. Betapa banyak warga yang telah terbantu dalam aspek ekonomi dengan hadirnya entitas swasta seperti Adira Finance, yang memberikan perhatian lebih pada desa wisata di Tanah Air.

Pohon lebat di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Pohon lebat di Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Mengingat Pantai Kutang masih dalam proses pendewasaan, tentunya masih banyak potensi-potensi yang bisa terus dikembangkan. Misalnya, dengan cara menambah fasilitas penunjang seperti wahana permainan anak-anak, banana boat, tur perahu, kawasan memancing, perluasan trek jembatan pelangi, serta penambahan ornamen swafoto.

Adapun pada aspek budaya, masyarakat Desa Wisata Pantai Kutang mempunyai atraksi budaya autentik pantura seperti Tari Jolo Sutro, Festival Petik Laut, Kirab Perahu, dan Festival Tongklek yang akan menambah daya tarik di mata wisatawan. Akses promosi desa wisata dengan skala masif juga masih perlu dioptimalkan.

Lubang-lubang itulah yang saya pikir sangat strategis untuk diisi oleh pihak swasta. Menyikapi hal itu, Pak Ronal mengaku, ia membuka peluang seluas-luasnya bagi pihak swasta, khususnya Adira Finance, yang ingin bekerja sama dalam mendewasakan Pantai Kutang serta ekonomi kreatif warga Labuhan.

Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan termasyhur di Nusantara. Lewat FKL, Adira Finance memiliki visi mulia untuk menggenjot kesejahteraan masyarakat di Indonesia lewat berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) berbasis komunitas/masyarakat.

Berkaca dari fakta itu, maka peran Adira Finance kian vital, mengingat pandemi telah memberikan pukulan yang sangat telak bagi industri pariwisata, terutama desa wisata. FKL menjadi upaya nyata korporasi pembiayaan yang berdiri pada 13 November 1990 itu untuk membantu pemulihan dalam sektor pariwisata dan aktivitas ekonomi kreatif pascapandemi.

Ornamen swafoto Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi
Ornamen swafoto Pantai Kutang. | Dokumentasi pribadi

Kehadiran desa wisata layaknya Pantai Kutang dan peran serta entitas swasta seperti Adira Finance, mampu memacu ketahanan sosial, ekonomi, dan budaya untuk membangun masyarakat yang berkarakter, mandiri, dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun