Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menyidik Peran Bjorka, Pahlawan atau Penjahat?

15 September 2022   18:11 Diperbarui: 17 September 2022   16:13 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hacker Bjorka. | Sumber: diolah dari WallpaperAcces.com

Sampai di titik ini, Bjorka agaknya masih cukup layak dianggap sebagai pahlawan. Setidaknya menurut para pendukungnya.

Hacktivism Bjorka

Dalam jagat siber, aksi yang diperagakan oleh Bjorka bisa diklasifikasikan sebagai hacktivism. Secara bahasa, kata hacktivism berasal dari kombinasi antara istilah hack (meretas) dan activism (aktivisme).

Hacktivism adalah penggunaan teknik-teknik peretasan sebagai manifestasi perlawanan/pembangkangan sipil guna mengkampanyekan agenda politik atau perubahan sosial tertentu. Aktivisme via peretasan ini juga melibatkan idealisme dan pemikiran kritis para pelakunya.

Menurut akar budaya dalam peretasan, hacktivism umumnya berkaitan dengan isu-isu kebebasan berbicara, hak asasi manusia (HAM), kebebasan informasi, dan tuntutan soal kebijakan pemerintah.

Adapun aktor-aktornya sering disebut sebagai hacktivist. Kata itu pertama kali diperkenalkan kelompok peretas asal Amerika Serikat, Cult of the Dead Cow, pada tahun 1994 silam.

Biasanya hacktivist akan menargetkan pemerintah, perusahaan, organisasi, individu, atau kelompok tertentu yang mereka yakini perlu untuk diperangi secara online. Itulah yang diperagakan Bjorka tatkala menjadikan data-data rahasia milik negara serta pejabatnya sebagai sasaran utama.

Tak hanya menargetkan properti digital milik targetnya, aktivitas hacktivism juga dilakukan untuk menarik atensi publik pada suatu isu yang ingin diperjuangkan oleh para hacktivist. Harapannya, publik akan mendukung gerakan mereka.

Di titik ini, Bjorka sudah melakukannya dengan sangat baik karena aksinya telah menyita atensi pemerintah serta publik Tanah Air. Bahkan, kasus-kasus krusial lain seperti pembunuhan Brigadir J oleh Sambo dkk dan pembebasan napi tipikor secara serempak, mendadak tenggelam.

Untuk melancarkan misinya, hacktivist akan melakukan berbagai macam aksi hacking seperti Denial of Service (DoS), pengrusakan situs web, replikasi situs web, doxing, pembuatan blog anonim, serta pembocoran data (data leakage).

Selain meretas dan membocorkan data para pejabat, Bjorka memang pernah membagikan pranala (link) blog yang berisi tulisan mengenai terduga pelaku pembunuhan Munir.

Dalam sejumlah pengakuannya, Bjorka mengaku bawah aksinya membobol dan mengumbar data rahasia milik pejabat adalah sebagai upaya guna mendukung demo kenaikan BBM. Aksi itu, menurut klaim sang peretas, juga dilakukan atas nama teman baiknya, sosok WNI yang sempat tinggal di Warsawa, Polandia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun