Sang tokoh dalam lagu ini juga merasa dirinya sudah tidak pantas bersanding dengan kekasihnya. Padahal, selama ini dirinya sudah berusaha keras agar bisa menjadi yang terbaik baginya.Â
Dalam liriknya, Abah Lala memberikan sebuah gambaran betapa terpuruknya seseorang jika diperlakukan sejahat itu, tanpa memedulikan perasaan pasangan. Dia terus dipaksa untuk menjadi orang lain demi memuaskan hati kekasihnya.
Hingga pada akhirnya, yang sanggup ia lakukan hanyalah mencintai kekasihnya dengan sepenuh hati. Ada harapan besar bahwa kekasihnya kelak bisa memahami dan menerima dirinya, apa adanya.
Gimana? Bagi yang merasa pernah dalam posisi ngenes semacam itu, tolong angkat tangannya!
Melalui sentuhan-sentuhan lirik yang sangat "relatable" di mata anak muda, lagu-lagu daerah pun akan naik kelas. Musik-musik daerah lain pun tentunya bisa mengikuti jejak kesuksesan serupa.
Popularitas lagu "Ojo Dibandingke" bisa dijadikan momentum kebangkitan lagu daerah, yang tak hanya layak menghiasi layar gawai dan teve, tetapi juga pantas mengiringi berbagai ajang resmi negara.
Hadirnya lagu-lagu berbahasa Jawa juga dapat menjadi pemantik semangat bagi penyanyi dari daerah lain untuk berkarya dengan mengangkat budaya dan bahasa daerahnya masing-masing. Harapannya, pemerintah selanjutnya bisa memberikan ruang untuk para generasi penerus guna menunjukkan bakatnya, sekaligus untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.
Melemaskan Tensi Politik
Tahun politik masih akan berlangsung kurang dari dua tahun lagi. Akan tetapi, astmosfer politik mulai memanas saat menentukan siapa calon presiden yang akan bertarung pada 2024 mendatang.
Selain "menggoyang" Istana Merdeka, kehadiran Farel dengan tembang "Ojo Dibandingke" telah sukses melemaskan tensi politik menjelang Pemilu 2024. Mengingat sangat banyak tokoh politik yang mleyot berjamaah dalam iringan tembang koplo Jawa yang dia bawakan.
Semua tokoh politik yang akan berjibaku dan saling sikut dalam Pemilu 2024 yang hadir di sana, tampak "jinak" di hadapan bocil berusia 12 tahun tersebut. Urat-urat syaraf politis mereka mengendur seiring dengan alunan koplo yang didendangkan.
Perlukah KPU mengundang Farel sebagai brand ambassador mereka supaya Pemilu 2024 kelak dapat berjalan dengan aman, nyaman, lancar, dan bergoyang? Asyik!!!