Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kaum Rebahan, Kartu Truf Pemilu 2024

3 Februari 2022   11:46 Diperbarui: 12 April 2022   11:16 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu Serentak 2024. | (Kompas/Handining)

Dengan sikap apatis yang dimiliki, kaum rebahan cenderung antipati dengan Pemilu, apalagi kalau mereka masih disuguhi dengan sandiwara politik, media kampanye usang, serta konten hoaks soal politik. Pasalnya, hal-hal itu lah yang bikin mereka makin jengah dengan hal-hal berbau politik hingga memutuskan untuk golput.

Menurut data KPU, tren golput konsisten mengalami kenaikan dari masa ke masa, yakni 23,30% pada Pilpres 2004, 27,45% pada 2009, dan 30,42% pada 2014. Hanya Pilpres 2019 saja yang mengalami penurunan sejak era pascareformasi. Menurut hasil hitung cepat LSI, data golput pada Pilpres 2019 hanya 19,24%.

Saya meyakini, jika tidak ada terobosan baru dari pihak partai, tren golput akan kembali naik pada Pemilu Serentak 2024. Pasalnya, sebagian besar konstituen Pemilu adalah kaum rebahan yang tak begitu tertarik dengan politik.

Kekosongan minat pada politik yang menyeruak dalam kelompok swing voters itu lah yang harus dimanfaatkan oleh setiap kontestan Pemilu 2024. Mereka harus meracik strategi revolusioner guna memperoleh suara dari kelompok anak muda itu. Perbaikan terhadap isu-isu penting yang menyita perhatian kaum rebahan juga perlu disikapi serius.

Ketika ingin menarik simpati anak muda, maka harus menyelam ke dalam dunia mereka. Dunia anak muda saat ini berada di jagat media sosial dan komunitas-komunitas dengan minat tertentu.

Isu-isu kekinian yang lebih sensitif bagi kaum pemuda seperti isu lapangan kerja, kesetaraan gender, keamanan digital, enterpreneneur, dan lingkungan hidup, harus betul-betul digarap serius oleh pengurus partai jika ingin meraup suara dari pemilih pemula.

Kreativitas dalam memanfaatkan media digital juga sangat menentukan karena kaum rebahan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengakses apa pun secara daring dan serba instan.

Adapun terkait dengan pemilihan waktu penyelanggaran yang bertepatan dengan Hari Valentine, saya tak yakin kebijakan itu akan memberikan dampak signifikan pada partisipasi politik kaum rebahan. Isu-isu yang telah saya uraikan lah yang agaknya akan memantik gairah mereka untuk berbondong-bondong datang ke TPS serta terlibat dalam proses politik.

Sudah tepat apa yang dilontarkan oleh Bung Karno. Kaum rebahan lah yang bakal mengguncangkan dunia atau setidaknya mengguncang moral para kontestan Pemilu 2024 jika tak mampu merebut simpati dan dukungan mereka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun