Namun, amat disayangkan, level gengsi K-Awards ternyata tidak tercermin dari nilai yang diperoleh para pemenangnya. Saya sempat mengirim pesan konfirmasi kepada pihak Kompasiana terkait hal itu. Persoalan yang cukup mengganjal dalam benak kami—pemenang K-Awards 2021.
Ada sejumlah poin menarik dari balasan pesan WA dan email yang saya dapat dari COO Kompasiana, Nurulloh. Ia menyebut bahwa penyesuaian hadiah bukanlah kali pertama dilakukan. Penyesuian tersebut, ungkapnya, pernah mengalami degradasi yang "sangat besar". Tolong dicatat!
Lagi-lagi sayangnya, hal itu tak terbukti dari hasil penelusuran saya. Sejak 2014, nilai hadiah K-Awards terus naik hingga Rp3 juta. Baru turun tatkala beliau mulai mengambil kendali Kompasiana selama periode 2018. Justru dalih degradasi yang sangat besar itu terjadi pada masa beliau.
Degradasi dari Rp 3 juta ke Rp 2 juta pada K-Awards 2020 lalu mungkin masih bisa dimaklumi. Pasalnya, Kompasianer yang menjadi juara ketika itu tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jakarta. Artinya, selisih Rp1 juta adalah alokasi untuk akomodasi dan transportasi.
Masih pada pesan WA yang sama, ia juga mengklaim, degradasi itu bukan di angka 50 persen, seperti yang sebelumnya saya sempat utarakan, tetapi hanya 35 persen. Saya tiba-tiba menjadi bodoh, dari mana angka 35 persen berasal?
Menurut otak saya yang jeblok dalam hal matematika, penurunan angka dari Rp2 juta ke Rp1 juta adalah 50 persen. Apakah beliau mempunyai metode khusus untuk menghitung sehingga bisa keluar nilai 35 persen? Sedari awal, yang saya utarakan cuman sebatas nilai hadiah uang. Bukan bentuk hadiah yang lain.
Lantas, apa penjelasan yang sesuai untuk menguak degradasi nominal hadiah dari Rp2 juta ke Rp1 juta pada K-Awards edisi 2021 kali ini?
Menurut COO Kompasiana, kebijakan itu dipilih karena rumah besar penulis hebat ini, sedang mengalami "krisis finansial". "Daripada hanya plakat dan sertifikat (K-Awards), tidak apa kita tetap sertakan nominal rupiah yang saat ini tersedia," tulis beliau via email.
Terkait penetapan hadiah, memang tidak ada peraturan mutlak yang mengaturnya. Namun, pengelola Kompasiana idealnya berpegang pada nilai kepatutan. Apakah dengan memberikan hadiah sebesar itu, sudah patut untuk diberikan kepada para pemenang sebuah momen yang katanya ajang kopi darat bloger paling prestisius di Galaksi Bima Sakti?
Rasanya tak perlu jauh-jauh membahas hadiah di blog competition, dibandingkan dengan nominal K-Rewards, yang dapat mencapai angka tertinggi Rp3 juta-Rp 8 juta tiap bulan, saja sudah jomplang.
Jadi, Kompasianer harus tahu sejak awal terkait hadiah yang hendak diterimanya. Pasalnya, nilai hadiah itu lah yang tidak pernah disebut pihak Kompasiana ketika kami terpilih menjadi juara. Menjadi hal yang lumrah saat kami mengasumsikan bahwa nominal hadiahnya sama dengan K-Awards edisi 2020 lalu.