Konon, berbagai jenis makhluk hidup di alam semesta yang maha luas ini sudah mengalami serangkaian evolusi selama berjuta-juta tahun. Hanya Homo sapiens lah satu-satunya organisme yang tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Mayoritas manusia masih asik bernapas lewat hidung. Sebagian lainnya terpaksa bernapas melalui mulut karena terpapar ingus. Tiada yang benar-benar berubah.
Anda masih memerlukan bantuan paru-paru untuk bernapas. Kecuali, jika Anda tergolong ke dalam persilangan antara spesies manusia dengan buah-buahan, maka terserah saja Anda mau bernapas lewat jalur mana. Jalur bebas hambatan boleh. Jalur bidik misi pun silakan. Jalur orang dalam juga diperbolehkan. Bebas.
Misalkan Anda mau hidup di bawah air selama ratusan tahun sekalipun, tidak akan pernah bisa membuat Anda punya insang, yang memungkinkan diri Anda untuk berenang dan bernapas layaknya kawanan ikan cupang.
Anda bisa melakukan riset kecil-kecilan dengan cara hidup di bawah permukaan air laut selama dua-tiga tahun saja. Saya berani menjamin, alih-alih mempunyai insang, Anda malah akan dipenuhi oleh banyak terumbu karang.
Hingga detik ini, tak ada satu pun hasil studi yang mengklaim bahwa manusia sanggup bernapas melalui kuping, atau bahkan kening. Kalaupun bisa, mereka akan dijadikan sebagai objek penelitian para ilmuwan yang lantas diawetkan di museum purbakala.
Walaupun banyak orang yang mengaku kerap bernapas sebelumnya, sayangnya, hanya sejumput orang yang mengetahui mengenai cara-cara bernapas yang baik dan betul. Hal itu tentu amat berbahaya untuk kelestarian ras manusia jika tidak diberikan penyuluhan yang memadahi.
Perlu diketahui bahwa bernapas adalah aktivitas yang wajib dilakukan berbagai jenis makhluk hidup, tepatnya sebelum makan dan minum. Enggak boleh tidak. Tentunya Anda akan kesulitan menelan makanan saat Anda lupa tidak bernapas terlebih dulu, bukan?
Kendati sangat esensial bagi kehidupan manusia, nyatanya, saya belum berhasil menemukan satu pun artikel di internet yang menjelaskan terkait cara bernapas yang baik dan betul. Di situ, Anda justru akan lebih banyak menemukan tutorial, langkah-langkah, cara, atau tip dan trik untuk mengatasi jerawat, yang menurut saya, kurang krusial demi keberlanjutan peradaban umat manusia.
Dengan jerawat yang memenuhi wajah, Anda sebenarnya masih sanggup hidup sampai ajal menjemput. Lantas, apakah Anda sanggup hidup tanpa bernapas?
Sebuah pepatah kuno menyebut bahwa jika Anda tidak bisa menemukan bacaan yang Anda butuhkan, maka tuliskanlah. Jadilah orang pertama di alam semesta yang menuliskannya.
Oleh sebab itu, sebagai ahli pada bidang pernapasan, saya mempunyai tanggung jawab besar guna membagikan tata cara bernapas sesuai kaidah yang diterapkan oleh para pendahulu kita. Faktor itu pula yang menjadi pijakan utama saya untuk menulis artikel yang maha penting ini.
Kita sudahi basa-basinya, silakan simak beberapa tutorial, cara-cara, tip dan trik tentang bernapas berikut yang bisa Anda aplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
1. Hirup-Hempaskan
Metode ini merupakan poin yang paling fundamental dari aktivitas bernapas ras manusia. Jangan pernah lupa menghirup udara melalui hidung sebelum kemudian dihempaskan lagi dan lagi, baik itu lewat hidung maupun mulut. Opsional.
Mungkin ada sebagian orang yang bisa menghempaskan udara via mata. Akan tetapi, saya tak menyarankan diri Anda untuk melakukan hal bodoh yang sama. Buat apa juga? Menghempaskan udara melalui mata tidak akan menbuat Anda mendadak jadi keren.
Di samping itu, menghirup udara terus-menurus tanpa adanya penghempasan secara konsisten bisa membuat proses pernapasan organ tubuh Anda menjadi sia-sia. Perlu diingat baik-baik. Setelah menghirup udara, apa yang perlu Anda lakukan? Ya, 100% benar. Hempaskan!
2. Biasakan
Pastikan Anda benar-benar memahami metode di atas lebih dulu sebelum Anda beranjak ke metode yang kedua. Setelah itu. Anda wajib untuk membiasakannya. Dilarang keras menjadikan pernapasan hanya sekadar iseng-iseng. Lakukanlah dengan sepenuh jiwa dan raga Anda.
Konsistensi juga menjadi poin penting dalam soal ini. Jangan sampai Anda tak konsisten. Misalnya, menghirup udara hari ini, tetapi baru mengeluarkannya pada keesokan harinya. Atau, bernapas hanya sebatas mulai hari Senin hingga Jumat saja, sementara hari Sabtu serta Minggu tidak sama sekali. Jangan.
Biasakan bernapas dengan menghirup udara dan menghempaskannya kembali pada saat itu juga. Syukur-syukur dapat dilakukan secara bersamaan. Sebab, hal itu dapat membuat proses pernapasan Anda menjadi lebih efektif.
3. Gunakan Oksigen
Pastikan selalu memanfaatkan oksigen saat Anda ingin bernapas karena hanya oksigen lah yang bisa menjaga manusia agar tetap hidup. Hal itu penting untuk disadari. Sebab, saat saya amati, masih banyak manusia yang bernapas dengan menggunakan unsur-unsur yang tidak semestinya.
Saya sempat menemukan kaum remaja yang bernapas menggunakan perantara lem. Iya, lem warna kuning yang sering Anda pakai untuk merekatkan sepatu.
Bukan justru hidup dan waras, mereka pasti mengalami teler, bahkan kejang-kejang. Jangan sekali pun Anda meniru kebiasaan yang demikian. Ingat, selalu gunakan oksigen, bukan lem sepatu.
4. Nikmatilah
Tak perlu khawatir. Belanda masih jauh. Tidak usah buru-buru tatkala bernapas. Anda harus menikmati setiap bulir-bulir oksigen yang memasuki tubuh Anda.
Rasakan setiap alunan orkestra oksigen gratisan yang Anda dapatkan langsung dari sumbernya. Betapa beruntungnya Anda hari ini lantaran masih diberikan kesehatan sehingga tak harus membeli tabung oksigen di rumah sakit. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Semoga artikel ini bisa membantu Anda untuk bernapas dengan lebih bersahaja. Yang tak kalah pentingnya, pergunakan oksigen hanya seperlunya. Bernapaslah secukupnya sebelum bernapas dilarang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI