Berakhir sudah perburuan yang sangat panjang terhadap pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Ahmad alias Ali Kalora. Tercatat sudah lima tahun para anggota Satuan Tugas (Satgas) memburu pentolan kelompok teroris yang dikenal bengis tersebut.
Pada Sabtu (18/09/2021), ia dikabarkan tewas dalam baku tembak antara Satgas Mandago Raya dengan kelompok MIT di area Pegunungan di Desa Astina, Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Selain Ali, salah satu militan MIT, Jaka Ramadhan, juga tewas di tempat yang sama. Mereka berdua memang sempat terpisah dari kelompoknya ketika baku tembak sedang berlangsung.
Sejumlah barang bukti telah diamankan dari tempat kejadian, seperti satu pucuk senjata api laras panjang M16, berbagai jenis bom, serta peralatan lainnya.
Namun sayangnya, empat anggota lain berhasil melarikan diri. Mereka adalah Askar alias Jaid, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Rekam Jejak Ali Kalora
Ali Kalora merupakan sosok sentral bagi kelompok teroris asal Sulawesi tersebut. Predikat 'Kalora' disematkan kepadanya dengan merujuk pada daerah tempat Ali dilahirkan, yakni Desa Kalora, Poso.
Kisah perjalanan Ali bersama MIT sudah berjalan sangat lama. Menurut Prayitno Ramelan dalam bukunya yang berjudul "Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan Indonesia", menyebutkan bahwa Ali telah mengikuti pentolan MIT pertama, Santoso, dalam menebar teror semenjak 2011. Bahkan, ia juga akhirnya sukses menjadi orang kepercayaannya.
Faktor kedekatan dengan Santoso serta kepiawaiannya dalam menjelalah medan gerilya (survival), membuat Ali diangkat menjadi pemimpin sebagian kelompok kecil militan MIT.
Pria berusia 40 tahun itu menjadi sosok penunjuk arah di pegunungan dan hutan Poso. Ia dinilai sangat menguasai daerah pelarian kelompoknya karena Ali adalah warga asli Kalora.
Sebagai pengikut paling senior Santoso, Ali dipilih sebagai pengganti salah satu tokoh penting MIT sebelumnya, Daeng Koro, yang tewas saat penyerbuan oleh Satgas pada bulan April 2015 silam.