Selain situs Banksy.co.uk, Banksy juga sering mengunggah karyanya melalui Instagram pribadinya (@banksy). Kita bisa melihat ratusan karyanya di sana.
Kendati tindakan melukis pada tembok termasuk ilegal, tetap saja, maha karya Banksy selalu menarik untuk diulik dan dinikmati. Tidak asal berkarya, goresan tangan dan kaleng catnya acap berkisah perihal politik, lingkungan, penindasan, kemiskinan, peperangan, keserakahan, dan kapitalisme.
Baginya, seni harus bisa menenangkan pihak yang terganggu dan mengganggu pihak yang kini nyaman pada posisinya.
Tak hanya berkarya, ia juga merupakan aktivis yang amat gemar menghibahkan karya seni untuk dilelang, hasilnya akan dipakai guna membiayai fasilitas umum serta gerakan sosial masyarakat.
Pada Juli 2020, misalnya, Banksy sukses menjual tiga lukisannya senilai 2,2 juta paun untuk disumbangkan pada sebuah rumah sakit di Betlehem, Palestina.
Bahkan, selama pandemi, Banksy juga mengimbau masyarakat supaya selalu menerapkan protokol kesehatan lewat karya-karyanya di berbagai tempat.
Sebagai seniman jalanan yang subversif, Banksy mempunyai pandangan visioner. Semua karyanya selalu mengangkat isu sosial dan politik yang akan terjadi pada masa depan.
Nama Banksy pertama kali mengemuka setelah dia membuat sebuah mural yang bertajuk "The Mild Mild West" di Bristol, Inggris, pada tahun 1999. Usai namanya dikenal, mural karya Banksy itu menjadi salah satu daya tarik dari Kota Bristol.
Mural yang dibuat pada dinding berbata merah di Stokes Croft itu menunjukkan boneka beruang yang bersiap melempar bom molotov ke arah tiga orang polisi anti huru-hara. Karya itu dibuat sebagai reaksi atas insiden di Winterstoke Road, yang mana polisi diketahui menyerang para pengunjung pesta kala itu.
Dalam "The Mild Mild West", publik bisa melihat bahwa Banksy memiliki masalah dengan aparat keamanan. Sebelumnya ia memang menyebut, pernah diburu polisi saat tengah melukis gerbong kereta.