New Shepard yang bertinggi 18,3 meter, dilengkapi dengan teknologi kombinasi roket dan kapsul, dapat meluncur secara vertikal. Berbeda dengan Unity, pesawat milik Bezos tak memerlukan pilot sebab semua sistem navigasinya dikendalikan melalui komputer yang berada di Bumi.
Misi penerbangan miliarder berusia 57 tahun itu melampaui catatan Branson. Roketnya dapat mencapai luar angkasa (100 km) ataupun dikenal dengan garis Karman. Meski begitu, keduanya sama-sama bisa merasakan sensasi melayang tanpa gravitasi.
Ambisi Bezos sempat menuai kritik. Dia dinilai telah membuang-buang uang, di mana uang pada misi tersebut sejatinya dapat digunakan untuk membayar upah karyawannya serta membantu melawan krisis perubahan iklim global.
Wisata luar angkasa juga disebut hanya akan memanjakan kalangan super kaya. Akan tetapi, Bezos mengungkap bahwa dirinya juga punya visi pada lingkungan yang tidak kalah ambisius.
Dia ingin memindahkan semua industri berat yang menghasilkan banyak polusi, ke luar angkasa supaya kelestarian serta keindahan Bumi tetap terjaga.
Ambisi yang tak kalah spektakuler juga ditunjukkan oleh Elon Musk. Tak hanya sekedar mampir di luar angkasa, ia juga hendak membuat koloni di planet Mars. Bahkan, dalam beberapa kesempatan ia mengaku ingin meninggal di sana.
Tak seperti perusahaan milik Bezos dan Branson, korporasi milik Musk, SpaceX, mempunyai sejarah yang amat panjang dalam meluncurkan armada roket jauh melampaui batas ketinggian 100 km.
Musk saat ini tengah mengembangkan sebuah armada bernama Starship yang mampu mengubah perjalanan ke ruang angkasa selamanya.
Dia memiliki visi yang mulia. Miliarder berusia 50 tahun itu ingin mengangkut peradaban umat manusia ke Mars saat Bumi terancam, taruhlah asteroid yang berpotensi melenyapkan kehidupan.