Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Kematian Keluarga Dijadikan Konten, Ada yang Salah dengan Moral Kita

7 Juni 2021   18:48 Diperbarui: 8 Juni 2021   08:30 4224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda menebak Ria Ricis, itu tidak salah. Pasalnya, dialah yang belakangan ini sukses membuat ketenangan netizen +62 terusik.

Ucapan belasungkawa tak dapat diraih, kritik dan cemooh tak dapat ditolak. Adagium itulah yang kiranya bisa menggambarkan apa yang dia alami.

Ada sekira lima video yang dia produksi, yang bertemakan kematian sang ayah. Yang lantas membuat penonton geleng-geleng kepala, dia menyisipkan beberapa iklan dalam kontennya.

Sebercanda itukah momen kematian sehingga pantas untuk dijadikan konten guna mendulang traffic dan adsense?

Akan jauh lebih baik untuk mengajak semua kru mereka guna turut berkabung dan fokus mendoakan mendiang keluarga mereka daripada harus sibuk merusak sakralitas kematian dengan urusan monetisasi konten.

Bagi saya, kematian bukanlah suatu hal yang patut untuk dipertontonkan di ruang publik. Setidaknya bukan untuk didokumentasikan secara fisik, apalagi dikomersialkan. Label "anak tidak tahu diri" kiranya layak untuk saya sandang jika saya melakukan hal demikian.

Mendulang uang dari sebuah kabar duka, sama halnya kita menari-nari di atas kematian orang lain. Terlebih lagi, mereka adalah keluarga kita sendiri. Kematian menjadi momen yang terlalu sakral untuk dikotori dengan urusan keduniawian.

Biarlah beliau istirahat dengan tenang. Jangan lagi libatkan mereka yang tiada dalam urusan duniawi, karena yang mereka butuhkan hanyalah doa.

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan bukan urusan kita. Meski demikian, sebagai figur publik, mereka memiliki tanggung jawab moral. Pasalnya, apapun yang mereka lakukan (bisa jadi) akan dicontoh oleh masyarakat luas.

Satu-satunya pelajaran berharga yang patut kita ambil dari sebuah kematian adalah, sejatinya kita semua akan mati. Hanya mereka yang moralnya terganggu yang memiliki pemikiran berbeda.

Masih banyak ide-ide lain yang layak untuk dijadikan meteri konten. Kematian keluarga tentu bukanlah pilihan materi yang bisa diterima nalar. Setidaknya bagi orang yang moralnya masih berfungsi dengan baik.

Akhir kata, semoga mereka yang tiada diberikan sebaik-baiknya tempat di akhirat. Semoga juga mereka yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun