Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

World Cup 2022 Qatar, Kafala, dan Tumbal 6.500 Pekerja

30 Maret 2021   18:57 Diperbarui: 28 April 2022   05:36 3926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Fifa World Cup Qatar 2022 oleh Timo Al-Farooq dari Flickr.com

#4. Ada empat dari sepuluh kontraktor mengaku telah menyita paspor pekerja migran, dan itu termasuk pelanggaran.

Ada lebih dari 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka telah meninggal di Qatar sejak memenangkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia sepuluh tahun silam, seperti yang dilaporkan oleh The Guardian.

Data itu didapatkan dari sumber-sumber internal pemerintah. Artinya, rata-rata dua belas pekerja migran telah meregang nyawa setiap minggunya sejak Desember 2010 tatkala jalan-jalan di Doha dipenuhi dengan kerumunan sultan yang menari-nari saat merayakan kemenangan Qatar.

Jumlah korban tewas sejatinya bisa lebih tinggi dari angka-angka itu sebab belum termasuk kematian dari beberapa negara yang mengirim pekerja ke Qatar, seperti Filipina dan Kenya. Angka kematian yang terjadi pada bulan-bulan terakhir periode tahun 2020 juga belum tercatat.

The Guardian juga mengungkap kurang adanya transparansi dalam pencatatan kematian buruh di Qatar. Kedutaan besar di Doha dan pemerintah negara pengirim tenaga kerja enggan membeberkan data, kemungkinan lantaran alasan politik.

Temuan tersebut mengungkap kegagalan Qatar dalam melindungi dua juta tenaga kerja migrannya. Mereka juga telah gagal menyelidiki pemicu dari tingginya kasus kematian di antara pekerja yang sebagian besar berusia muda.

Timnas Jerman melakukan aksi protes. Sumber: note.com
Timnas Jerman melakukan aksi protes. Sumber: note.com
Di balik data itu terdapat banyak kisah mengenai keluarga yang hancur akibat ditinggalkan oleh anggota keluarganya yang menjadi tulang punggung.

Para pesepak bola pun turut mengecam maraknya pelanggaran HAM terhadap persiapan Qatar sebagai penyelenggara. Mereka beramai-ramai menggelar aksi simbolik sebagai wujud perlawanan pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa. 

Timnas Inggris, Norwegia, Jerman, dan Belanda memprotes pelanggaran HAM pekerja asing di negara tajir melintir itu dengan mengenakan kaus khusus yang bertuliskan "Human Rights".

Meski aroma anyir sudah tercium sejak awal dan mereka telah dihujani dengan berbagai polemik, ironisnya, hingga kini belum ada wacana untuk mengevaluasi ulang pelaksanaan Piala Dunia di negeri para sultan tersebut.

FIFA menegaskan bahwa mereka masih berkomunikasi "seperti biasa" dengan komite pelaksana di Qatar. Semua masih berjalan normal. Tak satupun kekuatan manusia yang mampu menjegal mereka saat ini– lantaran sumber daya minyak mereka yang tak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun