Kekerasan berbau anti-Asia terus meningkat di AS selama pandemi. Warga keturunan Asia sering kali dinilai sebagai biang merebaknya Covid-19 di dunia. Alangkah sulit menyandang identitas Asia di AS.
Kemarin, Rabu (17/3/21), #StopAsianHate mencapai puncaknya setelah dikicaukan lebih dari satu juta cuitan oleh warganet Nusantara di jagat Twitter. Di samping itu, tagar #RacismIsNotComedy pun turut menduduki posisi teratas.
Angka kekerasan terhadap imigran Asia terus meningkat selama pandemi. Isu itu mencuat lantaran warga keturunan Asia dituding sebagai biang atas merebaknya Covid-19 di seluruh penjuru dunia.
Laporan Departemen Kepolisian New York menyebut bahwa level kekerasan yang menyasar warga keturunan Asia melonjak sebanyak 1.900% sepanjang tahun 2020 lalu.
Banyak yang telah menjadi korban atas buruknya sentimen negatif kepada ras tertentu di sana. Yang terbaru, delapan orang tewas pada insiden penembakan tiga panti pijat di wilayah Atlanta.
Penembakan itu terjadi pada Selasa (16/3) malam waktu setempat. Pelaku pertama kali melakukan "aksi koboi" di panti pijat Young's Asian. Imbasnya, dari lima orang yang tertembak, dua tewas di lokasi, dan dua tewas saat dilarikan ke rumah sakit.
Menurut laporan dari Washington Post, penyidik masih terus mendalami temuan di tiga TKP penembakan tersebut untuk mengetahui motif pelaku.
Ironisnya, dalam kasus penembakan itu, enam warga yang meregang nyawa telah teridentifikasi sebagai keturunan Asia.