Selama saya menumpang nulis di K-iana, beliau sudah saya anggap sebagai mentor dan paman saya. Artikel ini adalah wujud rasa sayang saya kepada beliau. Sebagai keponakan yang baik, saya hanya ingin Om Khrisna tidak lagi tenggelam dalam ke-geli-sahannya.
Pemakaian 'bumbu' bahasa asing dalam rumah besar kita ini sejatinya tidak akan bisa membahayakan kelestarian bahasa Indonesia. Mengapa?
Tak lain karena eksistensi beliau. Selama Khrisna Pabichara masih setia kepada K-iana dan selalu memberikan khotbahnya, kita semua tidak perlu cemas berlebihan. Bahasa Indonesia akan tetap dicintai dan dilestarikan. Bukan begitu, Om Khrisna?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!