Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Manfaat Canggih Bayam, dari Sensor Peledak hingga Jantung Tiruan

25 Februari 2021   06:53 Diperbarui: 10 Mei 2022   05:39 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan spinak (spinach) dan berbagai jenis bayam (Amaranthus) di Indonesia. | Diolah dari berbagai sumber, termasuk pertanianku.com

Mungkin penemuan ini terkesan seperti di dalam film fiksi ilmiah yang sangat futuristik, tapi para ilmuwan berhasil memodifikasi tanaman yang kita sebut bayam menjadi berbagai alat canggih!

Berabad silam, Popeye pernah berlibur ke Nusantara. Dia berlabuh di pesisir pantai utara Jawa, tepatnya di Kabupaten Tegal. Mencecap bau khas pelabuhan di negara tropis menjadi pengalaman baru baginya.

Sayang, belum juga sempat menikmati liburan, Popeye justru bertemu dengan seorang perampok yang telah berhasil merampas tas miliknya usai turun dari kapal. Ia terlihat kurus sehingga sering menjadi sasaran empuk bagi penjahat.

Celakanya, Popeye lupa tidak membawa bayam kalengan yang menjadi amunisi andalannya setiap kali harus bertarung melawan para bramacorah.

Namun, untungnya, tak jauh dari tempat itu, ada pedagang sayuran yang memang kerap kali mangkal di sekitar pelabuhan. Popeye pun bertanya, apakah ia menjual bayam yang sedang dibutuhkannya.

"Kang, ada bayam nggak?", tanya Popeye dengan napas ngos-ngosan.

Alih-alih menjawab, sang penjual sayur, Kang Bronto, malah balik bertanya. Dia merasa tidak asing dengan sosok yang berdiri di depannya itu. Popeye terlihat seperti idola anaknya dalam layar kaca.

"Bang Popeye, ya?" selidik Kang Bronto.

"Iya, Kang. Kok tahu?" jawab Popeye.

"Anak saya nge-fans berat sama Abang."

"Nanti aku kesini lagi, ya, Bang. Ini mau ngejar penjahat," tukas Popeye tergesa-gesa. "Mana bayamnya? Buruan, Bang!"

Setelah mengetahui bahwa Popeye ialah idola sang anak, Kang Bronto langsung memberikan beberapa ikat bayam secara cuma-cuma. Seraya berlari, Bang Popeye buru-buru melahapnya, tak bersisa.

"Berhenti kau, Kutu Kupret!" teriaknya sembari berlari secepat kilat.

Sang perampok yang merasa jauh lebih superior pun langsung berhenti, lantas mendekati Popeye seraya tertawa-tawa. Sebagai perampok yang terkenal bengis, dirinya kaget, ada manusia di planet ini yang punya nyali memanggilnya dengan nama sehina itu. Padahal, selama sekian tahun berkarier sebagai perampok, tak satupun setan yang segan mengusiknya.

Popeye melahap sekaleng bayam. | Happymag.tv
Popeye melahap sekaleng bayam. | Happymag.tv
Popeye yang telah melahap beberapa ikat bayam yang ia peroleh dari Kang Bronto, merasa dirinya amat perkasa. Ia berharap otot-otot bisepnya segera membesar dan meraih kekuatan legendarisnya kembali.

Dan, ia pun melancarkan pukulan secara bertubi-tubi ke badan sang kutu kupret. Anehnya, sang perampok tak sedikitpun tersakiti, malah tertawa terbahak-bahak. Pukulan demi pukulan yang bersarang di badannya, membuat tawa si bramacorah semakin keras saja.

Alangkah terkejutnya Popeye tatakala ia sadar bahwa tidak ada perubahan yang terjadi pada otot tangannya. Pantas saja sang perampok tak tampak mengerang kesakitan, apalagi tumbang.

Tanpa aba-aba, bogem mentah dari sang perampok mendarat tepat di wajahnya. Ia menggelapar di atas tanah, nyaris tewas. Darah mengucur deras dari hidungnya.

Dengan wajah penuh lebam dan benjolan sebesar klepon, ia berjalan sempoyongan. Popeye yang mengalami kekalahan telak memutuskan kembali ke pelabuhan guna menemui Kang Bronto.

"Loh, Bang, itu kenapa wajahnya benjol-benjol?" tanya Bang Bronto khawatir.

"Nganu, Bang, nganu. Tadi kepeleset di ponten pelabuhan waktu kebelet berak." kelit Popeye sambil mengelus benjolan klepon yang semakin membengkak.

"Kang, sayur yang tadi Abang kasih apa betul bayam?" Popeye memastikan.

"Iya, Bang, itu bayam." jawab Bronto.

Usai mengamati bayam yang dijual Kang Bronto secara cermat, Popeye pun berlalu dengan raut wajah gundah gulana karena ternyata....

#Miskonsepsi Bayam di Indonesia
Sebagaimana yang termaktub di dalam kamus besar Bahasa Indonesia-Inggris, kata "spinach" diartikan sebagai bayam. Apa pengertian itu sudah sesuai dengan konteks dan fakta yang sebenarnya?

Dalam bahasa Inggris, spinach memiliki nama ilmiah Spinacia oleracea. Sementara jenis sayur yang kita sebut dengan bayam memiliki sebutan ilmiah "Amaranthus". Dari nama ilmiahnya saja sudah berbeda.

Perbedaan spinak (spinach) dan berbagai jenis bayam (Amaranthus) di Indonesia. | Diolah dari berbagai sumber, termasuk pertanianku.com
Perbedaan spinak (spinach) dan berbagai jenis bayam (Amaranthus) di Indonesia. | Diolah dari berbagai sumber, termasuk pertanianku.com
Jadi, yang selama ini kita kenali sebagai bayam bukanlah spinach yang sering kali dikonsumsi oleh Popeye atau masyarakat Barat pada umumnya.

Ya, keduanya memang berasal dari satu famili yang sama, yakni Amaranthaceae. Namun, berbeda di tingkatan subfamili. Bayam termasuk ke dalam subfamili "Amaranthoideae". Sementara spinach termasuk subfamili "Chenopodioideae".

Bayam versi Indonesia oleh orang Barat dikenal dengan nama Chinese amaranth lantaran banyak tumbuh di daratan Asia, dan kemungkinan besar dahulu mereka mendapatkannya dari daratan Cina.

Selain dari wujudnya, rasa antara bayam Indonesia dengan spinak sedikit berbeda. Mungkin, kerancuan itu muncul lantaran kesalahan di dalam kartun Popeye ketika menerjemahkan kata "spinach" menjadi "bayam". Bahkan, kesalahan itu sampai detik ini masih tetap kita pertahankan.

Oleh karena itu, alih-alih mengartikan "spinach" sebagai "bayam", ilmuwan menawarkan istilah "spinak" sebagai subtitusi yang sesuai dengan klasifikasi taksonominya (belum tertulis di KBBI).

Oh, wajar saja Popeye tidak merasa otot-ototnya membesar dan bertambah kuat seperti biasanya. Ternyata, sayur yang ia konsumsi bukan spinach, tetapi bayam versi Indonesia.

Kalau sudah begitu, siapa yang harus bertanggung jawab atas nasib malang yang menimpa Popeye, Kang Bronto?

#Manfaat Canggih Spinak (Spinach)
Popeye the Sailor Man, yang mendadak berotot dan mampu menghajar Brutus setiap kali makan spinak, melahirkan kredo bahwa spinak mampu membuat manusia mendadak menjadi perkasa.

Tentu kita semua tahu jika hal itu tidak benar adanya, dan memang kartun itu dibuat dengan tujuan agar anak-anak rajin makan sayur, salah satunya spinak.

Selain sebagai kudapan yang memiliki komponen penting bagi manusia, para ilmuwan berhasil menemukan manfaat lain dari spinak. Manfaat yang begitu canggih, melibihi pandangan yang kita ketahui selama ini tentang tanaman.

Melalui sebuah rekayasa nanoteknologi, para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil mengubah spinak menjadi sebuah alat yang mampu mendeteksi bahan peledak. Tanaman itu kemudian mengirim informasi tersebut secara nirkabel kepada tim penelitian.

Menurut Euronews (2/2/2021), saat akar spinak mendeteksi nitroaromatika atau senyawa bahan peledak dalam air tanah, tabung nano karbon yang telah tertanam di dalam daun spinak akan memancarkan sinyal. Lantas, sinyal itu akan dideteksi kamera infra merah, dan mengirimkan email notifikasi kepada para ilmuwan.

Eksperimen itu bisa menjadi bagian dari bidang penelitian yang jauh lebih luas, yang melibatkan rekayasa komponen dan sistem elektronik pada berbagai macam tanaman. Teknologi mutakhir itu sendiri dikenal dengan istilah plant nanobionic.

Singkatnya, teknologi itu adalah proses rekayasa dalam memberikan tanaman kemampuan baru melibihi kemampuan dan manfaat alaminya.

"Tanaman merupakan ahli kimia analitik yang sangat piawai," ungkap Profesor Michael Strano yang memimpin riset.

"Mereka (spinak) memiliki jaringan akar yang luas di dalam tanah, terus-menerus mengambil sampel air tanah, dan selalu memiliki cara sendiri guna mengalirkan air ke dedaunan."

"Penelitian ini adalah demonstrasi baru mengenai bagaimana kita telah mampu mengatasi hambatan komunikasi antara tumbuhan dengan manusia," tambahnya.

Strano dan ilmuwan lain meyakini jika eksperimen itu dapat digunakan untuk membantu mereka dalam mendeteksi polusi dan kondisi lingkungan lainnya.

Sementara itu, pada tahun 2017 lalu, para ilmuwan Worcester Polytechnic Institute (WPI) berhasil membuat jantung tiruan menggunakan daun spinak. Ya, Kamu tidak salah baca, jantung tiruan dari daun tanaman yang kita sebut dengan bayam.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Biomaterials itu menawarkan cara baru untuk menumbuhkan sistem vaskular, yang selama ini menjadi hambatan dalam bidang rekayasa jaringan tubuh manusia.

Penampakan urat daun spinak memang cukup identik dengan pembuluh darah manusia. Tenyata kondisi itulah yang lantas digunakan oleh ilmuwan untuk memfungsikannya sebagai pembuluh darah pada jaringan tubuh manusia.

Transformasi spinak menjadi jantung tiruan. | Sumber: Worchester Polytechnic Ins. wpi.edu
Transformasi spinak menjadi jantung tiruan. | Sumber: Worchester Polytechnic Ins. wpi.edu
Mereka memodifikasi daunnya dengan menghilangkan sel-sel tanaman, dan hanya menyisakan kerangka daun yang terbuat dari senyawa selulosa.

"Selulosa bersifat biokompatibel dan sudah digunakan secara luas dalam berbagai macam aplikasi kedokteran regeneratif, seperti pada pembuatan jaringan tulang rawan, jaringan tulang, dan penyembuhan luka," tulis para ilmuwan dalam jurnal mereka.

Bayam diubah jadi jantung tiruan. | Boredpanda.com
Bayam diubah jadi jantung tiruan. | Boredpanda.com
Para ilmuwan lantas mengisi kerangka daun dengan sel-sel manusia, sehingga jaringan tubuh tersebut bisa bertumbuh dalam daun spinak dan dikelilingi oleh banyak pembuluh vena.

Tujuan utama dari penelitian itu yaitu agar bisa menggantikan jaringan tubuh yang rusak pada penderita serangan jantung atau penyakit jantung lainnya.

Sama halnya pembuluh darah manusia, pembuluh pada daun yang dimodifikasi juga mampu mengangkut oksigen ke seluruh jaringan pengganti. Hal itu akan amat krusial dalam proses pembentukan jaringan jantung yang baru.

Siapa tahu di masa depan, para ilmuwan dalam berbagai bidang di Nusantara akan termotivasi dalam menemukan kegunaan canggih lain dari bayam versi Indonesia.

Sebagai bahan utama vaksin Covid-19, mungkin? Atau, mungkin juga sebagai alat tukar pengganti Rupiah. Siapa tahu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun