Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Manfaat Canggih Bayam, dari Sensor Peledak hingga Jantung Tiruan

25 Februari 2021   06:53 Diperbarui: 10 Mei 2022   05:39 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nanti aku kesini lagi, ya, Bang. Ini mau ngejar penjahat," tukas Popeye tergesa-gesa. "Mana bayamnya? Buruan, Bang!"

Setelah mengetahui bahwa Popeye ialah idola sang anak, Kang Bronto langsung memberikan beberapa ikat bayam secara cuma-cuma. Seraya berlari, Bang Popeye buru-buru melahapnya, tak bersisa.

"Berhenti kau, Kutu Kupret!" teriaknya sembari berlari secepat kilat.

Sang perampok yang merasa jauh lebih superior pun langsung berhenti, lantas mendekati Popeye seraya tertawa-tawa. Sebagai perampok yang terkenal bengis, dirinya kaget, ada manusia di planet ini yang punya nyali memanggilnya dengan nama sehina itu. Padahal, selama sekian tahun berkarier sebagai perampok, tak satupun setan yang segan mengusiknya.

Popeye melahap sekaleng bayam. | Happymag.tv
Popeye melahap sekaleng bayam. | Happymag.tv
Popeye yang telah melahap beberapa ikat bayam yang ia peroleh dari Kang Bronto, merasa dirinya amat perkasa. Ia berharap otot-otot bisepnya segera membesar dan meraih kekuatan legendarisnya kembali.

Dan, ia pun melancarkan pukulan secara bertubi-tubi ke badan sang kutu kupret. Anehnya, sang perampok tak sedikitpun tersakiti, malah tertawa terbahak-bahak. Pukulan demi pukulan yang bersarang di badannya, membuat tawa si bramacorah semakin keras saja.

Alangkah terkejutnya Popeye tatakala ia sadar bahwa tidak ada perubahan yang terjadi pada otot tangannya. Pantas saja sang perampok tak tampak mengerang kesakitan, apalagi tumbang.

Tanpa aba-aba, bogem mentah dari sang perampok mendarat tepat di wajahnya. Ia menggelapar di atas tanah, nyaris tewas. Darah mengucur deras dari hidungnya.

Dengan wajah penuh lebam dan benjolan sebesar klepon, ia berjalan sempoyongan. Popeye yang mengalami kekalahan telak memutuskan kembali ke pelabuhan guna menemui Kang Bronto.

"Loh, Bang, itu kenapa wajahnya benjol-benjol?" tanya Bang Bronto khawatir.

"Nganu, Bang, nganu. Tadi kepeleset di ponten pelabuhan waktu kebelet berak." kelit Popeye sambil mengelus benjolan klepon yang semakin membengkak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun