(via @ChampionsLeague) pic.twitter.com/yiQGj8L1B3— ESPN FC (@ESPNFC) February 24, 2020
Kecepatan larinya sempat ia tunjukkan saat menghadapi PSG di Liga Champions. Dalam momen serangan balik, Haaland dapat menempuh jarak 60 meter hanya dalam 6,64 detik atau 36 km/jam. Amat cepat untuk sosok striker dengan tinggi nyaris dua meter. Sebagai perbandingan, rekor lari 60 meter yang dipegang oleh sprinter AS, Christian Coleman, adalah 6,34 detik. Hanya selisih 0,30 detik!
#4 Out of Possession
Selain tajam, Haaland juga efektif dalam fase bertahan lantaran kemampuannya untuk menekan lawan. Ia selalu terlihat penuh energi ketika menutup ruang dan merebut ball possession.
Gerakan menekan sporadis dari Haaland mampu memaksa bek lawan melakukan kesalahan atau melepaskan operan yang tak akurat. Pemain kelahiran Leeds, UK, itu selalu menerapkan gaya permainan semacam itu dalam setiap laga. Layaknya cyborg, stamina yang ia miliki seolah tak pernah habis lantaran ia melakukannya sampai pluit panjang dibunyikan.
Alih-alih mengikuti langkah rekannya di timnas Norwegia, Odegaard, yang hijrah ke tim elite terlalu dini, ia memutuskan untuk menerima rayuan Dortmund. Dan, keputusan itu terbukti sangat tepat!
Kala itu, Dortmund hanya mengucurkan uang senilai 20 juta euro untuk merekrut pemain bertalenta sekalibar Haaland dari RB Salzburg. Dortmund telah mengolah aset masa depannya dengan sangat baik. Menilik Transfermarkt, nilainya saat ini sudah menyentuh angka 110 juta euro.
Atas raihan gol dan performa apiknya, ia mampu menyingkirkan wonderkids lain untuk meraih trofi Golden Boy 2020. Dia memang pantas untuk mendapatkannya.
Hingga detik ini, tidak ada satu manusia pun yang dapat mengusik dominasi duo alien di jagat persepakbolaan, Messi dan Ronaldo. Mungkin, naluri cyborg dalam diri seorang Haaland sengaja diciptakan untuk menggantikan era mereka.
Beberapa saat mendatang, mereka harus merelakan panggungnya guna ditempati oleh Erling "Cyborgoal" Haaland.