Ia seolah telah diprogram menjadi cyborg yang piawai mencetak gol. Haaland begitu mematikan di area pertahanan lawan. Dengan postur yang raksasa, pemain berusia 20 tahun itu makin sulit dihentikan!
Pada tahun 1960 silam, Manfred Clynes dan Nathan S. Kline menciptakan sebuah konsep cybernetic organism (cyborg) atau sosok organisme yang sebagian anggota tubuhnya berupa biomekatronik (mesin).
Para ilmuwan meramalkan bahwa dalam kurun 200 tahun ke depan, manusia akan meningkatkan diri menjadi cyborg lewat rekayasa genetik atau perkawinan silang antara makhluk organik dengan mesin.
Hasil persilangan yang berwujud sosok cyborg itu disebut-sebut akan menjadi evolusi terbesar di bidang biologi sejak munculnya kehidupan di bumi 4 miliar tahun yang lalu.
Tampaknya, ramalan itu telah terwujud lebih cepat dari perkiraan. Meski bukan terlahir di laboratorium percobaan yang super canggih, performa fisik dan teknis makhluk ini mampu menyamai cyborg. Sosok setengah organik setengah mesin yang biasanya hanya ditemukan di film sci-fi, saat ini bisa kita amati setiap hari.
Ia dilahirkan dengan nama Erling Braut Haaland, yang "menumpang" di dalam rahim sosok ibu yang juga ditakdirkan sebagai seorang atlet, Gry Marita Braut. Sementara kemampuannya dalam olah bola ia peroleh dari materi genetik sang ayah, Alf-Inge Haaland.
![Rekor lompat jauh Haaland yang dipecahkannya pada 22 Januari 2006 silam. | Twitter @AndreOstgaard](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/02/polish-20210302-003336552-603d2594d541df3f92476379.jpg?t=o&v=770)
Karena posturnya bak raksasa, publik di Norwegia bahkan menjulukinya dengan Norse, sosok troll dalam mitologi Nordic. Wajar saja, karena Haaland mempunyai postur badan setinggi 194 cm dan berat 87 kg. Sejumlah awak media juga turut mengibaratkan Haaland seperti Arnold Schwarzenegger yang berperan sebagai Cyberdyne dalam film Terminator.
Cyborgoal, menurut eks pelatih Haaland, Erase Steenslid, menjadi predikat yang pas untuknya. Pasalnya, Haaland mampu berkembang dalam waktu yang singkat dengan porsi latihan yang sangat "gila".
Steenslid pernah membuat trek lari yang mana di satu titik Haaland diharuskan untuk memukul karung pasir. Suatu saat karung tersebut sukses ia bikin terbelah, saking kuatnya pukulan yang dilepaskan.
Predikat itu juga berasal dari kelebihan materi genetik tubuh sang striker, yang seakan diprogram untuk "membunuh". Konstruksi fisiologis dan performanya mampu mengintimidasi setiap lawan.
Ketajaman pemain Borussia Dortmund itu memang diperoleh dari kemampuan fisiknya yang melebihi manusia normal. Semasa Haaland masih belia, menurut Steenslid, ia sangat kurus. Meski begitu, ia mempunyai performa fisik luar biasa. Striker berusia 20 tahun itu mempunyai etos kerja tinggi dan wawasan tentang taktik yang sangat mumpuni.
Kecerdasan sang pemain juga ditunjang oleh metabolisme tubuh di atas manusia normal. Massa ototnya naik mencapai 15 kg hanya dalam waktu 15 bulan.
Bekas pelatih Haaland di RB Salszburg, Jesse Marsch, juga mengakui etos kerja tinggi Haaland. Ia pernah memaksanya supaya tidak berlatih terlalu keras demi menghindari cedera. Jika tidak, bintang timnas Norwegia itu bisa cepat "aus".
Karena performanya yang menonjol, ia sering diminta mengisi sesi wawancara. Uniknya, ia menjawab tiap pernyataan dengan singkat. Kebiasaan itu semakin membuatnya seperti mesin sungguhan.
Ia seolah hanya didesain sebatas untuk "membunuh", bukan untuk melayani sesi jumpa pers. Apa mungkin Haaland membutuhkan software updates?
![Erling Haaland sang robot. | Twitter @brfootball](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/02/polish-20210223-193847147-603d33ead541df5cc626b497.jpg?t=o&v=770)
Saking kuatnya, tenaga robotnya pernah membuat Joshua Kimmich harus ditandu ke luar lapangan. Pada laga bertajuk Der Klassiker Sepetember 2020 lalu. Kimmich yang gagal dalam menguasai bola, harus "berduel" dengan sang robot. Gelandang timnas Jerman itu melayangkan sebuah tackle keras untuk merebutnya kembali.
Meski berhasil menjegal Haaland, justru Kimmich yang pada akhirnya mengerang kesakitan sembari memegangi lututnya. Sementara Haaland masih tampak santai menggiring bola seolah tidak terjadi apa-apa. Benar-benar cyborg!
Secara fisik, ia lebih cocok jadi "classic number 9" atau seorang "target man". Namun, secara teknis ia amat fleksibel. Selain kedua peran itu, Haland juga bisa bermain dalam berbagai peran, mulai dari false 9, second striker, goal poacher, hingga wide forward.
Apakah fleksibilitasnya memang sengaja didesain untuk merebut peran manusia?
Selain performa tersebut, Haaland juga masih memiliki sederet kelebihan yang bisa menjadi justifikasi bahwa predikat Cyborgoal memang benar-benar layak untuk disematkan di tengah namanya.
#1 Killing Spree
Sebagai sosok cyborg, naluri pembunuh telah terpogram di dalam otaknya sejak dirinya tercipta. Haaland bahkan sudah mencatatkan gol demi gol saat usianya belum menyentuh 20 tahun.
Pada laga debutnya dengan seragam Die Borussen, ia sukses mengemas hattrick dalam 10 menit saat melawan Augsburg Januari 2020 lalu. Hingga yang terbaru, ia mencetak dua gol untuk mengandaskan Schalke dengan skor 4-0. Sampai detik ini, Haaland sudah membukukan 92 gol di level klub dalam 138 laga saja. Agresif!
#2 Movement & Positional Awareness
Salah satu komponen kunci dari naluri ofensifnya ialah penempatan posisi. Ia sangat lihai menciptakan ruang untuk dirinya sendiri. Layaknya robot, secara otomatis ia dapat mendeteksi titik buta para pemain bertahan lawan.
Haaland bukan seorang striker pemalas yang akan selalu menunggu bola di area penalti. Ia juga bukan target man yang gemar mencetak tap-in alias gol mudah di muka gawang lewat sekali sentuh. Ia akan selalu bergerak untuk mendeteksi celah di area pertahanan musuh.
The Hakimi 🤝 Haaland connection 🔥 pic.twitter.com/rJKW4VHldo— Borussia Dortmund (@BlackYellow) February 25, 2020
"Off the ball" juga menjadi kelebihannya yang sangat mencolok, taruhlah yang ia tunjukkan pada laga debutnya untuk BVB. Dalam situasi umpan silang, ia kerap kali melakukan "gerak tipu" untuk mengecoh bek lawan sebelum bergerak ke arah yang berlawanan. Tidak lama berselang, boom! Gol pun tercipta.
Atribut itu sangat krusial sebagai striker modern. Tak melulu di kotak penalti, ia bisa mencari posisi untuk memudahkan rekannya ketika ingin menyuplai umpan agar Haaland dengan sesegera mungkin memasuki mode "membunuh".
#3 Speed (Pace)
Lazimnya, striker berpostur troll bakal kesulitan berlari, serta terkesan malas dan lamban. Namun, Haaland berbeda. Kecepatannya sangat mencengangkan yang ditunjang kekuatan fisik prima.
Dengan desain fisiologisnya yang tinggi menjulang, kaki-kakinya bisa melahap jarak yang lebih jauh. Bundesliga pernah mencatat, ia dapat menempuh jarak 1,95 meter hanya dalam sekali langkah.
Erling Haaland has serious SPEED ⚡
(via @ChampionsLeague) pic.twitter.com/yiQGj8L1B3— ESPN FC (@ESPNFC) February 24, 2020
Kecepatan larinya sempat ia tunjukkan saat menghadapi PSG di Liga Champions. Dalam momen serangan balik, Haaland dapat menempuh jarak 60 meter hanya dalam 6,64 detik atau 36 km/jam. Amat cepat untuk sosok striker dengan tinggi nyaris dua meter. Sebagai perbandingan, rekor lari 60 meter yang dipegang oleh sprinter AS, Christian Coleman, adalah 6,34 detik. Hanya selisih 0,30 detik!
#4 Out of Possession
Selain tajam, Haaland juga efektif dalam fase bertahan lantaran kemampuannya untuk menekan lawan. Ia selalu terlihat penuh energi ketika menutup ruang dan merebut ball possession.
![Haaland terus menekan lawan usai kehilangan ball possession. | Diolah dari wyscout via talksport.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/02/polish-20210302-062947609-603d7908d541df4cd315c3f5.png?t=o&v=770)
Gerakan menekan sporadis dari Haaland mampu memaksa bek lawan melakukan kesalahan atau melepaskan operan yang tak akurat. Pemain kelahiran Leeds, UK, itu selalu menerapkan gaya permainan semacam itu dalam setiap laga. Layaknya cyborg, stamina yang ia miliki seolah tak pernah habis lantaran ia melakukannya sampai pluit panjang dibunyikan.
![Erling Haaland dinobatkan sebagai Man of the Match laga UCL versus Sevilla. | Twitter @ChampionsLeague](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/02/eudqqjuuuaezkk9-603d3fad8ede483a087691a4.jpeg?t=o&v=770)
Alih-alih mengikuti langkah rekannya di timnas Norwegia, Odegaard, yang hijrah ke tim elite terlalu dini, ia memutuskan untuk menerima rayuan Dortmund. Dan, keputusan itu terbukti sangat tepat!
Kala itu, Dortmund hanya mengucurkan uang senilai 20 juta euro untuk merekrut pemain bertalenta sekalibar Haaland dari RB Salzburg. Dortmund telah mengolah aset masa depannya dengan sangat baik. Menilik Transfermarkt, nilainya saat ini sudah menyentuh angka 110 juta euro.
Atas raihan gol dan performa apiknya, ia mampu menyingkirkan wonderkids lain untuk meraih trofi Golden Boy 2020. Dia memang pantas untuk mendapatkannya.
Hingga detik ini, tidak ada satu manusia pun yang dapat mengusik dominasi duo alien di jagat persepakbolaan, Messi dan Ronaldo. Mungkin, naluri cyborg dalam diri seorang Haaland sengaja diciptakan untuk menggantikan era mereka.
Beberapa saat mendatang, mereka harus merelakan panggungnya guna ditempati oleh Erling "Cyborgoal" Haaland.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI