Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inferiority Complex, Kala Pribumi Merasa Inferior di Hadapan Warga Negara Asing

19 Januari 2021   16:11 Diperbarui: 22 Januari 2021   01:31 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi rakyat Indonesia di zaman penjajahan Belanda. | Republica.com

Kolonisasi Nusantara yang berlangsung selama berabad-abad, secara senyap juga turut "merusak" struktur mental rakyat. Kolonialisme menjadi legitimasi bahwa moral pihak pengkoloni jauh lebih hebat daripada pihak yang dikolonikan.

Hal itu yang pada akhirnya menciptakan mental warga negara yang amat inferior, submisif, patuh, permisif, dan non-kritis kepada keturunan penjajah.

Lewat kolonialisme selama berabad-abad mereka menanamkan inferiority complex kepada masyarakat Tanah Air yang dulu dikenali dengan label inlander (pribumi), yang merujuk pada kelas sosial rendahan.

Saking dalamnya luka yang ditinggalkan  kaum penjajah, mental inferior itu masih dipertahankan oleh para penerus bangsa. Mental itu tetap mengendap dalam alam bawah sadar mereka.

Model berpikir semacam itu cenderung melihat orang-orang yang berkulit putih dalam strata yang lebih tinggi dari orang berkulit hitam atau berwarna. Faktanya, setelah proses dekolonisasi, mentalitas seperti itu masih melekat dan bertahan hingga kini. Apalagi, iklim politik global juga turut melanggengkannya.

Inferiority complex atau yang juga disebut kompleks inferioritas merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa atau menganggap bahwa dirinya lebih rendah dari orang-orang lain di sekitarnya.

Kondisi psikologis itu mampu membuat para pengidapnya selalu merasa dirinya inferior, lemah, minder, dan tidak lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain. Inferioritas juga bisa menenggelamkan mereka ke dalam kondisi yang semakin terpuruk, merasa kurang, tidak mampu, dan tidak berdaya.

Para pribumi beserta pasukan Siliwangi diasingkan ke Jawa Tengah akibat Perjanjian Renville. | Brilio.net
Para pribumi beserta pasukan Siliwangi diasingkan ke Jawa Tengah akibat Perjanjian Renville. | Brilio.net
Kompleks inferioritas memang sekilas mirip dengan orang dengan kepercayaan diri rendah. Hanya saja, dalam kondisi inferiority complex, seseorang menerima bahwa memang dirinya sangat inferior. Perasaan itu tertanam dalam pikirannya dan sangat sulit untuk dihapuskan.

Penerimaan dari rasa inferior tersebut bisa memicu dampak yang masif dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi tersebut mampu mempengaruhi cara mereka dalam bergaul, bergaya hidup, dan juga cara mengambil keputusan penting.

Mereka merasa tidak memiliki standar yang pantas dalam sebuah sistem sosial. Kondisi mental seperti itu biasanya akan berujung pada pemujaan yang berlebih terhadap suatu bangsa atau kelas sosial tertentu yang lebih superior, taruhlah kapada bule.

Meski sudah terbebas dari penjajahan sejak 75 tahun silam, faktanya, masih kerap dijumpai situasi yang mengagung-agungkan keturunan bangsa Kaukasian secara irasional dan membabi-buta yang dilakukan oleh generasi penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun