Bukan netizen +62 namanya jika tidak kreatif serta inovatif dalam menggunakan akun media sosial. Ritual numpang lapak di Twitter, misalnya. Unik sekaligus efektif!
Tingginya angka pengguna media sosial (medsos) dapat melahirkan keuntungan tersendiri bagi para pelaku usaha saat ini. Lewat beragam platform medsos, mereka memiliki kesempatan guna memasarkan produk dan jasanya dengan lebih mudah, murah, dan sangat efisien.
Menurut laporan riset Hootsuite "Digital Around The World 2020", dari total 268,5 juta populasi Indonesia, terdapat 160 juta orang yang telah memiliki medsos. Data demografi medsos Nusantara didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z. Â
Menilik data tersebut, aktivitas marketing lewat medsos tentu bisa menjadi andalan pelaku usaha. Selain praktis, produk juga akan jauh lebih cepat dikenal dan mampu menjangkau calon konsumen lebih luas.
Selama pandemi, jumlah obrolan terkait belanja daring di jagat Twitter meroket tajam. Menurut data yang dirilis Twitter, topik obrolan tentang belanja meningkat hingga 60% sejak bulan Maret 2020.
Statistik tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa Twitter bisa diramu menjadi ekosistem yang potensial untuk menggelar lapak jualan. Hal itulah yang selama ini sudah dimanfaatkan dengan efektif oleh warganet +62 guna mengais rezeki, terutama di tengah pandemi.
Dalam memasarkan dagangan di medsos, kreativitas adalah kunci. Semakin kreatif strategi pemasaran sebuah produk, maka akan semakin mendongkrak penjualan.
Bila berbicara tentang kreativitas netizen +62, mungkin hanya langit yang menjadi batasnya. Tidak ada sedikitpun keraguan mengenai hal tersebut.
Kecil kemungkinan kita bisa menemukan strategi brilian yang sama di akun-akun Twitter warga negara lain. Sebuah bentuk kreativitas dan inovasi yang sangat patut kita apresiasi dan acungi lima jempol.