Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aroma Seksualitas dalam Secangkir "Kopi Pangku"

22 Desember 2020   05:23 Diperbarui: 27 April 2021   08:33 9237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi pangku (warung pangkon). | Reverbnation.com

Bagi penghobi kopi Pangku, ada sensasi tersendiri ketika meneguk secangkir kopi seraya memangku-mendekap manja sang pramusaji.

Sudah pernah mendengar "kopi pangku" belum? Atau barangkali selama ini Kamu sudah menjadi pengunjung setia warung kopi plus-plus tersebut?

Kopi pangku atau warung pangku adalah praktik penjualan kopi yang juga disertai penyediaan layanan teman wanita untuk mengobrol. Sesuai namanya, kedai kopi pangku memungkinkan para pelanggan untuk memangku pramusaji wanita yang menjadi daya tarik utamanya.

Di sejumlah wilayah di Indonesia, kedai kopi yang menyediakan pelayanan plus-plus itu juga disebut dengan istilah kopi senang, warung kopi (warkop) pangkon, warkopang (warung kopi pangku), atau dakocan alias dagang kopi cantik yang merujuk kepada pramusaji wanita yang berparas rupawan dan berbusana aduhai.

Para pramusaji yang bekerja di warkop pangku lazimnya wanita berusia remaja sampai dewasa awal, kira-kira antara 18 hingga 30 tahun. Selain menyajikan kopi dan makanan ringan, beberapa warkop pangku bahkan telah dilengkapi dengan fasilitas audio-visual berupa peralatan karaoke beserta lampu kerlap-kerlip dan menu minuman keras.

Mereka biasa beroperasi mulai dari pukul 18.30 sampai 24.00. Ada juga yang buka hingga waktu subuh. Bahkan, di beberapa daerah, mereka juga berani beroperasi di siang bolong.

Aroma seksualitas tercium begitu pekat di sana. Geliat aktivitas panas di warkop pangku seringkali diasosiasikan dengan praktik prostitusi terselubung. 

Asumsi tersebut tidak sepenuhnya salah karena di beberapa warkop pangku juga menyediakan jasa esek-esek dengan tarif miring. Sebagian dari pramusaji wanita di sana merupakan mantan pekerja seks di kompleks prostitusi yang telah ditutup.

Biasanya, transaksi seks dapat dilakukan usai warung tutup. Beberapa dari mereka dapat dibawa keluar oleh para pelanggan. Ada pula warung yang menyediakan bilik cinta bertarif untuk memadu kasih.

Meski begitu, tak semua warkop pangku menyediakan jasa dan layanan ena-ena. Beberapa di antaranya bahkan melarang adanya relasi asmara antara pramusaji dengan para pelanggan. Aktivitas mereka murni untuk memberikan kanyamanan dan rekan mengobrol bagi pengunjung.

Peran pramusaji warkop pangku sekilas mirip dengan Geisha di Jepang, yang juga mempunyai tugas dalam menemani para pelanggannya untuk minum. Hanya saja, mereka tidak dibekali kemampuan seni tradisional dan kostum layaknya Geisha.

Modal utama dari pramusaji adalah fisik yang rupawan. Selain itu, mereka juga diharuskan memainkan peran sebagai sosok gadis manja dan centil yang tidak pernah segan duduk mesra di haribaan pelanggan. Kemampuan komunikasi juga penting untuk membuat para pelanggan mereka betah dan merasa nyaman.

Harga kopinya dibanderol relatif lebih tinggi dari kopi sejenis di warung kopi biasa. Secangkir Kopi Pangku dipatok mulai dari Rp5.000 sampai Rp15.000. Angka itu belum termasuk "uang jasa" pramusaji yang sudah menemani dan memberikan pelayanan ekstra.

Dari layanan plus-plus itulah warkop pangku mendapatkan popularitasnya karena memang tidak ada yang spesial dari segi racikan kopi yang disajikan.

Para pengunjung pria yang datang akan mendapatkan sambutan hangat berupa kecupan, pelukan, atau gelayutan manja. Setidaknya lirikan genit dan senyuman yang begitu menggoda dari para pelayan cantik akan selalu mengiringi langkah para pria begitu memasuki lokasi kedai.

Layaknya welcome drink di sebuah hotel mewah, "sentuhan menggoda" menjadi ramuan mujarab untuk membuat para pelanggannya betah dan ingin kembali merasakan perlakuan hangat tersebut.

Beberapa warung bahkan menetapkan tarif per jam untuk layanan mengobrol dengan para pramusaji. Jasa itu biasanya dihitung dari berapa lama pengunjung menghabiskan waktu di dalam warung.

Selain membayar kopi dan minuman lain ke kasir, pengunjung juga memberikan "mahar jajan" secara langsung kepada pramusaji atas pelayanan hangat mereka. Terkadang, justru dari uang itulah yang menjadi penghasilan terbesar pramusaji.

Warkop pangku bisa dijumpai di daerah Gresik, Lamongan, Jember, Mojokerto, Jakarta, Bogor, Pontianak, Samarinda, sejumlah daerah di area Jawa Tengah, dan beberapa wilayah lain di Nusantara.

Puluhan pramusaji diamankan oleh Satpol PP saat razia Warkop Pangku di Kabupaten Gresik (16/01/19). | (Yudhi Dwi Anggoro/Radar Gresik) Jawapos.com
Puluhan pramusaji diamankan oleh Satpol PP saat razia Warkop Pangku di Kabupaten Gresik (16/01/19). | (Yudhi Dwi Anggoro/Radar Gresik) Jawapos.com
Maraknya kopi pangku di daerah-daerah tersebut kerap ditentang oleh tokoh dan pemuka agama. Banyak pula di antaranya yang sudah digerebek dan ditutup aparat karena terbukti menjadi sarana transaksi prostitusi terselubung. Meski demikian, Warkop Pangku masih dapat dijumpai di tengah-tengah masyarakat.

Puber Kedua di Pangkuan Pramusaji

Memasuki usia 40 tahun, pria kerapkali diidentikkan dengan label puber kedua atau pubertas paruh baya (midlife crisis).

Kondisi itu dikaitkan dengan sikap lelaki yang kembali seperti remaja yang sedang kasmaran. Ketertarikan mereka tehadap lawan jenis kembali membara. Kala puber kedua melanda, konon, pria bisa menjadi lebih genit dari biasanya.

Meski istilah pubertas kedua tak pernah ada di dunia medis, tetapi ada sensasi dan perubahan yang dirasakan oleh pria yang telah memasuki usia tersebut.

Hormon-hormon seperti testosteron dan androgen yang memiliki andil terhadap kedewasaan seseorang mulai menurun. Akhirnya, hal itu membuat kepercayaan diri juga turut menurun drastis sehingga bisa memicu mereka bertindak layaknya remaja yang tengah puber.

Sensasi puber kedua dapat dideteksi dari kembali munculnya dorongan-dorongan seksual sebagai simbol dari maskulinitas. Reaksi itu menjadi wujud penolakan dan pembuktian bahwa mereka belum habis. Alih-alih tunduk dan menyerah terhadap kondisi tersebut, mereka justru melawan dan semakin mengeksplorasinya.

Berbagai upaya pun mereka praktikkan untuk membuktikan hal tersebut. Ada yang membuktikan lewat kesuksesan di bidang agama, olahraga, atau hobi baru. Ada pula yang membuktikannya dengan menggoda wanita yang lebih muda.

Taruhlah Om Rudy, 40 tahun, yang akan menyemir rambutnya dan mengenakan busana yang lebih trendy agar ia tampak lebih muda dan stylish. Parfum dan sisir tidak pernah jauh dari jangkauannya.

Penampilan parlentenya yang disertai dompet tebal mampu membangkitkan kembali aura dan kepercayaan dirinya. Ia merasa gejolak masa mudanya meronta-ronta untuk segera dilampiaskan.

Beliau juga kerap melakukan aktivitas-aktivitas ala anak muda gaul misalnya hang-out ke mall dan kafe atau bahkan nongkrong di warkop pangku.

Warkop Pangku di Tangerang. | hanyatauaja.com
Warkop Pangku di Tangerang. | hanyatauaja.com
Pria seumuran Om Rudy memang kerap terlihat di warkop pangku. Tempat itu dipilih tidak lain karena menyediakan wanita-wanita muda sebagai pramusaji.

Warung pangku mampu menawarkan "obat jenuh" bagi Om Rudy dan kawan-kawan. Mereka kerap menggunakannya sebagai sebuah ajang "tes ombak" untuk menaklukkan wanita yang lebih muda yang terkenal jinak-jinak merpati. Di mana hal itu akan cukup sulit dilakukan tanpa perantara warkop pangku.

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa warkop pangku bisa menjadi salah satu tempat ideal untuk melepas fase puber kedua bagi mereka yang merayakannya.

Isu Sosial dalam Pahitnya Kopi Pangku

Warkop pangku bukan hal yang secara tiba-tiba muncul tanpa adanya hukum sebab-akibat. Selain oleh karena adanya kebutuhan syahwat pria hidung belang, fenomena tersebut juga menyibak tabir mengenai isu sosial dalam masyarakat.

1. Eksploitasi

Warkop pangku menjadikan pramusaji sebagai daya tarik utamanya yang juga menempatkan Kaum Hawa tidak lebih dari sekedar komoditas.

Mereka dipekerjakan tak hanya sebatas meracik minuman dan menyuguhkannya kepada para pengunjung, melainkan juga memberikan layanan ekstra. Dari situlah bibit eksploitasi bermula.

Para pemilik warkop pangku lazimnya menjarat wanita-wanita muda dengan memberikan iming-iming gaji tinggi, tetapi melalui pekerjaan yang ringan.

Mereka akan memaksa pramusaji untuk memberikan layanan maksimal. Tanpa peduli apakah hal tersebut pantas untuk dilakukan atau tidak, asalkan pelanggan betah. Semakin nakal aksinya, semakin banyak pula uang yang bisa didapatkan para pemilik modal.

Adanya ancaman tertentu juga membuat para pramusaji terjebak dalam lingkaran eksploitasi. Mereka juga terancam untuk diperdagangkan dalam skema prostitusi terselubung yang sulit dihindari.

2. Ekonomi

Menjadi pramusaji di kedai kopi pangku sejatinya bukan pilihan dari hati nurani. Sebagian besar pramusaji terpaksa harus memilih profesi tersebut karena tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih layak.

Kondisi dan kemampuan ekonomi yang kian sulit membuat mereka mengambil peran yang sering dinilai "tidak pantas". Mereka rela dipandang rendah di mata masyarakat. Demi sesuap nasi, mereka juga kerap direndahkan oleh pelanggan.

Maraknya warkop pangku di sejumlah daerah mengungkap potret rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat yang terlibat, terutama pramusaji. Desakan finansial membuat Kaum Hawa tidak memiliki pilihan. Minimnya lapangan pekerjaan memaksa mereka menjadi seorang pramusaji meski terasa pahit.

3. Pendidikan

Mayoritas pramusaji berada di rentang usia sekolah, yakni setingkat SMP atau SMA. Beberapa di antara mereka belum rampung menyelesaikan pendidikan di bangku SMA akibat desakan ekonomi.

Dengan tingkat pendidikan yang rendah, mereka akan kesulitan bersaing dalam dalam dunia kerja. Menjadi pelayan di Warkop Pangku menjadi pilihan paling mungkin dan mudah bagi mereka.

Rendahnya tingkat pendidikan memaksa mereka untuk menerima pekerjaan apa saja guna bertahan hidup ataupun untuk membantu perekonomian keluarga.

Andita Lela Karlita, sosok di balik Warung Cantik di Nganjuk. (Bukan pelaku Warkop Pangku. Gambar hanya untuk mempercantik tampilan artikel). | Pojoksatu.id
Andita Lela Karlita, sosok di balik Warung Cantik di Nganjuk. (Bukan pelaku Warkop Pangku. Gambar hanya untuk mempercantik tampilan artikel). | Pojoksatu.id
Mengingat begitu banyak pramusaji yang masih berada di rentang usia sekolah dan usia produktif, andil besar dari otoritas setempat sangatlah krusial agar mereka tidak semakin terjerumus. Semakin lama dibiarkan, maka akan semakin sulit pula langkah mereka untuk dapat keluar dari jerat dunia remang-remang.

Penyediaan lapangan pekerjaan baru dan juga peningkatan kuantitas serta kualitas pendidikan masih menjadi pekerja rumah yang besar bagi pemerintah untuk segera dioptimalkan guna menghalau generasi bangsa dari rangkulan aktivitas malam.

Selama ini penutupan warkop pangku belum mampu menjawab permasalahan dalam masyarakat. Hal itu terbukti dari dibukanya kembali warkop pangku yang sama di tempat lain pasca penutupan.

Adanya pendekatan yang lebih humanis akan jauh lebih efektif. Taruhlah seperti yang dilakukan eks Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), kala menutup kompleks esek-esek terbesar di seluruh Asia Tenggara, Dolly.

Selain menerapkan rehabilitasi, Risma juga memberikan bekal keahlian kerja serta jaminan biaya hidup bagi mantan pekerja seks komersial. Memberikan dukungan secara psikologis juga sangat krusial agar mereka dapat terintegrasi kembali dalam masyarakat dan hal itu menjadi tanggung jawab kita bersama.

Jika ada kesamaan nama tokoh di dalam artikel, itu merupakan kebetulan semata dan tak ada unsur kesengajaan. Om Rudy bukan Kompasianer, apalagi Numerolog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun