Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama FEATURED

Soto Lamongan, Kuliner Hasil Kawin Silang Ayam, Telur, dan Budaya

16 Desember 2020   19:18 Diperbarui: 28 April 2022   05:43 10814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pikulan soto zaman dulu. | www.semarang.nl

Kalau dibandingkan dengan rasa nenek moyangnya (Jao To) tentu akan berbeda sebab soto Nusantara telah mengalami modifikasi baik dari segi racikan bumbu maupun selera lidah orang Indonesia.

Ragam olahan soto bisa kita temukan di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur, taruhlah Lamongan. Kabupaten mungil yang terletak 2 jam perjalanan dari Kota Surabaya itu memiliki varian soto khas yang bernama Soto Lamongan.

Pemakaian Ayam Kampung yang disuwir tipis-tipis, taburan koya, dan telur rebus adalah ciri khas utamanya. Penambahan tetelan (tulang ayam) dan ceker semakin menambah kelezatan santapan berkuah kuning yang kaya akan rempah tersebut.

Selain dimakan dengan nasi, ketupat atau lontong juga dapat dimanfaatkan sebagai pendamping Soto Lamongan disesuaikan dengan selera lidah kita.

Lazimnya varian soto itu dijajakan lewat sistem kaki lima tepi jalan atau emperan. Ciri khasnya dapat dilihat dari spanduk yang dipajang di depan lapak. Di lembar kain itu terdapat menu yang disediakan. Justru di lapak-lapak sederhana itu Soto Lamongan yang paling nikmat dijajakan.

Selain di kaki lima, kini tidak jarang pula varian soto tersebut dijumpai di restoran. Soto Lamongan juga mudah dijumpai di seluruh penjuru Indonesia.

Banderolnya pun tak membuat kantong bolong. Kita dapat menikmati kelezatan Soto Lamongan dengan merogoh kocek di kisaran Rp10 ribu hingga Rp25 ribu.

Saking populer dan melegendanya dalam hal rasa, sampai-sampai Soto Lamongan juga diabadikan lewat sebuah varian rasa mi instan produk dalam negeri. Bahkan, nama daerah asalnya pun dijuluki Kota Soto (Lamongan).

Soto Ayam Lamongan Lezat dan Sehat
Bukan Sisca Soewitomo. Bukan Renatta Moeloek. Bukan pula Farah Quinn yang menjadi chef favorit kami, melainkan ibu. Masakan-masakan mereka hanya cantik di mata, tetapi tidak di hati.

Ya, ibu kami ialah chef yang andal. Beliau selalu memasak untuk kami setiap hari. Soto (ayam) Lamongan menjadi kuliner andalannya. Setidaknya tiga atau empat kali dalam sebulan olahan itu menghiasai meja makan kami di rumah.

Pagi-pagi sekali ibu kami pergi ke pasar untuk memastikan bahan-bahan yang dibutuhkan masih dalam keadaan segar. Dipilihnya rempah-rempah yang terbaik. Yang membedakan olahan soto lain dari racikan ibu adalah sentuhan cinta. Ada cinta dalam setiap olahan ibu kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun