Mereka menempati bedeng yang terbuat dari sesek (anyaman bambu) yang tidak layak huni. Selain atapnya banyak yang berlubang, tiang penyangga rumah juga sudah miring dan nyaris roboh.
Sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga, Sokheh hanya kerja serabutan. Sementara ibunya sudah sangat renta dan hanya bisa berbaring di atas dipan.
Keluarga Ujang dan Sokheh hanyalah sebagian kecil potret kemiskinin yang juga dialami oleh saudara-saudara kita lainnya yang terpaksa mengkonsumsi "nasi jelata" untuk mencegah senyawa asam (HCl) mecerna lambung tuannya.
Lazimnya nasi aking digunakan sebagai makanan unggas. Namun, bagi sebagian lapisan masyarakat, sumber pangan dari sisa nasi yang telah dikeringkan itu juga dikonsumsi sebagai makanan alternatif, baik karena desakan ekonomi ataupun hanya selingan (bukan makanan pokok).
Sebenarnya, nasi aking bukan makanan yang layak dikonsumsi manusia karena nilai gizinya yang sudah jauh berkurang. Stigma makanan rakyat jelata yang kerap disematkan kepadanya seirama dengan warna coklat dan aromanya yang cukup menyengat.
Di Jawa Timur, nasi aking lebih popular dengan sebutan karak. Sementara di Jawa Barat bahan makanan kering itu dikenal dengan istilah nasi aron.
Sekira tahun milenium awal, nasi aking masih banyak dijumpai di tengah-tengah masyarakat desa untuk dikonsumsi. Saya pun sempat mencicipinya kala itu.
Sisa-sisa nasi yang tidak habis termakan dalam sehari, oleh nenek saya kemudian dijemur satu-dua hari di terik matahari. Agar terhindar dari serbuan jamur serta kering secara merata, nasi basah harus dibolak-balik. Usai benar-benar kering, nasi aking itu dicucinya sampai bersih guna menghilangkan sisa kuah dan lauk yang masih menempel pada nasi.
Fase jemur-cuci tidak boleh dilewatkan agar nasi tidak dijadikan substrat jamur dan bakteri. Proses tersebut juga untuk memastikan nasi aking benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Nasi aking yang sudah dicuci kemudian dikukus. Boleh juga diberi kunyit untuk menetralisir keasaman. Tekstur nasinya cukup keras seperti beras, tetapi mulai lunak kembali oleh proses pengukusan.