Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menakar "Keseksian" Sepak Bola Sebagai Gerobak Politik

8 Desember 2020   13:02 Diperbarui: 9 Desember 2020   22:05 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa saja yang memiliki relasi dengan sepak bola akan diperebutan oleh aktor-aktor politik. Setidaknya menjadi batu locatan untuk memperoleh popularitas instan dan sebagai pengeruk massa yang sangat efektif sekaligus efisien

2. Ceruk Masif
Selain dikenal sebagai permainan paling besar di jagat, sepak bola juga merupakan olahraga yang melibatkan banyak orang. Diperlukan 22 pemain yang terdiri dari dua tim untuk memulai pertandingan, belum termasuk pemain cadangan, staf pelatih, dan ofisial tim.

Hal itu yang membuat sepak bola mampu menarik massa dalam jumlah yang masif. Tentunya setiap pemain akan didukung oleh kerabat dan teman. Belum lagi para penggemar yang datang ke tribun atas dasar nasionalisme dan fanatismenya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Sport, 77% penduduk Indonesia (206 juta orang) memiliki ketertarikan pada olahraga si kulit bundar, terutama saat mendukung timnas Garuda berlaga.

Menilik masifnya massa yang mampu dikumpulkan sepak bola, menjadi hal wajar jika para aktor politik saling sikut untuk terlibat di dalamnya. Mereka akan membutuhkan banyak dukungan untuk mendongkrak citra politik, daya tawar, dan elektabilitas di arena perpolitikan.

3. Swing Voters dan Undecided Voters
Sepak bola masih merupakan salah satu gerobak politik paling seksi oleh karena melibatkan massa dalam jumlah besar, yang mayoritas termasuk swing voters dan undecided voters.

Kedua klasifikasi pemilih tersebut kerap menjadi rebutan bagi kontestan Pemilu, sebab posisi mereka secara politis masih "abu-abu" sehingga mudah digiring.

Merebut ceruk pemilih swing voters dan undecided voters adalah suatu keharusan. Keberhasilan dalam merebut keduanya merupakan satu tangga menuju tampuk kemenangan. Maka tidak perlu heran jika publik sepak bola menjadi mangsa favorit para politisi menjelang musim Pemilu.

4. Loyalitas
Suporter Indonesia dikenal mempunyai loyalitas dan fanatisme yang amat tinggi dalam mendukung kesebelasan favorit mereka. Setiap pertandingan di tataran timnas ataupun klub tidak pernah sepi dari kehadiran penonton.

Loyalitas merupakan modal yang paling mendasar bagi seorang suporter. Selain setia kepada tim, mereka juga amat loyal kepada para pemain.

Loyalitas tersebut yang kemudian akan dimanfaatkan oleh aktor-aktor politik untuk merampas simpati para seporter dengan merangkul pengurus otoritas sepak bola, petinggi klub, dan pemain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun