Namun, seiring dengan perkembangan zaman, lahir bermacam terminologi serupa menurut warna kerah terhadap jenis pekerja lainnya.
Blue Collar (Pekerja Kerah Biru)
Perkembangan kelas pekerja (working class) tidak terlepas dari revolusi industri yang berkembang dari daratan Eropa sampai ke Amerika Serikat (AS) pada awal abad ke-19. Munculnya mesin uap mengubah ekonomi agraris ke industri serta manufakur mesin.
Para pekerja industri dan pekerja "kasar" lain di AS saat itu lebih suka mengenakan seragam dengan bahan yang tahan lama dan tak harus dicuci setiap hari. Hal itu yang lantas membuat mereka memilih seragam berbahan chambray sebagai dress code saat bekerja.
Popularitas kain chambray di AS sedang tinggi-tingginya ketika itu karena dapat diolah menjadi berbagai jenis produk, mulai dari kemeja, celana panjang, sapu tangan, syal, dasi, sampai sepatu.
Bahan chambray muncul pada abad ke-16 di kota Cambrai, Prancis (dekat dengan perbatasan Belgia). Kain tersebut menjadi alternatif yang lebih ringan untuk bahan denim di wilayah Prancis Selatan.
Chambray mulai digunakan secara luas di AS pada tahun 1901, saat Angkatan Laut AS (US Navy) mulai menggunakan bahan denim dan chambray sebagai seragam kesatuan mereka.
Pada Perang Dunia II, adalah hal yang biasa untuk melihat para pelaut mengenakan kemeja chambray dan celana denim. Para pekerja di seluruh AS dengan cepat mengadopsi chambray sebagai pakaian kerja yang kemudian melahirkan istilah Blue Collar.
Terminologi Blue Collar pertama kali digunakan oleh surat kabar terbitan AS, The Alden Times, pada tahun 1924 untuk menyebut pekerja di bidang perdagangan yang melibatkan aktivitas fisik.
Chambray disukai karena kemiripannya dengan kain denim dari segi tekstur dan kekuatan. Namun, lebih lembut dan memiliki sirkulasi udara yang lebih baik.
Warna biru dinggap bisa menyamarkan kotoran dan minyak yang menempel pada pakaian para pekerja sehingga mereka terlihat lebih bersih saat sedang bekerja. Selain itu, biru juga menjadi warna populer untuk boilersuit yang melindungi pakaian mereka.