Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Atletik Artikel Utama

Telinga Cauliflower, Lencana Kehormatan Petarung UFC

27 Oktober 2020   21:25 Diperbarui: 28 Oktober 2020   11:35 5437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telinga Cauliflower Khabib Nurmagomedov | getty images via talksport.com

Telinga Cauliflower merupakan lencana kehormatan bagi para petarung. Sebuah trofi hidup.

The Eagle sukses mempertahankan sabuk juara kelas ringan setelah menghentikan perlawanan The Highlight dalam duel UFC 254 yang berlangsung pada hari Minggu (25/10/2020) di Fight Island, Abu Dhabi.

Seperti yang diprediksi sebelumnya. Tak butuh waktu lama bagi pemegang sabuk juara kelas ringan UFC asal Rusia, Khabib Nurmagomedov, untuk menghancurkan musuhnya, Justin Gaethje.

Ronde pertama berlangsung cukup sengit dan menarik. Keduanya saling bertukar pukulan. Khabib tidak segan meladeni pertarungan stand up yang dilancarkan petarung asal Amerika Serikat. Ia lebih memfokuskan pukulan-pukulanya ke arah kepala Gaethje.

Sementara Gaethje memutuskan untuk menggunakan leg kick guna menghantam kuda-kuda Khabib sekaligus menjaga jarak agar tidak dipaksa melakukan duel-duel bawah (grappling) yang menjadi keunggulan petarung andalan Dagestan.

Di dua menit terakhir ronde kedua. Usai melakukan takedown, Khabib berhasil menemukan celah untuk melancarkan triangle choke andalannya. Kuncian itu membuat Gaethje lemas tidak berdaya hingga terpaksa memilih tap-out.

Kemenangan submission atas Gaethje memperpanjang rekor tak terkalahkan Khabib menjadi 29-0. Rekor yang sangat impresif sebelum ia menyatakan pensiun.

Di luar keseruan pertarungan tersebut, pernahkah Anda memerhatikan bentuk telinga para petarung UFC?

Telinga Cauliflower para petarung UFC | diolah dari mmainsight.com
Telinga Cauliflower para petarung UFC | diolah dari mmainsight.com
Perhatikan bagian daun telinga mereka. Sebagian besar petarung UFC memiliki bentuk daun telinga yang sangat aneh dibanding telinga orang pada umumnya.

Telinga mereka terlihat membengkak dan memiliki bentuk serupa kembang kol. Dalam dunia UFC, MMA, tinju, atau sejenisnya, bentuk telinga itu bukanlah suatu hal yang asing untuk dijumpai.

Petarung seperti Khabib Nurmagomedov, Alexander Gustafsson, BJ Penn, Frankie Edgar, James Thompson, Justin Gaethje, serta Conor McGregor memiliki bentuk daun telinga aneh yang sangat mencolok.

Ultimate Fighting Championsip (UFC) merupakan jenis olahraga Mixed Martial Arts (MMA) yang sangat ekstrim. MMA memungkinkan petarung menggunakan pukulan, tendangan, bantingan, serta kuncian. Peraturan yang digunakan UFC saat ini mengacu pada regulasi MMA, yakni Unified Rules of Mixed Martial Arts.

Dalam regulasi itu disebutkan, bahwa petarung diperbolehkan untuk memukul, menyiku, menyerang dengan bahu, dan menendang bagian kepala kecuali bagian belakang kepala, belakang leher, dan area sepanjang tulang belakang (syaraf pusat).

Maka tak heran jika petarung UFC kerap mengalami cedera yang sangat ekstrim, bahkan bisa berujung pada kematian. Terlebih lagi, sarung tinju UFC berjenis open finger yang didesain agar dapat digunakan untuk melakukan teknik grappling, clinch, ataupun submission.

Selain itu, bobot sarung tinju UFC hanya sekitar 4 sampai 6 ons atau lebih ringan dari sarung tinju boxing yang berbobot 8 hingga 10 ons. Dengan bobot yang lebih ringan dan kulit yang lebih tipis maka impak pukulan akan lebih mematikan.

Adegan berdarah-darah menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para penonton. Begitu halnya bagi petarung. Memar, bengkak, keseleo, patah tulang, dan kucuran darah menjadi santapan sehari-hari mereka di atas arena octagon.

Semua jenis luka yang mereka dapatkan menjadi sebuah kebanggaan atas semua usaha keras yang mereka tempuh untuk menjadi petarung hebat dan disegani.

Salah satu cedera khas yang dimiliki oleh petarung UFC adalah Cauliflower atau di dalam dunia medis lebih dikenal dengan istilah Perichondrial Hematoma. 

Dilansir dari Hellosehat, kondisi cedera tersebut merupakan jenis kecacatan yang disebabkan oleh trauma tumpul yang langsung mengenai area telinga.

Hematoma adalah suatu kondisi ketika darah terperangkap pada bagian sekitar telinga yang mengalami trauma. Apabila cedera terus berlanjut, dapat memicu penumpukan darah (bengkak).

Akibatnya, terjadi peningkatan tekanan sehingga aliran darah di sekitarnya juga akan terganggu dan bisa berakibat pada kerusakan jaringan tulang rawan yang tidak mendapatkan suplai darah.

Bentuk telinga Cauliflower disebabkan kerusakan pada daun telinga yang tak kunjung ditangani. Bagian telinga yang rusak tersebut akan terisi dengan darah kental. Jika dibiarkan, maka darah akan mengeras dan menjadi bentuk telinga kembang kol yang permanen.

Penamaan Cauliflower Ear sendiri tidak lain karena bentuk daun telinga mirip dengan struktur kembang kol. Cedera tersebut didapatkan dari pukulan keras berkali-kali yang menjadi ciri khas full contact sport seperti UFC.

Sebenarnya, telinga Cauliflower dapat disembuhkan dengan perawatan sedini mungkin untuk mencegah deformitas permanen. Diperlukan prosedur operasi untuk mengangkat jaringan yang rusak. Pemakaian pelindung kepala (headgear) juga dapat digunakan untuk mencegah cedera Perichondrial Hematoma.

Namun, para petarung UFC hanya mau menggunakan headgear pada saat latihan. Sebagian besar dari mereka juga menolak untuk melakukan prosedur operasi guna menyembuhkan telinga mereka.

Sebagai seorang petarung sejati, mereka menolak cara tersebut. Alih-alih malu atau khawatir dengan adanya deformasi pada bentuk daun telinga, mereka justru bangga. Bahkan ada sebagian petarung yang sengaja mencederai telinganya sendiri agar terbentuk Cauliflower yang dianggap sebagai trofi hidup.

Sebuah tafsir yang lazim di dalam dunia pertarungan, semakin besar Cauliflower yang dimiliki, maka semakin tangguh seorang petarung. Bagi mereka, cedera itu bukan merupakan sebuah trauma atau cacat, melainkan ciri khas seorang atlet kontak fisik.

Telinga Cauliflower merupakan lencana kehormatan yang menunjukkan petarung tersebut memiliki jam terbang tinggi dan pengalaman bertarung yang mumpuni.

Hal itu diungkapkan oleh Randy Couture, seorang aktor sekaligus mantan petarung UFC. Ia menganggap telinga Cauliflower saat ini telah berubah menjadi lencana kehormatan dalam full contact sport.

Apa yang dahulu dianggap sebagai cedera yang tidak enak dipandang, telah menjadi lencana hidup bagi para petarung yang mampu menciptakan rasa hormat.

Bukannya tanpa bahaya, kondisi cedera yang sangat fatal pernah dirasakan oleh seorang petarung wanita UFC asal Negeri Paman Sam, Leslie Smith.

Darah mengucur deras dari telinga Leslie Smith. Telinga Cauliflower-nya meledak usai mendapat pukulan keras dari Jessica Eye (16/11/14). | Ed Mulholland via espn.com
Darah mengucur deras dari telinga Leslie Smith. Telinga Cauliflower-nya meledak usai mendapat pukulan keras dari Jessica Eye (16/11/14). | Ed Mulholland via espn.com
Telinga Cauliflower Leslie meledak usai menerima pukulan jap keras dari Jessica Eye dalam laga UFC 180 pada 2014 silam. Ya, meledak! Bukan hiperbola. Telinga Leslie benar-benar meledak kala itu.

Akibat darah yang mengucur deras dari telinga hingga ke dagunya, wasit harus menghentikan pertarungan pada ronde kedua. Leslie sempet mendapatkan jahitan dan diperbolehkan melanjutkan pertarungan. Namun, sayangnya, darah mengucur kembali dari telinganya.

Pertarungan akhirnya benar-benar harus dihentikan untuk kemenangan Jessica karena wasit menilai Leslie sudah tidak bisa melanjutkan pertarungan dengan telinga yang terus-menerus berdarah.

Uniknya, petarung wanita berjuluk The Peacemaker itu tidak merasakan sakit saat dirinya masih berada di octagon. Dan pada saat pertarungan usai, Leslie baru merasakan sakit pada telinganya.

Kepada ESPN Leslie mengatakan, bahwa ia rela kehilangan telinganya sekalipun, asal bisa meraih kemenangan saat itu. 

Leslie marah besar ketika pertarungan dihentikan. Dirinya tidak bisa menerima kekelahan semacam itu. Ia merasa masih bisa berdiri tegak, sangat fokus, serta baik-baik saja meski telinganya sempat meledak dan berdarah-darah.

Sejalan dengan petarung UFC lainnya, Leslie menilai telinga Cauliflower-nya adalah hal yang keren dan ia tidak akan melakukan operasi untuk memperbaiki bentuk telinganya. Ia akan membiarkan bentuk telinga itu seumur hidupnya.

"It's freaking evidence I've put a lot of hours on the mat to get this mark of my ear. I'm definitely not going to get it fixed. I'm going to keep it forever." ~ Leslie Smith

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun