Bentuk telinga Cauliflower disebabkan kerusakan pada daun telinga yang tak kunjung ditangani. Bagian telinga yang rusak tersebut akan terisi dengan darah kental. Jika dibiarkan, maka darah akan mengeras dan menjadi bentuk telinga kembang kol yang permanen.
Penamaan Cauliflower Ear sendiri tidak lain karena bentuk daun telinga mirip dengan struktur kembang kol. Cedera tersebut didapatkan dari pukulan keras berkali-kali yang menjadi ciri khas full contact sport seperti UFC.
Sebenarnya, telinga Cauliflower dapat disembuhkan dengan perawatan sedini mungkin untuk mencegah deformitas permanen. Diperlukan prosedur operasi untuk mengangkat jaringan yang rusak. Pemakaian pelindung kepala (headgear) juga dapat digunakan untuk mencegah cedera Perichondrial Hematoma.
Namun, para petarung UFC hanya mau menggunakan headgear pada saat latihan. Sebagian besar dari mereka juga menolak untuk melakukan prosedur operasi guna menyembuhkan telinga mereka.
Sebagai seorang petarung sejati, mereka menolak cara tersebut. Alih-alih malu atau khawatir dengan adanya deformasi pada bentuk daun telinga, mereka justru bangga. Bahkan ada sebagian petarung yang sengaja mencederai telinganya sendiri agar terbentuk Cauliflower yang dianggap sebagai trofi hidup.
Sebuah tafsir yang lazim di dalam dunia pertarungan, semakin besar Cauliflower yang dimiliki, maka semakin tangguh seorang petarung. Bagi mereka, cedera itu bukan merupakan sebuah trauma atau cacat, melainkan ciri khas seorang atlet kontak fisik.
Telinga Cauliflower merupakan lencana kehormatan yang menunjukkan petarung tersebut memiliki jam terbang tinggi dan pengalaman bertarung yang mumpuni.
Hal itu diungkapkan oleh Randy Couture, seorang aktor sekaligus mantan petarung UFC. Ia menganggap telinga Cauliflower saat ini telah berubah menjadi lencana kehormatan dalam full contact sport.
Apa yang dahulu dianggap sebagai cedera yang tidak enak dipandang, telah menjadi lencana hidup bagi para petarung yang mampu menciptakan rasa hormat.
Bukannya tanpa bahaya, kondisi cedera yang sangat fatal pernah dirasakan oleh seorang petarung wanita UFC asal Negeri Paman Sam, Leslie Smith.