Komandan sektor pertahanan Liverpool, Virgil van Dijk, terpaksa harus menepi dari medan pertempuran. Kini ia akan menghabiskan sebagian masa kompetisi di meja operasi dalam waktu panjang.
Insiden tersebut terjadi dalam laga Derby Marseyside (Minggu 18/10/20), tepatnya pada menit keenam. Berniat menyambut umpan Fabinho, van Dijk terus mengejar bola hingga ke sisi kiri gawang Everton. Bola tak kunjung diraih, justru terjangan brutal Jordan Pickford yang ia dapatkan.
Should Jordan Pickford have been sent off for this challenge on Virgil van Dijk? 😳pic.twitter.com/pQeeo06M7y— BT Sport (@btsport) October 17, 2020
Pickford melepaskan tekel setinggi lutut yang diakhiri dengan guntingan ketika akan merebut bola dari kaki Van Dijk di area kotak penalti.
Tak pelak, guntingan horor kiper timnas Inggris itu membuat van Dijk terkapar dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dirinya lantas dipapah ke luar lapangan dan posisinya digantikan oleh Joe Gomez hingga akhir laga.
Meski insiden di kotak penalti The Toffees itu sempat ditinjau ulang melalui Video Asssistant Referee (VAR), tetap saja tidak ada penalti dihadiahkan untuk The Reds.
Mereka menilai, bahwa van Dijk sudah berada dalam posisi offside pada saat ia dilanggar sehingga Pickford tidak layak untuk diganjar kartu merah.
Akibat terjangan tersebut, eks pemain Southampton itu dilaporkan mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) level tiga (kondisi cedera ACL terparah).
Cedera itu diperkirakan akan membuat pria Belanda menepi selama kurang lebih 6-8 bulan. Artinya, van Dijk baru akan kembali merumput paling tidak pada bulan April 2021.
Pertandingan yang digelar di Stadion Goodison Park itu berakhir dengan skor sama kuat 2-2 hingga pluit panjang dibunyikan.
Cedera ACL Mimpi Buruk Pemain Sepak Bola
Cedera ligamen lutut atau dalam dunia medis dikenal dengan Anterior Cruciate Ligament (ACL) injury merupakan mimpi buruk bagi pesepak bola.
Bukan tanpa alasan. Proses pemulihan jenis cedera itu membutuhkan waktu yang relatif panjang dan berpotensi besar akan kambuh di kemudian hari. Bahkan dampaknya tidak hanya menyerang aspek fisik pemain, tetapi juga mental.
Cedera ACL sebagian besar dialami oleh para atlet dalam cabang olahraga yang melibatkan gerakan berhenti mendadak, manuver cepat, berubah arah, meloncat, dan mendarat seperti sepak bola, futsal, voli, basket, dll. Gerakan tersebut dapat memicu robekan atau keseleo di bagian ligamen lutut.
Akibatnya, atlet yang mengalami kondisi itu akan sulit berjalan dengan sempurna apalagi berlaga dalam level kompetitif.
Cedera ACL kerap dialami pesepak bola karena olahraga sebelas lawan sebelas itu melibatkan aktivitas dengan intensitas tinggi serta kontak fisik antar pemain seperti halnya gerakan gunting Pickford yang mendarat di lutut van Dijk.
Para pemain seperti Ronaldo Nazario, Pierluigi Casiraghi, Stuart Holden, dan Brian Clough sempat mengalami cedera ACL dan tidak dapat sepenuhnya pulih (permanen). Mereka tidak bisa mencapai performa terbaiknya hingga pensiun.
Akan tetapi, seiring dengan pesatnya kemajuan dunia medis (physio), kini tingkat kesembuhan cedera ACL pada pesepak bola pun semakin meningkat.
Nama-nama besar seperti Ibrahimovic, Xavi, Radamel Falcao, Theo Walcott, Del Piero, serta Totti berhasil sepenuhnya pulih dan mampu kembali menunjukkan performa terbaiknya setelah mengalami cedera serupa.
Kans Liverpool Pertahankan Gelar Premier League Tanpa van Dijk
Sepak bola merupakan pemainan tim, maka logikanya, kehilangan satu pemain tidak akan terlalu memberikan dampak yang signifikan bagi sebuah kesebelasan.
Namun, tak bisa dimungkiri, setiap klub memiliki pemain kunci yang akan selalu diandalkan dalam pertandingan. Artinya, absennya pemain kunci tersebut akan meninggalkan lubang pada permainan.
Bagi Liverpool, Virgil van Dijk tak hanya sebagai benteng pertahanan, melainkan juga pemimpin di lapangan.
Absennya pemain berusia 29 tahun itu dalam skuat The Reds merupakan sebuah bencana. Apalagi mereka telah terlebih dahulu ditinggal kiper utamanya, Alisson Becker, yang diprediksi baru akan pulih pada medio November 2020.
Kinerja lini pertahanan Liverpool akan benar-benar diuji karena mereka belum pernah kehilangan van Dijk dalam jangka waktu yang lama sejak ia tiba di Anfield pada Januari 2018 silam. Apalagi musim ini performa skuat racikan Klopp tidak segahar musim sebelumnya.
Liverpool boleh kehilangan salah satu pemainnya kecuali van Dijk. Absennya pemain-pemain seperti Salah, Firmino, Henderson, atau Sadio Mane sekalipun tidak akan memberikan dampak yang terlalu signifikan bagi The Kop.
Tidak berlebihan kiranya jika menyebut peran Virgil van Dijk di Liverpool layaknya Lionel Messi dalam skuat Barcelona. Sulit tergantikan. Irreplaceable!
Ketergantungan Liverpool terhadap sosok komandan lini pertahanan itupun diungkapkan oleh sang manajer, Klopp. Bahkan ia mengibaratkan kembalinya Virgil van Dijk seperti seorang istri yang menanti sang suami keluar dari penjara.
"Kami terus menjalin kontak. Kami ada untuk dia, dia tahu itu dan kami akan menunggu dia seperti istri yang baik menunggu ketika suaminya kembali dari penjara." Ujar Klopp seperti dikutip dari Reuters.
Peran krusial bek berpostur 1,93 cm itu tercermin dari statistik dan jumlah laga yang telah ia mainkan. Selama hampir 3 tahun berseragam Liverpool, van Dijk selalu bermain di 130 pertandingan dan hanya absen di 13 laga.
Sejak debut, ia bermain 95 kali dari total 96 laga di Premier League. Bahkan pada musim lalu, van Dijk bermain setiap menit tanpa sekalipun absen kala The Reds merengkuh titel liga pertamanya sejak 30 tahun silam.
Selain itu, menurut catatan Sky Sports, skuat Klopp hanya mampu memenangi 46% laga saat van Dijk absen, berbanding 70% kemenangan pada saat ia bermain. Liverpool juga kebobolan 0,46 gol lebih banyak tanpa kehadirannya.
Van Dijk adalah perwujudan bek tengah modern yang sempurna. Tidak hanya unggul dalam body charge dan duel udara, ia juga sangat sulit dilewati. Sejak Maret 2018, menurut Sky Sports, penggawa timnas Belanda itu tak pernah sekalipun dilewati oleh pemain lawan dalam 50 laga Premier League. Sangat kokoh!
Dengan kehadiran van Dijk sekalipun, The Kop masih tampak kesulitan musim ini. Kebobolan 3 gol versus Leeds United di Anfield serta kekalahan memalukan (2-7) dari Aston Villa menjadi buktinya. Masihkah mereka berbicara gelar musim ini tanpa van Dijk?
Opsi lini belakang Liverpool kini hanya bertumpu pada Joe Gomez dan Joel Matip sebagai tanden bek tengah senior yang tersisa di tim. Akan tetapi, bukan tanpa masalah, keduanya jarang tampil sebagai duet jantung pertahanan. Mereka juga kerap inkonsisten dan rentan cedera.
Bisa saja Klopp menarik Fabinho ke lini belakang untuk menutup lubang yang ditinggalkan oleh Van Dijk. The Reds juga masih memiliki stok bek muda seperti Sepp van den Berg, Nat Phillips, atau Rhys Williams yang bisa diberikan kans untuk unjuk gigi.
Idealnya setiap klub yang tangguh harus memiliki setidaknya empat bek tengah di tim utama untuk menjaga kedalaman skuat sekaligus menjaga peluang mereka dalam memperebutkan gelar juara.
Mampukah Matip, Gomez, Fabinho, dan tiga talenta mudanya menambal lubang menganga yang ditinggalkan van Dijk?
Tanpa belanja bek tengah baru selevel van Dijk di bursa transfer Januari nanti, menurut hemat saya, Liverpool akan kesulitan untuk mempertahankan gelar Premier League.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H