Runtuhnya home advantage sejatinya pernah diteliti oleh Thomas Peeters dan rekannya, Jan C. van Ours. Dalam jurnal berjudul "Seasonal Home Advantage in English Professional Football; 1974-2018", mereka melakukan analisis data musiman dari tahun 1974 hingga 2018 di Premier League yang berfokus pada poin dan jumlah gol yang diraih tuan rumah.
Mereka sampai pada sebuah konklusi, bahwa tren home advantage di Premier League mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Maka tak heran jika banyak tim tuan rumah yang menelan kekalahan.
Performa Buruk Bek dan Kiper
Musim 2020/2021 berjalan dengan yang situasi tidak normal. Pandemi memaksa klub-klub Liga Inggris membatalkan sesi tur pramusim.
Praktis mereka hanya memanfaatkan sesi latihan rutin untuk menjaga insting dan kebugaran materi skuatnya yang mana hal itu belum cukup ideal.
Sebelumnya para pemain hanya bisa menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah masing-masing tanpa adanya porsi latihan yang memadahi.
Analis dari Sky Sports, James McFadden, meyakini para pemain akan mengalami kesulitan saat liga kembali dilanjutkan. Dibutuhkan waktu yang relatif lama guna mengembalikan level kompetitif mereka.
"Anda tidak bisa menjaga kebugaran karena tidak ada pertandingan. Anda bisa menjaga tubuh tetap fit, memaksimalkan kondisi, tetapi jika tidak ada sesi latihan klub, itu sangat sulit," jelas McFadden seperti dilansir dari Sky Sports News.
Hal itu terbukti dari sejumlah laga yang menunjukkan blunder serta kesalahan fatal yang dilakukan oleh para pemain. Posisi yang paling disorot adalah pemain bertahan dan kiper.
Asumsi itu bisa dibuktikan dari rata-rata tembakan percobaan per laga (shots per game) mengalami penurunan dibanding musim lalu. Namun, uniknya, konversi gol justru mengalami peningkatan yang sangat drastis, yakni dari 11% (musim lalu) ke 16,1% musim ini.
Dari data statistik yang saya dapatkan dari BBC Sports itu mengungkapkan, bahwa performa pemain bertahan dan kiper mengalami penurunan signifikan berdasarkan peningkatan konversi gol.