Tak cukup sampai disitu. Pria kelahiran 6 Februari 1963 tersebut terbukti gagal membangun harmoni dalam manajamen yang ditandai dengan mundurnya enam orang petinggi klub belum lama ini.
Perpecahan dalam tubuh tim juga terjadi ketika Eric Abidal yang masih menjabat sebagai direktur olahraga terlibat konflik dengan sang kapten tim, Lionel Messi.
Hubungannya dengan para punggawa Barca pun faktanya tidak jauh berbeda. Kepada Goal, La Pulga bahkan secara terbuka mengungkapkan, bahwa Barca di bawah rezim Bartomeu adalah sebuah bencana.
Pernyataan semacam itu sejatinya tidak akan terlontar dari seorang pemain yang telah mengabdikan hidupnya selama dua dekade dalam panji kebesaran Blaugrana jika Bartomeu memang melakukan segala sesuatunya dengan baik.
Lantas kekalahan telak 2-8 atas Bayern Munchen di Liga Champions 2019/20 semakin melengkapi carut-marut yang menerpa klub yang bermarkas di Camp Nou tersebut.
Usai hasil yang sangat memalukan itu, Bartomeu menjadikan Quique Setien sebagai tumbal untuk menutupi kinerja buruknya selama memimpin Barcelona.
Setidaknya perlu 16.250 tanda tangan agar mosi tidak percaya kepada Bartomeu dapat diaktifkan oleh dewan Barcelona.Â
Ternyata hasil akhir tanda tangan jauh melampaui target awal. Mereka berhasil mengumpulkan total 20.687 suara dari para Socios hingga waktu pemungutan ditutup pada Jumat waktu setempat atau 17 September 2020.
Hasil resmi penghitungan tersebut akan diumumkan sekitar 10 hingga 20 hari ke depan. Jika dua per tiga dari total suara sah menghendaki restrukturisasi, maka Bartomeu akan dicopot, dan dilanjutkan menggelar pemilihan presiden klub baru.
Meski sudah mengetahui Socios sukses melampaui syarat minimal pengaktifan mosi tidak percaya, dirinya tetap enggan melepas jabatannya.