Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Football Inflation", Tingginya Harga Pemain di Bursa Transfer

3 September 2020   20:15 Diperbarui: 4 September 2020   11:30 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neymar, Mbappe, Coutinho, dan Nasser Al-Khelaifi | fichajes.com

Kapitalisasi menempatkan pemain sebagai salah satu aset investasinya. Sehingga, selain mendulang prestasi, pemain juga menjadi bagian dari bisnis itu sendiri--untuk mendatangkan keuntungan.

Ajax dan Southampton adalah klub yang memiliki akademi terbaik di Eropa. Pengembangan akademi mereka terkesan bukan untuk membangun kejayaan klub, melainkan hanya untuk dijual. Pemain-pemain jebolan akademinya dihargai mahal oleh klub-klub kaya Eropa. Hal itu semakin menegaskan posisi pemain sebagai salah satu lini bisnis klub.

Kualitas dan popularitas para pemain juga memiliki pengaruh yang cukup masif terhadap naiknya harga di bursa transfer. Label harga lazimnya akan berbanding lurus dengan kualitas dan popularitasnya. Meski dalam beberapa kasus, harga tak selalu berkaitan dengan kualitas seorang pemain. Mungkin saja pemain dihargai lebih murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih tinggi karena adanya tawar menawar.

Bagi pemain yang memiliki popularitas tinggi akan memudahkan klub untuk meraih keuntungan dari marchandise. Sehingga label mahal pemain bintang sebanding dengan hasil penjualan marchandise-nya.

Seorang pemain juga akan dihargai tinggi jika menjadi target banyak klub. Sesuai hukum ekonomi, ketika permintaan terhadap barang melesat maka harga barang tersebut juga akan meningkat. Begitu halnya dengan pesepakbola yang akan semakin mahal jika banyak klub yang meminatinya.

Stigma pemain berlabel mahal juga melekat pada pemain didikan klub Inggris. Hal ini disebabkan oleh regulasi dari The FA yang mewajibkan setiap klub peserta liga mendaftarkan 8 pemain homegrown yang mulai diterapkan pada musim 2014/15.

Pemain homegrown ialah pemain binaan akademi klub bersangkutan. Pemain itu tidak harus berasal dari Inggris, namun setidaknya meraka sudah tiga tahun membela klub asal Negeri Ratu Elizabeth itu sebelum berusia 21 tahun.

Mau tidak mau setiap klub yang memiliki kekurangan kuota tersebut akan berburu pemain homegrown berapa pun harganya. Inilah yang menjadi salah satu alasan para pemain Inggris lebih mahal daripada non-Inggris.

Pendapatan terbesar klub di liga top Eropa | statista.com
Pendapatan terbesar klub di liga top Eropa | statista.com
Selain itu, alasan mahalnya para pemain Inggris juga bisa dicerminkan melalui revenue yang mereka dapatkan dari hak siar, sponsor, marchandise dan lain sebagainya yang setiap tahun hampir selalu naik.

Premier League sukses menduduki klasemen teratas di antara 5 liga top Eropa dalam hal revenue. Tidak heran jika klub-klub Inggris sangat boros di bursa transfer karena pendapatan mereka dari sejumlah unit bisnis juga sangat tinggi dibandingkan dengan liga-liga lain di dunia.

Semakin banyak uang dan pihak yang dilibatkan dalam sepak bola, seperti hak siar, tiket, stadion, sponsor, marchandise, staff ofisial klub, dan agen pemain maka semakin tinggi pula tren harga pemain sebagai eksesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun