"Ich bin ein Raumdeuter"
FC Barcelona 2-8 FC Bayern Munchen. Sebuah malam yang teramat kelam bagi Barcelona dan semua penggemarnya di seluruh penjuru dunia.
Bayern Munchen mengajarkan anak asuh Quique Setien cara bermain sepak bola. Barcelona lagi-lagi harus tersingkir dengan margin skor yang sangat memalukan.Â
Pada laga yang berlangsung di Estadio da Luz, Lisbon, Sabtu (15/8/20), skuad FC Hollywood menghancurkan Barcelona dua kali.
Pertama, mendepak klub Catalan dari partai delapan besar Liga Champions (UCL). Kedua, memastikan kekalahan mereka dengan lesakan 8 gol hanya dalam satu pertandingan.
Laga tersebut seakan hanya menjadi partai ulangan dari musim 2012/13, dimana saat itu Barcelona juga dibabat dengan skor yang tak kalah telak.
Bayern yang kala itu diarsiteki Jupp Heynckes, melaju ke partai final lewat keunggulan agregat 7-0 atas Barca. Meski kemudian Messi dkk mampu membalaskan dendamnya dengan kemenangan agregat 3-5 pada musim 2014/15.
Lima tahun kemudian, Barcelona kembali dihajar oleh lesakan Thomas Muller dan Philippe Coutinho dengan masing-masing 2 gol. Sementara 4 gol sisanya dicatatkan oleh Ivan Perisic, Serge Gnabry, Joshua Kimmich, dan Robert Lewandowski.
Di sisi lain, Barcelona hanya mampu membalas dua gol dengan bantuan kaki David Alaba (gol bunuh diri) dan tembakan Luis Suarez.
Laga yang awalnya saya prediksi akan berjalan sengit itu faktanya tidak sesuai dengan harapan. Pasukan Hansi Flick sukses melumpuhkan kubu Catalan di semua lini permainan. Mereka bermain sangat nyaman dan mampu mendikte jalannya laga.
Bayern berhasil melepaskan total 26 tembakan, 13 diantaranya tepat sasaran. Dari segi penguasaan bola, mereka juga mendominasi dengan 54 persen. Sementara itu, Barcelona hanya mampu menorehkan 7 tembakan percobaan, 5 tepat sasaran dan 46 persen penguasaan bola.