Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sang Penafsir Ruang Biang Kehancuran Total Barcelona

18 Agustus 2020   23:49 Diperbarui: 19 Agustus 2020   12:52 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Muller Man of The Match | Official Facebook UEFA Champions League

"Ich bin ein Raumdeuter"

FC Barcelona 2-8 FC Bayern Munchen. Sebuah malam yang teramat kelam bagi Barcelona dan semua penggemarnya di seluruh penjuru dunia.

Bayern Munchen mengajarkan anak asuh Quique Setien cara bermain sepak bola. Barcelona lagi-lagi harus tersingkir dengan margin skor yang sangat memalukan. 

Pada laga yang berlangsung di Estadio da Luz, Lisbon, Sabtu (15/8/20), skuad FC Hollywood menghancurkan Barcelona dua kali.

Pertama, mendepak klub Catalan dari partai delapan besar Liga Champions (UCL). Kedua, memastikan kekalahan mereka dengan lesakan 8 gol hanya dalam satu pertandingan.

Laga tersebut seakan hanya menjadi partai ulangan dari musim 2012/13, dimana saat itu Barcelona juga dibabat dengan skor yang tak kalah telak.

Bayern yang kala itu diarsiteki Jupp Heynckes, melaju ke partai final lewat keunggulan agregat 7-0 atas Barca. Meski kemudian Messi dkk mampu membalaskan dendamnya dengan kemenangan agregat 3-5 pada musim 2014/15.

Lima tahun kemudian, Barcelona kembali dihajar oleh lesakan Thomas Muller dan Philippe Coutinho dengan masing-masing 2 gol. Sementara 4 gol sisanya dicatatkan oleh Ivan Perisic, Serge Gnabry, Joshua Kimmich, dan Robert Lewandowski.

Di sisi lain, Barcelona hanya mampu membalas dua gol dengan bantuan kaki David Alaba (gol bunuh diri) dan tembakan Luis Suarez.

Laga yang awalnya saya prediksi akan berjalan sengit itu faktanya tidak sesuai dengan harapan. Pasukan Hansi Flick sukses melumpuhkan kubu Catalan di semua lini permainan. Mereka bermain sangat nyaman dan mampu mendikte jalannya laga.

Bayern berhasil melepaskan total 26 tembakan, 13 diantaranya tepat sasaran. Dari segi penguasaan bola, mereka juga mendominasi dengan 54 persen. Sementara itu, Barcelona hanya mampu menorehkan 7 tembakan percobaan, 5 tepat sasaran dan 46 persen penguasaan bola.

Meski turun dengan skuad terbaiknya, Barcelona tampak kesulitan mengembangkan permainan sejak pluit kick off dibunyikan. Skuad asuhan Flick yang terus menekan hingga di sepertiga akhir lapangan mampu membuat Barcelona kedodoran.

High pressing yang diterapkan Hansi Flick malam itu mengingatkan pada laga pembantaian yang sama pada partai semifinal musim 2012/13. Kala itu El Barca juga mendapatkan pressing ketat dari pemain-pemain Bayern yang merusak fase build-up skuad asuhan Tito Vilanova.

Strategi itu memaksa pemain-pemain Barcelona melancarkan umpan-umpan vertikal yang mudah diprediksi. Kemampuan pemain Bayern melakukan shadow cover membuat Barcelona kehilangan bola dengan begitu mudah.

Penerapan high pressing dengan intensitas tinggi sudah fasih dilakukan oleh Bayern. Bedanya dalam laga kontra Barcelona, mantan asisten manajer Joachim Low itu menerapkan garis pertahanan yang sangat tinggi, boleh dibilang sangat ekstrim.

Transisi cepat membuat Bayern sangat berbahaya setelah merebut bola di area pertahanan Barcelona. Hampir seluruh gol Bayern dilahirkan sari situasi ini.

Bahkan hanya dibutuhkan waktu 4 menit bagi Bayern untuk mengeksploitasi rapuhnya barisan pertahanan Barcelona yang dikomandoi Gerard Pique.

Flick sangat paham, bahwa sisi sayap adalah titik lemah dari sistem permainan Barcelona. Tusukan-tusakan agresif Serge Gnabry, Ivan Perisic, Aphonso Davies, dan David Alaba di sisi flank tak mampu diimbangi Jordi Alba yang sudah termakan usia dan Nelson Semedo yang kerap tidak disiplin dalam menjaga areanya.

Laga Bayern vs Barcelona di babak delapan besar Liga Champions 2019/20 | bavarianfootballworks.com
Laga Bayern vs Barcelona di babak delapan besar Liga Champions 2019/20 | bavarianfootballworks.com
Liga Champions musim ini adalah kali pertama La Liga tidak mengirimkan satu pun wakilnya di partai semifinal sejak edisi 2006/2007.

Kekalahan itu merupakan rekor paling suram bagi Barcelona, yakni kebobolan 8 gol pertama kalinya sejak 1946 atau setahun setelah Indonesia merdeka. 

Di sisi Bayern, sejumlah rekor impresif berhasil mereka catatkan. Salah satunya Hansi Flick menjadi pelatih pertama yang berhasil membawa timnya mencetak 26 gol dalam 5 laga pertamanya di Liga Champions, unggul lima gol dari manajer lainnya.

Sejauh ini Flick juga berhasil membawa skuadnya tidak terkalahkan di 28 laga, dengan mengemas total 155 gol di semua kompetisi, auergewhnlich!

Peran Raumdeuter ala Thomas Muller

Pada Perang Dunia II (1939-1944), Jenderal Nazi, Heinz Wilhelm Guderian, sukses merebut wilayah Perancis dengan strategi Blitzkrieg yang bertumpu pada unsur kecepetan dan kejutan.

Serangan mendadak, cepat dan tak terduga akan membawa kekalahan yang telak di pihak lawan dengan tidak memberikan kesempatan apapun untuk mengorganisasikan pertahanan diri yang stabil. 

Strategi itu menempatkan tank sebagai striker utama dalam menggempur pertahanan lawan. Meski pada saat itu fungsi tank adalah sebagai altileri pendukung pasukan infantri, bukan ujung tombak serangan.

Guderian mendobrak tradisi militer dan berhasil menguasai Perancis hanya dalam tempo 5 minggu melalui taktik Blitzkrieg.

Delapan dekade berselang. Strategi yang sama diterapkan oleh Hansi Flick untuk meruntuhkan raksasa La Liga di babak delapan besar Liga Champions.

Superioritas Bayern pada laga itu adalah murni buah kejeniusan seorang Flick dalam meramu taktik yang dipadukan dengan filosofi Blitzkrieg ala Nazi Jerman yang mencoba melakukan serangan secepat mungkin saat bola berada dalam kendali mereka.

Ia menempatkan Muller sebagai tank di lini depan. Tak hanya membangun serangan, pemain timnas Der Panzer itu juga memiliki tugas merebut bola sesaat setelah rekannya kehilangan penguasaan bola atau pada saat Barcelona mulai membangun serangan.

Jika Sun Tzu berujar bahwa serangan adalah rahasia dalam pertahanan dan pertahanan adalah sebuah perencanaan serangan, maka Muller adalah serangan dan pertahanan yang berdiam dalam satu tubuh. Ia menyerang dan bertahan dengan sama baiknya meski kerap beroperasi di sepertiga akhir lapangan.

Muller bisa berada dimana saja dan kapan saja karena perannya yang unik itu. Menerapkan pola man to man marking pada Muller adalah sebuah kesalahan fatal. Selain itu, ia juga sangat sulit untuk dikawal.

Pada laga kontra Barca malam itu, Muller menegaskan pada dunia mengenai peran seorang Raumdeuter. Fleksibilitas dan pergerakannya sama sekali tidak mampu diprediksi oleh barisan pertahanan Barca. Ia menjadi awal kehancuran dari klub asal Catalan.

Total dua gol dan satu asis berhasil dicatatkan oleh pemain berusia 30 tahun itu. Pergerakan free roam-nya membuka borok dari barisan pertahanan Barcelona. Hanya dibutuhkan sepersekian detik bagi dirinya untuk menghilang dari kawalan pemain Barca dan muncul tepat dimana bola digulirkan.

Ia menjadi permain pertama yang mampu membobol gawang Barca 6 kali di Liga Champions. Muller adalah mimpi buruk yang nyata bagi Messi dkk di Benua Eropa.

Pada leg pertama babak semifinal Liga Champions musim 2012/13, Muller menjadi pembuka keran gol bagi Bayern. Saat itu ia mencatatkan namanya di papan skor di menit ke-25. Sama halnya musim ini, Muller adalah pemain pertama Bayern yang menjebol gawang klub kebanggan rakyat Catalan.

Dua golnya di babak pertama menjadi bukti betapa mematikannya pergerakan tanpa bola seorang Raumdeuter.

Pemilik 100 caps timnas Jerman ini mengatakan posisi yang paling nyaman untuknya adalah di belakang penyerang utama. Posisi itu memberikan lebih banyak kebebasan guna mendeteksi ruang. Namun perlu diketahui, bahwa raumdeuter adalah peran, bukan posisi.

Kinerja raumdeuter sangat bergantung pada penerapan taktik sebuah tim, sehingga tidak dapat dinilai berdasarkan kualitas teknis seperti kecepatan, dribbling, skill individu, dan finishing.

Yang membedakan raumdeuter dan regista (deep-lying playmaker) yaitu posisi. Seorang Regista hanya bermain di satu posisi saja, yakni di antara pemain tengah dan pemain belakang.

Pada lesakan gol pertamanya, ia berada di posisi terbaiknya sebagai raumdeuter, yakni di belakang Lewandowski.

Selain itu, pemain kelahiran Wilheim ini juga memiliki kapasitas luar biasa dalam memanfaatkan ruang. Ia seringkali berada di waktu dan tempat yang tepat untuk menuntaskan peluang sekecil apapun menjadi gol, seperti yang ia tunjukkan pada gol keduanya.

Perannya yang dinilai aneh oleh pengamat bola tersebut dimulai pada Piala Dunia 2010. Dari sisi flank, ia akan berkeliaran di sepertiga akhir lapangan untuk bergerak mencari ruang.

Pasca Piala Dunia 2010, saat Andre Burker melakukan wawancara ekslusif dengan Muller. Ia menanyakan perannya yang aneh tersebut dan Muller pun menjawab, "Ich bin ein Raumdeuter", artinya aku adalah penafsir ruang.

Hasil wawancara itu lantas dimuat di surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung, dengan judul yang sama, "Ich bin ein Raumdeuter". 

Muller adalah pemain unik, nyaris tanpa padanan. Ia bisa bermain sebagai penyerang, gelandang serang, gelandang tengah, hingga sebagai pemain sayap. Tapi, saat bermain di posisi-posisi tersebut, Muller menerjemahkannya dengan cara berbeda.

Menurut Uli Hesse, penulis sepakbola asal Jerman, permainan Muller sulit untuk ditiru, dimengerti, atau dihentikan siapapun.

"Thomas Muller tidak dapat mengalahkan Anda dengan kemampuan olah bolanya, gocekannya, atau dengan kecepatannya. Namun, ia akan selalu mengalahkan Anda." Tulis Hesse di 8by8.

"Muller takes the award because he scored two goals, found space between the lines, worked hard defensively. Good attitude. A leader out on the pitch." – Cosmin Contra, UEFA technical observer

Thomas Muller Man of The Match | Official Facebook UEFA Champions League
Thomas Muller Man of The Match | Official Facebook UEFA Champions League
Situs analasis sepak bola Whoscored.com mengganjar rating sempurna (10/10) untuk Muller atas penampilannya yang brilliant. Tidak ketinggalan, UEFA pun menganugerahkan Man of The Match pada seorang penafsir ruang di laga itu.

Raumdeuter adalah Muller dan Muller adalah Raumdeuter.

*****

Semua pemain Bayern bermain luar biasa. Permainan mereka sebagai sebuah tim nyaris tanpa celah. Thomas Muller menjadi pembeda sebagai Raumdeuter dengan catatan dua gol dan satu asis hasil kreasinya.

Berkat hasil ini, Bayern Munchen berhak melaju ke babak semifinal untuk menghadapi Olimpique Lyon yang akan digelar Kamis (20/8/2020) dini hari WIB.

Kemenangan telak atas Barcelona sekaligus menjadikan Bayern sebagai kandidat terkuat juara Liga Champions musim 2019/20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun