Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Duo Kritikus Fadli Fahri dalam Jerat Taktik Rangkul ala Jokowi, Rizieq Kapan?

12 Agustus 2020   16:41 Diperbarui: 13 Agustus 2020   05:26 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duo Fadli Zon dan Fahri Hamzah | medium.com

Tanda kehormatan dari Presiden RI, Bintang Mahaputera. Salah satunya adalah Bintang Mahaputera Nararya.| (https://www.setneg.go.id/) via Kompas.com
Tanda kehormatan dari Presiden RI, Bintang Mahaputera. Salah satunya adalah Bintang Mahaputera Nararya.| (https://www.setneg.go.id/) via Kompas.com
Polemik mengalir deras setelah kabar penghargaan Bintang Mahaputera Nararya yang akan diterima oleh Fadli Zon dan Fahri Hamzah itu disampaikan oleh Menkopolhukam, Mahfud MD via akun Twitter-nya.

Munculnya Duo F pada daftar nama yang berhak atas penghargaan dari Presiden Jokowi cukup mengejutkan publik. Banyak yang menilai dua sejoli partai Gerindra dan partai Gelora itu tidak pantas menerima penghargaan.

Pasalnya, sepak terjang kedua politisi yang gemar mengkritik dibandingkan melakukan kerja aspiratif-konstruktif sebagai wakil rakyat yang terhormat.

Tak jarang pula sebagai figur publik mereka melakukan provokasi yang menimbulkan perpecahan.

Saat ini, Fadli sedang getol-getolnya mengkritik cara pemerintah menangani Covid-19, sementara Fahri mengkritik kapabilitas Jokowi dalam memerintah.

Jokowi sudah cukup berpengalaman menaklukkan lawan-lawannya di dua periode Pilpres. Kubu oposisi yang dikomandani oleh Prabowo sukses ia jinakkan, kecuali dua sosok politisi "liar" yang akan menerima penghargaan prestisius itu pada HUT ke-75 RI nanti.

Bisa jadi itulah yang melatarbelakangi Jokowi untuk memberikan penghargaan kepada duo kritikus yang paling berisik seantero negeri ini.

Jika boleh diibaratkan, Jokowi tak ubahnya samsak tinju yang siap dihantam kapan saja oleh keduanya. Selalu saja ada celah kritik dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Setidaknya mereka berdua sudah bekerja dengan baik meski hanya bermodal retorika.

Di sisi lain, berkurangnya oposisi dapat berakibat pada laju demokrasi yang terseok-seok, atau bahkan berjalan mundur. Tidak ada kontrol parlemen yang kuat terhadap eksekutif, karena anggota parlemen satu per satu berada di dalam genggaman koalisi pemerintah.

Selain untuk membungkam kritik dari oposisi, penghargaan itu juga menjadi momentum yang sangat tepat jika digunakan untuk kepentingan Pilkada mendatang.

Sebagaimana kita tahu, majunya Gibran dan Bobby syarat akan nuansa dinasti politik. Hal ini menjadi pemicu utama bagi pihak opisisi untuk melawannya. Di samping itu, Jokowi juga sedang membutuhkan dukungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun