Ketika salah satunya sudah mulai nyaman dan timbul rasa sayang (baper), alih-alih hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius, malah justru dicampakkan begitu saja. Lantas, karena sudah bosan pasangan FWB kita kembali "berburu" partner FWB lainnya.
Sesungguhnya tiada hal yang lebih menyakitkan selain ditinggalkan saat lagi sayang-sayangnya. Bukan begitu, Mblo?
#Bukan pasangan yang setia
Melalui direct message, dara manis bernama Nath, menuturkan jika seorang yang pernah menjalin FWB menunjukkan dirinya bukanlah pasangan yang setia. Meski mengikuti akun FWB-Fess, ia mengaku tidak tertarik untuk terlibat dalam jerat hubungan FWB.Â
Pengakuan cewek jurusan komunikasi itu sekaligus mewakili pandangan dari kaum Hawa, bahwa para pelaku FWB bukan merupakan pasangan hidup yang ideal karena kerap mengkesampingkan kesetiaan.
Hal yang sama juga berlaku bagi kaum Adam yang tentunya akan lebih memilih pasangan yang belum pernah menjalin FWB sebagai pendamping hidup.
Dengan menjalin FWB, artinya mereka tidak berani berkomitmen dan memantapkan hati hanya pada satu pasangan saja. Hati kamu misalnya.
#Glorifikasi seks bebas dan risiko PMS
FWB adalah salah satu jalan untuk melegalkan hal tabu dalam lingkup pertemanan. Bersatunya dua raga yang dinilai sakral menjadi hal yang "normal" untuk dilakukan bahkan dengan orang yang baru dikenal sekalipun.Â
Jangan berharap lebih pada hubungan FWB yang dibangun atas dasar kebutuhan biologis semata. Tidak adanya komitmen akan menghilangkan rasa tanggung jawab jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Mungkin awalnya kita bisa menyalurkan gairah seks semaunya bersama pasangan FWB sesuai dengan kriteria idaman. Namun, justru disitulah letak risiko terbesarnya.