Jadilah Mahfud A, Mahfud B, dan Mahfud C. Sedangkan pak Mahfud MD sendiri saat itu memperoleh nama Mahfud B. Sang guru yang bosan menyebut nama Mahfud A-B-C akhirnya menanyai nama orang tua mereka masing-masing.
Mantan ketua MK itu pun menjawab, bahwa nama ayahandanya adalah Mahmudin. Lantas Mahfud MD yang merasa nama itu kurang "ngena" jika disematkan di belakang namanya mengusulkan kepada gurunya agar nama Mahmudin disingkat saja menjadi MD.
Sejak saat itulah inisial 'MD' menempel di belakang namanya. Penambahan nama yang awalnya hanya digunakan pada lingkup kelas menjadi permanen hingga saat ini.
Fenomena itu mencermikan akan pentingnya sebuah nama. Pemberian nama yang unik pada anak adalah keharusan bagi sebagian besar orang tua di zaman modern. Selain menjadi doa bagi sang penyandang, nama juga merupakan identitas yang membedakan individu satu dengan yang lain.
Hal yang sama juga berlaku bagi orang tua Dita Leni Ravia. Pemilihan nama tersebut bukan tanpa alasan. Sekilas memang tidak ada yang aneh ataupun unik dengan nama feminin itu. Bahkan menurut saya, Dita Leni Ravia adalah nama yang sangat cantik!
Bagi penutur bahasa selain Bahasa Jawa, tentu akan bertanya-tanya bagaimana bisa nama yang terkesan familier dan biasa-biasa saja itu menjadi viral. Ada apa dengan Dita Leni Ravia yang baru-baru ini populer di media sosial dan pemberitaan media?
Sesuai yang tertera di KTP-nya, gadis asal Gunung Kidul Yogyakarta tersebut bernama lengkap Dita Leni Ravia. Nama ini mungkin terdengar biasa, akan tetapi berbeda kesannya jika dibaca dan diartikan menggunakan Bahasa Jawa.
Dalam Bahasa Jawa nama itu akan terbaca "Ditaleni Ravia", kemudian jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti "Diikat Tali Rafia". Secara rinci, "ditaleni" itu berarti "diikat", sedangkan "ravia" tidak lain ialah tali plastik yang biasa kita sebut "rafia". Aneh atau unik?
Ibunda Dita mengaku, awalnya anak pertamanya itu hanya akan diberi nama "Dita". Lalu rencana itu pun berubah karena kebiasaan orang tuanya yang sering melihat tali rafia di rumahnya. Akhirnya tercipta lah nama "Dita Ravia".
Tidak cukup hanya disitu, orang tuanya yang belum merasa puas dengan hanya dua suku kata akhirnya memutar otak hingga muncul lah kata "Leni" untuk menemani "Dita" dan "Ravia" agar membentuk kalimat "Ditaleni Ravia", sekaligus agar terdengar unik.
Meski berangkat dari keisengan kedua orang tuanya, ternyata nama unik Dita menyimpan sebuah filosofi yang mendalam. Makna dari "diikat tali rafia" adalah sebagai pengingat bahwa sebagai anak perempuan yang dibesarkan dengan budaya Jawa harus selalu dekat (diikat) dan patuh baik kepada kedua orang tua maupun terhadap ajaran agama.