Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Konflik Indra Sjafri Vs Shin Tae-yong, Kalah Sebelum Bertanding

21 Juni 2020   13:20 Diperbarui: 21 Juni 2020   18:20 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong memeberikan arahan kepada anak asuhnya | bola.com/M Iqbal Ichsan

Sampai detik ini saya belum menemukan satupun kesebelasan baik di level timnas maupun klub yang mampu menjuarai sebuah kompetisi dengan kondisi manajerial atau komunikasi yang buruk.

Perbedaan bahasa memang seringkali menjadi penghambat. Dan hal itu bisa dihilangkan dengan adanya penerjemah yang ditunjuk PSSI yang bisa dijadikan media perantara dalam berkomunikasi.

Kepala pelatih seharusnya menjadi contoh bagi anak asuhnya tentang cara berkomunikasi yang baik dan efektif di luar dan di dalam lapangan. Bukan malah saling berperang kata-kata di saat belum mencapai prestasi apa-apa.

Sebagai pelatih bermental juara rasanya target menjuarai Piala AFF bukan hal yang terlalu muluk-muluk. Karena memang siapapun pelatih timnas yang dipersiapkan untuk menghadapi Piala AFF, target menjuarai turnamen dua tahunan tersebut adalah hal yang sangat wajar dan realistis.

Jika memang target juara pada level Asia Tenggara saja dianggapnya tidak realistis, lantas kenapa Shin bersedia menandatangani kontrak bersama PSSI?

Dalam hal ini saya sependapat dengan Indra. Pelatih yang mengantarkan timnas U-19 Juara Piala AFF 2013, timnas U-22 Juara Piala AFF 2019 dan medali perak Sea Games Manila 2019 itu menganggap Shin Tae-yong mengalami penurunan kepercayaan diri, termasuk membawa Indonesia menjadi juara Piala AFF 2020.

Bahkan Shin kini lebih sibuk berperang kata-kata dibandingkan memfokuskan diri untuk mempersiapkan timnas agar siap berlaga di Piala AFF 2020.

Shin Tae-yong memeberikan arahan kepada anak asuhnya | bola.com/M Iqbal Ichsan
Shin Tae-yong memeberikan arahan kepada anak asuhnya | bola.com/M Iqbal Ichsan
Sebelumnya ia juga terlibat friksi dengan PSSI akibat perbedaan persiapan program pemusatan latihan untuk timnas U-19. Ia juga menyebut PSSI "bermuka dua" karena tidak mendukung rencana yang telah disepakati sebelumnya.

Shin ingin anak asuhnya melakoni TC di Korea Selatan. Sementara itu, PSSI ternyata sudah mempersiapkan tempat TC di Indonesia--tepatnya di Lapangan ABC Senayan dan Stadion Madya--serta tidak memberitahukannya terlebih dulu. Lagi-lagi komunikasi memainkan peranan yang vital.

Kedua belah pihak memiliki alasan yang masuk akal dengan pertimbangan baik dan buruknya. Dan saya yakin perbedaan gagasan semacam itu akan segera terselesaikan dengan komunikasi yang baik.

Singkatnya waktu persiapan yang seharusnya bisa dimaksimalkan untuk mempersiapkan teknis di dalam lapangan justru habis dengan perang kata-kata yang tidak perlu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun