Pemandangan tidak biasa terlihat di banyak stadion tim-tim sepak bola dunia pada masa new normal. Otoritas setempat tengah melarang kehadiran suporter untuk datang langsung ke stadion.
Imbasnya, stadion tampak sepi, hanya diisi oleh pemain, kru dan pihak penyiar. Kini tim-tim sepak bola tidak hanya dihadapkan pada strategi permainan, namun juga dipaksa untuk menyiapkan strategi agar tribun stadion tak tampak kosong.
Seperti halnya yang menghiasi Seoul World Cup Stadium. Guna menyiasati pertandingan yang digelar secara tertutup, FC Seoul menghadirkan suporter seksi artifisial saat menjamu Gwangju FC di pekan kedua K-League.
Kecurigaan bermula ketika kelompok suporter meyakini pihak klub telah menjalin kerja sama dengan toko alat seks. Boneka yang disebut oleh klub sebagai manekin yang bertuliskan iklan situs-situs porno tersebut ternyata adalah boneka seks produk sponsor.
Pihak klub berdalih, manekin itu berjenis premium sehingga akan tampak lebih nyata serta rupawan ketimbang manekin biasa. Mereka juga mengaku ingin memberi hiburan setelah diputuskan laga digelar tertutup akibat pandemi.
Meski telah meminta maaf, klub yang kini duduk di peringkat enam K-League itu didenda 100 juta Won atau hampir Rp1,2 miliar akibat aksi eksentriknya.
Berkat dukungan boneka seks-nya, FC Seoul menang 1-0 atas Gwangju, lewat gol Han Chan-hee di menit ke-65. Menjadi kemenangan pertamanya, setelah dibantai Gangwon 1-3 pada 10 Mei lalu.
Dalam laga itu sendiri, RB Leipzig membungkam FC Cologne 4-2. Pemain sayap Leipzig, Emil Forsberg menjadi pahlawan dengan menyarangkan dua gol.
Strategi berbeda diterapkan oleh klub Bundesliga Jerman, Borussia M'gladbach. Untuk memeriahkan atmosfer pertandingan, klub tersebut menyulap kardus menjadi suporter berukuran menyerupai ukuran aslinya.
Figur suporter kardus tersebut merupakan donasi dari suporter yang diperoleh dari program berlabel "Cardboard You" seharga 19 Euro atau sekitar Rp 300 ribu.
Program itu memungkinkan baik fans tuan rumah maupun tim tamu untuk memesan kardus yang memvisualkan diri mereka agar tetap hadir di dalam stadion, yang diharapkan membuat pertandingan lebih hidup.
Meskipun didukung 12 ribu suporter kardusnya, G'ladbach justru dipecundangi Leverkusen dengan skor 1-3. Gol semata wayang mereka diciptakan oleh putra dari Lilian Thuram, Marcus Thuram.
Jika klub-klub lain menghadirkan suporter dalam bentuk fisik, lain halnya di negeri Matador. La Liga memutuskan untuk membuat trobosan dengan menggunakan penonton virtual dalam pertandingan pembuka kompetisi, Sevilla vs Real Betis.
La Liga menggunakan teknologi Mediapro 3D yang membuat stadion yang kosong tetap meriah seolah dihadiri puluhan ribu penonton. Kolaborasi gambar dan suara para suporter dihadirkan secara virtual untuk menghidupkan atmosfer di dalam stadion.
Alih-alih mendapatkan apresiasi atas penggunaan teknologi canggih tersebut, otoritas La Liga justru mendapatkan cibiran karena kualitas grafis yang mereka sajikan sangat buruk.
Dalam pertandingan itu, Sevilla sukses menandai kembalinya La Liga dengan kemenangan 2-0 yang dicetak Lucas Ocampos (59') dan Fernando (62').
Kembalinya sepak bola di negara dengan kasus Covid-19 tertinggi ke-6 di dunia ditandai dengan digelarnya laga Juventus vs AC Milan dalam lanjutan Copa Italia. Walaupun ditonton 8,26 juta pasang mata lewat televisi, tidak ada terobosan apapun yang nampak di Allianz Stadium.
Tidak mau mengambil risiko, pemerintah Italia telah memutuskan bahwa semua kegiatan olahraga akan digelar secara tertutup hingga 3 April 2020, tidak terkecuali Liga Italia.
Sejalan dengan Liga Italia, Operator Ligue 1 ( LFP) mengindikasikan bahwa musim kompetisi 2020/21 juga akan digelar tanpa penonton dan baru akan dimulai pada akhir Agustus.
Sementara itu, hingga kini Premier League belum menentukan bagaimana pertandingan akan disiarkan tanpa penonton bila liga berlanjut pada pertengahan Juni.
Mereka juga belum memastikan strategi yang akan digunakan untuk menghidupkan atmosfir stadion dalam pertandingan yang digelar secara tertutup.
Di Indonesia sendiri. PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengatakan siap menggelar lanjutan Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 mulai September dan Oktober mendatang.
Meski terbentur dengan protokol kesehatan, ada sebuah gagasan yang menyeruak untuk menggelar laga dengan penonton sejumlah 50 persen dari kapasitas stadion.
Patut untuk kita nantikan apakah klub-klub Liga 1 Indonesia akan menggunakan strategi yang sama untuk menghidupkan atmosfir stadion ataukah lebih memilih menghadirkan 50 persen suporter?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H