Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Minimalism ala Fumio Sasaki dan Raditya Dika

6 Juni 2020   19:39 Diperbarui: 8 Maret 2022   13:10 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minimalism | unsplash.com/benchaccounting

Meski memiliki begitu banyak barang, namun ia tak merasa bahagia. Ia merasa hampa.

Dirinya hanya orang biasa yang mudah tertekan di tempat kerja, tidak percaya diri, dan terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Sampai suatu hari, ia memutuskan untuk mengubah pola hidupnya dengan membuang barang yang dimiliki.

Sejatinya apa yang dilakukan Sasaki sangat logis dan beralasan, mengingat keterbatasan tempat tinggal dan lahan merupakan masalah serius di Jepang.

Dengan menyimpan banyak barang akan memakan lebih banyak ruang, ruangan akan menjadi sempit. Tempat dan lahan untuk menyimpan barang-barang juga sangat mahal.

Esensi minimalism yang ditawarkan Fumio Sasaki adalah meninggalkan sikap boros dan berlebihan, untuk hidup yang sederhana namun berkualitas.

Sehingga dibutuhkan kemampuan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, terutama pada saat membeli barang. Fokuskan hanya pada apa yang benar-benar dibutuhkan.

Minimalism mengajak para pelakunya untuk hidup sederhana, secukupnya, seminim mungkin, sehingga tidak perlu terlalu banyak memiliki barang.

"less is more"

Metode yang digunakan terbilang sangat ekstrim. Barang yang tidak terlalu dibutuhkan harus segera disingkirkan, sekalipun itu sangat berharga. Karena semakin banyak barang yang dimiliki, semakin pula kita akan merasa terikat.

Keterikatan itu bisa meningkatkan rasa takut akan kehilangan sesuatu yang dimiliki. Akibatnya, pikiran kita akan terkekang. Kita akan menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untuk mempertahankan barang yang kita punya.

Sampai akhirnya barang-barang yang seharusnya bisa memudahkan dan menunjang kehidupan, justru berbalik mengendalikan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun