Ketika masker dan tisu toilet mulai menghilang dari rak-rak supermarket pada bulan Februari, mereka mulai membagikan masker gratis ke apotek dan taman kanak-kanak. Geng-geng itu ingin membuat masyarakat kembali berpihak pada mereka.
Itu bukan kali pertama Yakuza berupaya mengubah krisis menjadi aksi untuk memperoleh simpati publik. Pada tahun 2011, Jepang hancur lebur oleh salah satu tsunami dan gempa bumi paling brutal dalam sejarah negara itu.
Wilayah Tohoku hancur lebur, rumah-rumah porak poranda rata dengan tanah, penduduknya hilang tersapu gelombang. Tak lama kemudian bantuan datang. Lebih dari 70 truk berduyun-duyun ke kota-kota Tohoku, membawa makanan, air, selimut, dan perlengkapan kesehatan, serta semua kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat.
Namun uniknya, bantuan-bantuan itu bukan datang dari pemerintah mereka. Tim pertolongan pertama yang tiba, di banyak wilayah Tohoku, justru berasal dari kelompok yang dianggap kejam dan terasing dari kehidupan masyarakat.
Tidak hanya sampai disitu, mereka bahkan mengirim orang ke reaktor nuklir Fukushima yang bocor untuk membantu memperbaiki situasi akibat kehancuran yang disebabkan oleh tsunami disana.
Aksi sosial yang meraka lakukan bukan sesuatu yang tanpa dasar. Kode etik Ninkyo, adalah prinsip hidup Yakuza yang melarang untuk membiarkan orang lain menderita. Bisa dikatakan, sebuah konsep Robin Hood versi Jepang. Rob the rich, give to the poor.
Sumber bacaan :
Occrp.org, allthatsinteresting.com, brillio.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H