Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasi Yakuza, Dari Bisnis Haram, Kini Jualan Masker dan Lakukan Aksi Sosial

26 Mei 2020   22:38 Diperbarui: 26 Mei 2020   22:38 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Transformasi Yakuza

Tidak hanya Indonesia yang dinilai lamban, Jepang awalnya juga dikritik atas responsnya yang lamban dalam menanggulangi penyebaran virus corona. Sementara itu, sindikat kriminal terorganisir telah bergerak untuk mengambil keuntungan di tengah krisis.

Pandemi menjadi medan perang baru bagi geng-geng kriminal di negara itu, kelompok Yakuza generasi tua berusaha memulihkan reputasi mereka melalui aksi sosial, sementara Yakuza generasi muda bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan perlengkapan medis.

Virus corona menjadi mimpi buruk bagi bisnis haram Yakuza. Langkah-langkah otoritas Jepang telah menghambat perdagangan narkoba dan memaksa bisnis dunia malam berhenti beroperasi, praktis mereka kehilangan penghasilan terbesarnya.

Semenjak diberlakukannya karantina, harga ganja dan narkoba meningkat tajam dua kali lipat. Untuk mengakomodir keterbatasan itu para pelanggan bisa memesan lewat telpon dan akan diantarkan langsung sampai ke rumah.

Banyak anggota Yakuza telah berusia lanjut yang termasuk dalam kategori berisiko tertular akhirnya terpaksa tinggal di dalam rumah. Imbasnya, Yakuza hanya bisa bergantung pada anggotanya yang lebih muda untuk mencari uang.

Sindikat Yakuza menghasilkan uang melalui Shinogi, istilah Jepang yang berarti keramaian. Namun, dengan macetnya roda bisnis membuat mereka harus memutar otak untuk menghasilkan uang dengan cara berbeda.

Salah satu hal yang kini terpaksa mereka lakukan adalah menjual peralatan kesahatan--seperti masker--dengan harga tinggi sebagi bisnis kecil mereka.

Di sisi lain, kelompok Yakuza generasi tua dilaporkan membagikan kebutuhan gratis kepada mereka yang tidak mampu dan bahkan menawarkan diri untuk membersihkan kapal pesiar yang dikarantina untuk memperoleh imbalan.

"Dengan cara ini, Yakuza, yang selama ini dianggap negatif, berharap agar diterima di masyarakat," kata Garyo Okita, seorang jurnalis dan pakar Yakuza.

Yakuza yang dikenal sebagai sindikat kriminal yang kejam, namun justru seringkali berdiri di garis depan dan dengan sigap mengirim pasokan bantuan ke seluruh negeri setiap kali bencana besar melanda Jepang. Menjadi fakta yang sukar diterima oleh polisi dan media setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun