Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sudah Coba Oreo Supreme? 500 Ribu Isi Tiga!

20 Mei 2020   20:28 Diperbarui: 25 Juni 2022   22:11 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oreo x Supreme (carousell.com)

Material batu bata di Indonesia yang dijual seribuan per batanganya, di Supreme dihargai USD 30 (setara Rp 432 ribu) dan sekarang mulai dijual di eBay nyaris mencapai USD 1.000 (setara Rp14,4 juta). Gila!

Walaupun produk-produknya terkesan konyol bin absurd dan tidak benar-benar dibutuhkan, faktanya semua produk Supreme selalu ludes terjual bahkan dalam hitungan detik, harga jual kembalinya pun bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat. 

Para hypebeast-nya selalu memburu semua rilis terbaru Supreme bukan karena faktor fungsi dan kebutuhan, namun karena kekuatan identitas dari brand tersebut.

Lontong x Supreme (detik.com)
Lontong x Supreme (detik.com)
Penulis beranggapan, lontong seribuan itu bisa naik kelas ribuan kali lipat cukup dengan cara ditempel label Supreme di bungkus daunnya. Mengerikan!

Lantas apa yang membuat manusia rela membayar mahal barang branded yang sepele sekalipun?

#Tingkat kebutuhan

Menurut teori hierarki Abraham Maslow, saat kebutuhan utama manusia yaitu sandang, pangan, dan papan sudah terpenuhi, maka meningkatlah ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Peningkatan kebutuhannya bersifat tersier seperti lifestyle, prestise, aktualisasi diri dll. Jadi tidak heran bagi mereka yang keturunan sultan prioritas penggunaan uangnya bukan lagi pada kebutuhan dasar, melainkan kebutuhan setingkat di atasnya.

#Harga sesuai kualitas

Sebuah penelitian membuktikan jika pikiran kita akan otomatis mengasosiasikan harga dengan kualitas. Harga barang yang tinggi membuat konsumen tersugesti bahwa kualitas yang dimilikinya juga lebih baik, alhasil kita memilih untuk membelinya meski dengan harga yang mahal.

Harga yang mahal tentu bukan jadi persoalan bagi keturunan sultan, asalkan kualitas barang tersebut mampu menunjang kebutuhan aktualisasi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun