Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membangun Kesehatan Mental Komunal Melalui Blog

17 Mei 2020   02:03 Diperbarui: 17 Mei 2020   03:16 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogging! (hoteltechreport.com)

"Sejak kapan kamu suka nulis?"

Itulah first impression yang saya dapatkan dari seorang teman melalui chat setelah beberapa kali saya bagikan tautan artikel Kompasiana saya di status WhatsApp.

Meskipun baru seumur jagung, di Kompasiana saya merasa mempunyai wadah untuk belajar menulis dan menuangkan semua uneg-uneg dalam bentuk tulisan. Setidaknya kebosanan yang saya alami demi mematuhi pembatasan sosial bisa menghasilkan sebuah tulisan.

Menulis bisa diartikan dalam dua konteks, menulis konvensional yang melibatkan pulpen dan kertas (handwriting) dan menulis yang melibatkan papan ketik fisik maupun digital (typewriting). Keduanya melibatkan proses berpikir kreatif, meskipun menulis secara konvensional dinilai lebih efektif dalam mengembangkan kinerja otak.

Menulis adalah sebuah proses menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat yang logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang penulis agar berpikir secara sistematis dan logis sekaligus kreatif.

Selama ini menulis dipercaya sebagai aktivitas yang melibatkan otak kiri. Sedangkan kreativitas adalah hasil kinerja otak kanan. Namun faktanya, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa otak manusia hanya didominasi oleh salah satu bagian otak saja.

Sebagaimana makalah yang dipublikasikan Peneliti dari Universitas Utah, Amerika Serikat, pada tahun 2013 yang menegaskan tidak ada perbedaan dalam hal dominasi otak. Bisa disimpulkan bahwa, menulis adalah kegiatan yang melibatkan kedua bagian otak, yaitu otak kanan dan otak kiri sekaligus.

Dua minggu yang lalu dalam artikel yang berjudul 3 Gangguan Mental Akibat Pandemi Covid-19, telah saya paparkan tiga gangguan mental yang mungkin diderita akibat Pandemi Covid-19.

Paling tidak, salah satu dari tiga gangguan mental itu bisa diminimalisir dengan membiasakan diri untuk mengekspresikan apa yang tengah dirasakan dalam bentuk tulisan, salah satunya melalui blog.

Anxiety disorders adalah keadaan dimana seseorang mengalami gangguan kecemasan saat merespons suatu objek atau situasi, dalam hal ini kecemasan berlebihan tertular Covid-19 dan kecemasan turunan yang diakibatkan oleh anjuran untuk tetap tinggal dirumah.

Sebagai manusia, kita semua selalu membutuhkan koneksi serta interaksi sosial. Dan melakukan isolasi dalam periode waktu yang lama memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental.

Akibat anjuran tersebut, banyak yang mulai merasakan kejenuhan karena tidak dapat melakukan rutinitas normal. Jika kejenuhan itu tidak diolah dengan baik akan menimbulkan kecemasan dan stres, hingga bisa bermuara pada depresi.

Agar tidak berlanjut pada tahap depresi, solusi yang paling mudah adalah mengekspresikan semua yang dirasakan ke dalam sebuah wadah yang bernama blog. Bisa dikatakan, blog adalah buku diary dalam wujud media digital.


"I can shake off everything as I write; my sorrows disappear, my courage is reborn." - Anne Frank

Menulis akan membuat neuron-neuron dalam otak manusia menjadi terbiasa digunakan dan akan membentuk jalur-jalur baru yang tertata sehingga memudahkan sebuah informasi ditemukan. Inilah yang menyebabkan proses menulis juga mampu mendorong meningkatkan ketajaman daya ingat manusia.

Menurut sebuah penelitian di University of Texas oleh seorang profesor psikologi, James Pennebaker, mengungkapkan bahwa menulis ekspresif dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, menurunkan detak jantung, dan secara psikologis dapat menurunkan kecemasan serta gejala depresi.

Menulis ekpresif adalah menulis dengan menumpahkan atau mengekspresikan segala sesuatu yang sedang dirasakan baik itu berupa opini, pengalaman maupun aktivitas keseharian kita ke dalam tulisan.

Dalam hal ini, menulis bukan hanya sebagai hobi tetapi juga bisa menjadi wadah bagi mereka yang merasa dirinya terasing dari lingkungan sekitar. Dengan menulis di blog, kita bisa menceritakan segala masalah dan keluh kesah tentang apa saja.

Bisa dipastikan bahwa, aktivitas menulis di blog tergolong sebagai terapi untuk memulihkan kondisi mental seseorang yang buruk menjadi lebih baik.

Tak sebatas menuangkan perasaan dan pemikiran saja, kita juga bisa membuktikan bahwa kita bisa menjadi produktif dengan menghasilkan tulisan yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembaca.

Adanya fitur komentar dalam media blog interaktif seperti Kompasiana, akan memungkinkan terjadinya interaksi sosial yang dinamis antar pemilik akun sebagai respons atas tulisan yang kita hasilkan.

Terlebih lagi, di Kompasiana banyak dibentuk komunitas-komunitas yang memiliki minat menulis yang sama, yang kemudian akan semakin menguatkan interaksi sosial para anggotanya.

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan timbal balik yang menyangkut relasi antar manusia baik individu maupun kelompok. Dan hal itu bisa terjadi karena adanya kontak sosial melalui blog serta adanya komunikasi.

Kegiatan menyalurkan ekspresi serta dapat berinterakasi dengan pembaca adalah salah satu ciri orang yang memiliki kesehatan mental yang baik.

Melalui blog tulisan kita akan lebih "bernyawa" karena bisa mempengaruhi para pembacanya. Dan dari aspek sosial dapat mendorong kita berinteraksi dengan orang lain, sehingga akan tercipta kesehatan mental komunal karena timbulnya interaksi dua arah tersebut.


So, let's go blogging!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun