Pandemi tidak hanya berdampak pada manusia, namun juga kehidupan satwa di lingkungan konservasi seperti kebun binatang. Pembatasan sosial berkala membuat kebun binatang terpaksa tutup beberapa saat dan tidak menerima kunjungan. Hal ini menyebabkan pendapatan yang diperoleh dari retribusi pengunjung pun turut berkurang drastis.Â
Padahal, biaya pakan dan obat-obatan bagi satwa sangat besar. Untuk kebutuhan pakan saja, kebun binatang bisa menghabiskan biaya anggaran Rp 10 juta per hari. Selama ditutupnya kebun binatang, pengurus mengurangi jatah makanan satwa hingga 50%. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pangan obat dan satwa membuat hampir 90% kebun binatang di Indonesia tidak mampu memberi makan lebih dari satu bulan.Â
Berbagai cara telah dilakukan oleh pihak pengelola kebun binatang, mulai dari pengurangan gaji karyawan untuk pakan koleksi satwa, hingga menanam pakan secara mandiri seperti kangkung dan kacang panjang. Beberapa kali juga, koleksi satwa rusa harus dikorbankan untuk memberi makan koleksi harimau dan macan tutul. Jika hal ini dibiarkan, satwa di kebun binatang akan mati kelaparan.
Bantuan bagi satwa di seluruh kebun binatang diberikan secara bertahap
Rumah Zakat menggalang bantuan untuk mengatasi kesulitan pangan di kebun binatang seluruh Indonesia. Donasi telah terkumpul sekitar Rp 932.798.595 dari 18377 donatur. Bantuan diserahkan secara bertahap oleh relawan Rumah Zakat. Salah satunya adalah Exotarium Mini Zoo Yogyakarta.
Bantuan untuk Exotarium Mini Zoo Yogyakarta telah disalurkan pada Minggu (25/10).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H