Terminal PT. DABN Probolinggo, sebagai bagian dari Badan Usaha Pelabuhan (BUP), memainkan peran penting dalam mengelola dan mengatur proses stevedoring, terutama dalam kegiatan bongkar muat gypsum. Dalam menjalankan fungsinya, Terminal PT. DABN Probolinggo memastikan bahwa seluruh aktivitas stevedoring dilakukan dengan memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta mitigasi risiko yang dapat muncul selama proses tersebut.
Untuk menjaga keselamatan, Terminal PT. DABN Probolinggo menerapkan berbagai prosedur yang ketat, salah satunya adalah pengendalian debu yang dihasilkan selama proses bongkar muat gypsum. Dengan menggunakan alat penyedot debu dan penyiraman air secara rutin, terminal ini memastikan bahwa debu tidak mencemari lingkungan sekitar dan membahayakan kesehatan pekerja maupun masyarakat.
Terminal PT. DABN Probolinggo juga memastikan bahwa seluruh pekerja yang terlibat dalam proses stevedoring dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti masker, sarung tangan, dan pelindung mata. Selain itu, pekerja juga mendapatkan pelatihan rutin tentang prosedur K3 untuk mencegah kecelakaan kerja dan memastikan lingkungan kerja yang aman.
Dalam hal mitigasi risiko, Terminal PT. DABN Probolinggo melakukan evaluasi berkala terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi, baik dari segi material yang diangkut maupun dari proses operasional lainnya. Terminal ini juga bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk KSOP, untuk melakukan audit keselamatan dan memastikan bahwa seluruh standar operasional dijalankan dengan baik. Sehingga pengelolaan yang cermat, perhatian terhadap aspek K3, dan langkah mitigasi risiko yang terencana, Terminal PT. DABN Probolinggo memastikan bahwa kegiatan stevedoring, termasuk bongkar muat bahan gypsum, berjalan dengan aman, efisien, dan ramah lingkungan. Proses bongkar muat gypsum dilakukan dengan meminimalkan potensi debu yang dapat membahayakan kesehatan serta memastikan kebersihan dan keamanan area kerja. Langkah-langkah ini juga bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar pelabuhan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar terminal.
Bahaya Pemberitaan yang Tendensius tentang Gypsum
Penting bagi pemerintah, terutama perhimpunan wartawan, untuk menguji kompetensi para pewartanya agar tidak sembarangan menyampaikan pemberitaan yang berpotensi meresahkan masyarakat atau informasi yang tidak akurat. Sebagai profesi yang memiliki peran besar dalam membentuk opini publik, wartawan harus memiliki pengetahuan yang mendalam, keterampilan dalam memverifikasi sumber, dan pemahaman terhadap etika jurnalistik. Tanpa kompetensi yang memadai, pewarta bisa saja salah dalam menginterpretasikan fakta, menyebarkan informasi yang tidak valid, atau bahkan memperburuk situasi dengan pemberitaan yang menimbulkan kecemasan atau kebingungan di kalangan masyarakat.
Pemberitaan yang tidak akurat atau tendensius dapat memiliki dampak yang merugikan baik bagi masyarakat maupun perusahaan yang berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Ketika wartawan tidak berhati-hati dalam menyampaikan informasi, misalnya dengan menyebarkan isu yang tidak terverifikasi mengenai bahaya atau dampak negatif suatu bahan atau industri, hal tersebut bisa menimbulkan kepanikan di masyarakat. Kepanikan ini sering kali berujung pada penurunan kepercayaan publik terhadap suatu sektor atau perusahaan, yang pada gilirannya bisa mengganggu kelangsungan operasional dan merugikan perekonomian daerah.
Misalnya, pemberitaan yang mengaitkan bahan gypsum dengan potensi bahaya tanpa penjelasan yang memadai atau bukti yang kuat dapat menurunkan permintaan terhadap produk tersebut, memengaruhi pasar, dan berdampak langsung pada pendapatan perusahaan yang bergerak di sektor tersebut. Perusahaan yang berkontribusi pada pendapatan daerah, melalui pajak atau penciptaan lapangan pekerjaan, bisa mengalami kerugian finansial akibat berkurangnya aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya berdampak pada pengurangan kontribusi mereka terhadap pembangunan daerah.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan perhimpunan wartawan untuk menguji kompetensi pewartanya. Kantor Berita tentu tetap perlu memastikan bahwa wartawan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, informasi yang disampaikan kepada masyarakat akan lebih akurat, mengurangi potensi dampak negatif terhadap perusahaan, serta mendukung keberlanjutan ekonomi daerah yang bergantung pada kontribusi sektor-sektor penting seperti industri gypsum.
~ Mbah mRengess ~Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H