Mohon tunggu...
Ki Ageng mRenges
Ki Ageng mRenges Mohon Tunggu... Dosen - Free Thinker

Pengajar dan Pendaki Gunung

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Stevedoring fokus pada K3 dan Mitigasi Risiko di Terminal DABN Probolinggo

28 Desember 2024   20:18 Diperbarui: 28 Desember 2024   20:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Stevedoring Gypsum di Dermaga 2 PT. DABN Probolinggo (Sumber: Departemen HSE & Manajemen Risiko)

Pengantar

Gypsum merupakan mineral alami yang memiliki peranan penting dalam berbagai sektor, mulai dari konstruksi, pertanian, hingga bidang kedokteran. Mineral ini terbentuk dari hidrat kalsium sulfat (CaSO4·2H2O) dan biasa ditemukan dalam lapisan batuan seperti batugamping, batupasir, dan lempung. Proses pembentukannya terjadi melalui penguapan air laut atau danau berkadar garam tinggi, menghasilkan endapan yang sering berasosiasi dengan batuan lain seperti batu kapur, serpih, dan anhidrit (CaSO4). 

Sebagai salah satu mineral evaporit, gypsum mengendap di lingkungan seperti laut, danau, gua, dan lapisan garam. Konsentrasi ion akibat penguapan air panas atau berkadar garam tinggi dapat mengubah gypsum menjadi basanit (CaSO4·H2O) atau anhidrit. Pada suhu di atas 42°C dalam air murni, gypsum cenderung berubah menjadi anhidrit. Endapan gypsum yang ditemukan di antara batuan sedimen seperti batu gamping, serpih merah, dan lempung diperkirakan terbentuk sejak zaman Permian. Secara fisik, gypsum memiliki warna yang bervariasi dari putih hingga kelabu, dengan kilap sutra hingga lilin, dan sifat transparan hingga translusen. Mineral ini memiliki sistem kristal monoklin serta tingkat kekerasan rendah pada skala Mohs, yakni 1,5 hingga 2. (Wikipedia)

Penggunaan gypsum sangat beragam. Dalam industri konstruksi, gypsum menjadi bahan baku papan gypsum dan plester. Di bidang pertanian, mineral ini digunakan sebagai pupuk, sementara dalam bidang kedokteran, gypsum berfungsi sebagai bahan cetakan. Selain itu, gypsum juga berperan sebagai retarder dalam produksi semen. Namun, meski manfaatnya beragam, isu lingkungan terkait penyimpanan dan pengangkutan gypsum sering menjadi sorotan. Masalah ini relevan dalam konteks pengelolaan pelabuhan, mengingat dampaknya terhadap ekosistem setempat.

Masalah penyimpanan dan pengangkutan gypsum di pelabuhan menjadi isu penting karena mineral ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun demikian pihak BUP di Tanjung Tembaga Probolinggo, yaitu Terminal DABN telah memastikan bahwa gypsum yang masih dalam bentuk batu-batuan di stokpel (penumpukan sementara) dalam dalam kondisi tidak menimbulkan polusi akibat paparan angin dan hujan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu, pengangkutan gypsum dari pelabuhan dilakukan menggunakan truk tertutup, sehingga debu dan sisa material tidak tercecer selama perjalanan. Dalam hal ini KSOP secara aktif telah mengawasi proses ini untuk memastikan seluruh aktivitas pengangkutan memenuhi standar keselamatan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Peran KSOP dalam Bongkar Muat Gypsum di Pelabuhan

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) memiliki peran krusial dalam menjaga keselamatan dan keamanan di pelabuhan, baik untuk kegiatan pelayaran domestik maupun internasional. Sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan, KSOP juga mengawasi dan menegakkan hukum terkait keselamatan pelayaran serta mengontrol lalu lintas laut dan aktivitas kepelabuhanan.

Dalam hal bongkar muat bahan gypsum, KSOP bersama PT. DABN maupun Perusahaan Bongkar Muat (PBM)  juga telah memastikan bahwa seluruh prosedur berjalan sesuai dengan standar operasional (SOP) yang ketat. Pengawasan tersebut mencakup berbagai aspek, antara lain pengendalian debu, kebersihan area kerja, serta keselamatan pekerja, untuk memastikan bahwa operasional tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Terkait isu yang menyatakan bahwa gypsum merupakan bahan berbahaya (B3), perlu ditekankan bahwa gypsum yang digunakan di industri tidak termasuk dalam kategori bahan berbahaya. Sebagai bahan alami, gypsum terbukti aman jika dikelola dengan baik. Proses penyimpanan dan pengangkutannya, seperti penggunaan truk tertutup untuk menghindari penyebaran debu, serta penerapan sistem pengelolaan limbah yang baik, merupakan bagian dari langkah preventif yang diambil untuk memastikan bahwa bahan ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan atau kesehatan. KSOP, dengan pengawasan ketatnya, berperan dalam memastikan bahwa semua prosedur dijalankan sesuai dengan regulasi yang berlaku, sehingga pelabuhan tetap beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan.

Peran Terminal PT. DABN Probolinggo dalam Mengatur Proses Stevedoring dengan Fokus pada K3 dan Mitigasi Risiko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun