Mohon tunggu...
Kis Wanto
Kis Wanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah anak seorang petani. saya lahir disebuah kampung terpencil di daerah Kab. Boyolali,Jawa Tengah. Orang tua saya mengajarkan untuk selalu kerja keras,supel, jujur,tanggung jawab. hobi saya adalah bermain catur.demikian sekelumit tentang jati diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Pertama Mengawas AAT SMAN 29 Jakarta

5 Juni 2024   14:45 Diperbarui: 5 Juni 2024   21:43 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto :Dokumentasi Pribadi

Jakarta -Rabu, 05 Juni 2024 seperti biasa kebiasaan saya selalu bangun jam empat Pagi . Saya mulai dengan membuka berita online dari handphone/HP kurang lebih sepuluh menit. Tak jauh – jauh saya membaca berita seputar politik terbaru, dunia perpolitikan kita ini menarik untuk diikuti. Disamping itu membuka wawasan baru. 

Setelah itu saya langsung segera meluncur ke kamar mandi. Usai mandi, saya berpakaian seragam PDH (Baju berwarna putih beserta kelengkapan atributnya dan dipadukan celana berwarna hitam) sebagai pakaian dinas harian yang saya pakai dari hari senin – rabu dengan rapi. Sambil menunggu adzan subuh saya sempatkan membaca al-qur’an meskipun hanya satu lembar.

Tibalah adzan subuh berkumadang di masjid baitul hamdiyah yang berada didalam komplek Perum Duren Baru Permai ,perumahan tempat tinggal saya dan bersaut – sautan dengan masjid di sekeliling perumahan. 

Dan saya pun langsung membangunkan istri untuk pamit dan mencium anak saya satu persatu. Meskipun mereka masih setengah tidur ketika saya pamit untuk pergi menjalankan tugas di  SMAN 29 Jakarta.Tidak  lupa saya juga mengingatkan istri untuk segera bangun dari tempat tidur untuk menunaikan  sholat subuh.

Sambil berkata “Bangunlah istriku tunaikan Sholat shubuh segera,rajinlah sujud dihadapan tuhan yang maha pengampun, bermohonlah pada tuhan agar anak -anak kita tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang agung. Agar kelak menjadi anak yang sholeh- sholehah berbudi luhur dan mendoakan kita berdua ketika kita sudah berada di liang kubur".

Pintu pagar saya buka, sepeda motor saya keluarkan dari garasi, dan saya nyalakan dengan cara diengkel, maklum tidak bisa distarter karena akinya sudah drop,tidak kuat lagi untuk menyalakan mesin.Setelah itu saya langsung menuju masjid baitul hamdiyah untuk menunaikan sholat subuh berjama’ah. Tenanglah pikiran dan jiwa karena sudah menunaikan kewajibanku,kewajiban sholat lima waktu.

Setelah selesai sholat subuh,pukul lima lebih sepuluh menit,Saya langsung memakai sepatu, jaket dan helm sebagai standar bermotor dijalan raya. kemudian saya bergegas untuk menuju SMAN 29 Jakarta yang terlaetak di Jl. Kramat No.6 7, RT.5/RW.1, Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan kode pos 12240 itu.

Dalam perjalanan, saya menyusuri jalan raya citayam – pengasinan - sawangan kemudian tembus ke jalan raya parung – ciputat. Ketika sudah sampai di jalan raya Parung – Ciputat saya laju motorku dengan kencang, maklum karena masih pagi,jalanan tersebut lalu Lalang kendaraan roda dua maupun empat masih agak lenggang, tapi saya tetap hati – hati tidak sembarangan dalam mengendarai si kuda besi agar tak celaka diri.

Saat perjalanan, tiba – tiba jalan tersendat,dalam hati kecilku berkata “kira – kira ada apa ya didepan. Eeeeh…..tak tahunya  beberapa pemuda/remaja, mereka sedang digeladang polisi, kalau tidak salah polsek bojongsari,mereka dibonceng tanpa mengenakan pakaian hanya mengenakan celana dan ada yang diborgol dengan tangan di taroh dibelakang sebelum mereka diturunkan dari sepeda motor tinggi milik pak polisi.

Saya pun sepanjang perjalanan entah berguman atau berdoa terserah yang menafsirkan saja yang penting saya tulis hehe.

“Ya Allah hidup dizaman ini kok berat banget,itu anak kok bisa – bisanya sudah berurusan dengan polisi, pasti ada tindak kejahatan yang mereka perbuat.

’’Ya Allah anugerahkan kepada kami pemuda -pemuda yang baik,jujur,beraklaq,pinter agar kelak mereka layak mewariskan negeri yang agung ini bla … bla… pokoke deh. 

Jangan dibilang lebai ya , itu apa adanya saya tulis sesuai gumaman dalam hatiku kemarin itu.        

Tak terasa tanpa sadar sudah tibalah di jalan raya pondok pinang – kebayoran lama. Kira – kira sepuluh menit lagi saya tiba ditempat tujuan,yaitu SMAN 29 Jakarta tercinta .

Pukul enam lebih sepuluh saya tiba di SMAN 29 Jakarta, langsung menuju tempat parkiran yang letaknya disisi samping kiri gedung sekolah, tepatnya disepanjang ruang tata usaha dan aula.

Sepeda motor saya parkirkan berbaris rapi dengan sepeda motor guru dan karyawan lainnya. saya berjalan menuju ke ruang TU untuk melakukan absen finger print.Kalau lupa absen kan bisa berabe mungkin berujung pada pemotongan TKD.

Citayam – kebayoran lama jaraknya kurang lebih 32 km  atau dapat ditempuh kurang lebih memakan waktu satu jam perjalanan di pagi hari, tentu beda kalau perjalanan dilakukan disiang atau sore hari karena sudah biasa Jakarta dan sekitarnya itu terkenal dengan kemacetannya.  

Hari Rabu ini adalah hari keenam atau hari terakhir   saya mengawas AAT.Sesi pertama akan diujikan mata ujian Ekomoni (Kelas X) dan Sejarah (XI) . Sedangkan sesi kedua nanti akan diujikan mata ujian Seni Budaya (X,XI) dan PKWU (X).

Namun pada sesi pertama saya tidak mendapatkan jadwal mengawas, dalam waktu senggang tersebut saya manfaatkan untuk membuat perangkat pembelajaran. Sesuatu yang baik itu kalau segala sesuatunya kita persiapankan sejak dini. Kalimat itu adalah kalimat pelajaran yang saya petik dari orang – orang yang sukses kala itu.

Tak terasa, rasanya baru sehari nyatanya sudah satu bulan saya disini. Di hari Rabu saya mengawas mata ujian Matematika dan Bahasa Indonsia, di hari Kamis saya mengawas mata pelajaran Kimia,Pendidikan Agama Islam dan Sejarah, di hari Jum’at saya mengawas mata Pelajaran Fisika dan Bahasa Inggris, di hari Senin saya mengawas mata ujian Biologi dan PKN, di hari Selasa saya mengawas Geografi,Informatika dan PJOK.  

Sudah menjadi kebiasaan,ketika saya datang keruang guru hal yang pertama yang saya lakukan adalah menyalami guru sambil mengucapkan salam kepada mereka, hal ini saya lakukan sebagai rasa penghormatan, memupuk rasa akrab dan kehangatan diantara kita sebab kita adalah keluarga,meskipun kita bukan keluarga biologis namun kita adalah keluarga Ideologis yang dilahirkan untuk berkontribusi dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Sebelum mulai bertugas mengawas,di ruang guru beragam aktivitas yang kita lakukan untuk mengaktifkan rasa kehangatan.Diantara adalah; Ada yang saling bercengkrama, dan mengobrol ngalor-ngidul menikmati indahnya pagi. Ada yang sarapan pagi mengisi perut kosong karena dari rumah belum sempat sarapan pagi. Ada yang asik main laptop dsb. Kalau saya sendiri asik main laptop hehe…….

Ketika bel berbunyi tanda bahwa ujian AAT akan segera dimulai dan para pengawas AAT  dipersilahkan menuju ruangannya masing-masing setelah mengambil kelengkapan adminitrasi ujian diruang aula.

Ruang aula ini difungsikan sebagai tempat panitia dan pengawas ujian.

Ujian AAT ini dilakukan secara online menggunakan media G.Form. saya perhatikan siswa begitu antusias dan serius mengerjakan soal. 

Meskipun kadang saya jumpai masih ada satu sampai dua siswa mengerjakan soal sambil kepalanya disenderkan ke meja . Sebagai pengawas tentu saya tegur, agar mereka tak terlanjur keasikan akhirnya tertidur  dan menjawab soal ujianya ngelantur.

Juga saya jumpai ada siswa yang mengerjakan soal tidak memanfaatkan waktu sebaik – baiknya. Mengerjakan soal sudah selesai, waktu masih lumayah banyak. Padahal sisa waktu yang banyak itu  bisa dimanfaatkan untuk mengkroscek jawaban kembali,dengan kehati -hatian dan ketelitian yang tinggi Insya Allah nilai yang diharapkan dapat tercapai sehingga hati menjadi riang tiada tepi dan membuat orang tua senang tiada henti.

Saya jadi teringat wejangan dari sesepuh “waktu itu adalah uang” hehe……

Maksudnya ketika kita memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya , bersungguh dalam mengerjakan ujian kita akan memetik hasil apa yang kita inginkan serta guru dan orang tua harapkan.     

Selama enam  hari mengawas itu, Sambil memperhatikan para siswa yang sedang mengerjakan soal AAT. Saya teringat papan besar yang  menempel di atas komputer ruang guru yang berisi tentang Visi – Misi  dan Tujuan Sekolah.

Saya berulang kali membaca Visi,Misi dan Tujuan tersebut. Saya menemukan satu Misi yang keren abis. dipoin pertama  berbunyi  mewujudkan warga sekolah yang beriman,bertaqwa dan berakhlak mulia. Terus terang saya sedang berusaha dan mencoba menjadi role of model bagi peserta didik. Kalau dalam istilah jawa guru itu digugu dan ditiru. menurut saya contoh ini salah satu yang mewakili wujud implementasi dari misi sekolah poin pertama.

Tiba-tiba ketika saya sedang asik-asiknya mengingat tulisan Visi,Misi dan Tujuan sekolah,bel tanda AAT berakhir telah berbunyi. Saya bergegas meninggalkan ruang kelas menuju ruang aula menyerahkan kelengkapan administrasi ujian yang sudah diisi siswa dan pengawas. Semoga AAT ini dapat mengukur pengetahuan serta meningkatkan prestasi siswa hingga paripurna.Aamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun