Ya ngalor ( ke Utara ) karena obrolan kami bisa berubah tiba-tiba. Dari ngomongin kabar teman-teman angkatan SMA dulu sampai dengan obrolan tentang bisnis kuliner yang sedang ngehot di kota Mendoan ini semakin menjamur bak jamur di musim hujan hahaha. Ya kota Purwokerto kota kecil yang letaknya kira-kira 17 km di kaki Gunung Slamet gunung tertinggi di Jawa Tengah. Meskipun tergolong kota di Jawa Tengah, tidak membuat Purwokerto sepi.
Keberadaan beberapa perguruan tinggi membuat Purwokerto semarak di tengah malam bak sebuah kota metropolitan mini. Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Muhamaddiyah, Universitas Wijaya Kusuma, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Sekolah Tinggi  Agama Islam Nasional sampai dengan Institut Teknologi Telkom adalah beberapa kampus yang ada di kota tersebut.Â
Masih ada perguruan tinggi yang lain yang namanya belum saya sebutkan diatas. Layak geliat pertumbuhan ekonomi di kota ini selalu menanjak dari tahun ketahun. Usaha kuliner, indekost, hotel dan lainya subur makmur dikota yang mempunya jargon SATRIA ( Sejahtera Adil Tertib Rapi Indah Aman ).
Tak terasa sambil masih asik menyeruput jahe susu dan cemilan mendoan berteman tahu goreng ini, saya melirik jam kecil di gerobak Pak Agus menunjukkan pukul 23.15 wib. " Wah Bro udah jam sebelas ini" kataku sambil bersiap-siap pamitan pulang ke kost. "Sabar bro, tunggu bentar tak gorengin ayam dulu buat sarapan kamu besok pagi" kata Pak Agus. " hmmm...repot-repot bro. Jahe susumu dan mendoanmu udah bikin perutku tenang ini " selorohku sambil berdiri.Â
Tapi tetap saja kawanku itu ngotot menahanku untuk menunggu sebentar saja. Sayapun duduk kembali sambil melihat aksi kawan SMA itu bergerak menggoreng ayam dan menyiapkan nasi putih berteman sambal khas teman ayam goreng. Kira-kira berkisar antara 10-15 menit siaplah ayam goreng, nasi bungkus dan sambal.Â
Pak Agus menyodorkan bungkusan tersebut padaku, saya menerima dengan kedua tangan sambil mulutku ini berucap " terima kasih mas bro" Saya pun pamit pulang. Sepedaku kesayangan yang tadi saya sandarkan disisi sebelah kanan warung saya raih dan saya gayuh pelan-pelan pulan ke kost.
Sepanjang jalan yang bernama jalan Kampus masih ramai para pedagang yang masih melayani beberapa pembeli. Ya itulah geliat para pedagang kaki lima di jalan Kampus, yang setiap malam bak pasar malam menerima kehadiran kaum mahasiswa dan penduduk setempat.
Setelah sampai di tempat kost. Sepeda made in Jepang kesayanganku ini saya parkir seperti biasa. Sudah lima bulan lebih sepeda selalu saya taruh di atas bangku panjang yang terletak persis didepan kamar tidurku. Â
Sementara nasi bungkus yang saya bawa segera saya taruh di lemar dapur. Lemari yang terletak di depan kompor itu adalah tempat  favorit saya untuk menaruh makanan. Saya kembali masuk kamar dan menuju ke kamar mandi untuk sedikit bersih-bersih badan.Â
Cuci muka, gosok gigi dan cuci kaki adalah ritual yang saya biasakan juga sebelum tidur. Setelah ganti baju tidur dengan kaos andalanku ( kaos bergambar motor Vespa yang enak kalau buat tidur ) saya segera meringkut menyatu dengan bantal dan guling. Mimpi indahpun segera menyambut saya hahaha.Â
Kebiasaan jam tidur biologis saya membuat secara otomatis saya terbangun ketika pukul 06.00 wib. Seperti biasa sebelum menuju kamar mandi, saya memutar leher kekanan delapan putaran dan kekiri juga delapan putaran.Â