Mohon tunggu...
Cerpen

Ciuman Terakhir untuk Ayah

13 Februari 2019   17:02 Diperbarui: 13 Februari 2019   17:06 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terbangun disepertiga malam saat aku membuka mataku. Aku melihat ibu tidur sangat nyenyak dan dari raut wajahnya, ibu tampak kelelahan. Selama ayah sakit ibu sangat sibuk. Bagaimana tidak ibu lah yang merawat ayah selama ayah sakit. Ibu yang mengurus rumah, ibu juga yang harus bekerja untuk mencari uang. Aku memang membantu ibu tapi, tak seberapa sebanding pekerjaan ibu.

Sudah 6 bulan ayah sakit-sakitan dan satu bulan terakhir ini penyakit ayah semakin parah. Sehingga ibu memutuskan agar kami ber-5: ibu,ayah,aku dan ke 3 adikku tidur bersama diruang tamu yang cukup besar.

Saat aku bangkit dari kasur ku, aku melihat wajah ayah yang tampak kesakitan. Aku menghampiri ayah, aku melihat air mata mengalir dipipi ayah."ayah,kenapa ayah belum tidur?" tanyaku sambil mengusap air mata dipipi ayah."dada ayah terasa sesak nak,"jawab ayah sembari menggenggam tanganku yang sedang mengelus pipinya.

"Ayah, sudahlah jangan bersedih, ayah akan segera sembuh" ucapku untuk menghibur ayah". 

Aku membantu ayah bangkit dari tempat tidurnya, "kamu kenapa belum idur nak?" Tanya ayah padaku." Putri ingin sholat tahajjud ayah, putri ingin memohon kepada Allah agar ayah segera sembuh, karena semua penyakit datangnya dari Allah dan hanya Allah yang dapat mengangkat penyakit ayah. "jawabku pada ayah". lagi-lagi air mataku menetes. 

"Nak, ayah juga ingin sholat tahajjud, apa kamu bisa mengangkat ayah sendirian? Bantu ayah berwudhu ya nak,"pinta ayah padaku. 

Aku mengangkat ayahku dengan perlahan karna tubuhnya begitu kurus aku mengiringi ayah ketempat wudhu". Aku mengambil kursi kecil yang biasa ayah gunakan untuk duduk saat berwudhu. Tapi kali ini pinggang ayah terasa sangat sakit, lalu aku menyuruh ayah untuk tetap berdiri dan aku yang mengalirkan air wudhu' di semua bagian wudhu karena tangan ayah sangat lemah jika digerakkan.

Selesai berwudhu' aku mengiringi ayah menuju ruangan khusus untuk sholat. Ayah sholat dengan cara duduk Karena tak mampu untuk sholat seperti biasa. Malam itu ayah tak bhisa menjadi imam, karena tenggorokan ayah masih terasa sakit. Jadi, kami memilih untuk sholat sendiri-sendiri.
Setelah salam, aku berdzikir dan menyebut Asma Allah sebelum kumulai permohonanku dan pintaku kepada Ilahi. 

Dalam do'a ku aku meminta semua kebaikan,kekuatan ,ketabahan, kepada Allah untuk kedua orang tuaku. Aku meminta permohonan maaf atas segala dosa, dan kesalahan ku, kedua orangtua ku, dan adik-adik ku kepada Tuhan Yang Maha Pengampun, aku meminta kesembuhan untuk ayah ku. 

"Ya Allah aku percaya Engkau tak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaMu, Ya Allah, Engkau yang menurunkan penyakit kepada siapa yang Engkau kehendaki, dan hanya Engkau lah yang dapat mengangkat penyakit ayahku. Ku mohon sembuhkan ayahku Ya Allah," hatiku perih, tangisku meledak aku tak dapat berucap kata-kata lagi. Namun aku tahu, Allah mengerti apa yangku pinta  walau hanya isak tangis yang keluar dari bibirku. Tangis ku reda seketika melihat kekhusyu'an ayah yang sedang berdo'a. 

Ayah sangat lemah namun ia tak pernah berhenti mengucap syukur atas nikmat yang telah Allah berikan untuk ayah,ibu dan kami semua. Seusai berdo'a ayah memanggilku,"nak, tolong bantu ayah berdiri"pinta ayah padaku". Aku menghampiri ayah dan perlahan membangkitkan ayah dari tempat sholat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun